Highlight.ID – Kebudayaan Uyghur menjadi inspirasi koleksi pertama OMAQ, merek lokal yang menjual aneka macam perlengkapan bayi termasuk selimut. Guzelya, Pemilik OMAQ menuturkan unsur-unsur budaya Uyghur terlihat pada koleksi OMAQ yang pertama. Salah satunya ialah bendera Uyghur berupa bulan sabit berwarna biru. Koleksi pertama tersebut diberi nama “OMAQxLeenagul”, kolaborasi OMAQ dengan seniman Australia, Leena Kuerban.
Uyghur itu sendiri merupakan suku yang mayoritas beragama Islam yang mendiami wilayah Asia Tengah termasuk China. Bukannya tanpa alasan Guzelya menampilkan berbagai elemen Uyghur pada produk-produknya. Guzelya memang memiliki latar belakang etnis Uyghur yang memberikannya identitas internasional.
Wanita asal Perancis itu mengetahui adanya penggunaan tenaga kerja anak Uyghur secara paksa dalam produksi kain di China. Kain-kain dari China tersebut diekspor ke berbagai negara, termasuk Indonesia. Di sisi lain, pada tahun 2020, ketika krisis Uyghur mencapai puncaknya, Guzelya harus membesarkan bayinya. Ia tak ingin memakai produk-produk yang berasal dari penyiksaan manusia.
Hal ini mendorongnya untuk membuat produk yang lebih etis dan ramah lingkungan. Kemudian, lahirlah OMAQ yang berarti ‘lucu’ atau ‘cute’ dalam bahasa Inggris. Guzelya mengatakan, ” Sembilan puluh persen merek di Indonesia menggunakan kain-kain dari China karena kain Indonesia lebih mahal. Walau lebih mahal, kain Indonesia sedikit lebih etis dibandingkan kain China.”
“Jadi, misi saya di OMAQ adalah memastikan bahwa orang Indonesia dan secara internasional, orang lebih memilih kain Indonesia. Kita punya kualitas material yang lebih tinggi dan kesempatan lebih bagus untuk produksi lebih bagus di pabrik,” kata Guzelya kepada Highlight.ID di event Muslim LifeFest 2022.
Tak hanya sebatas berjualan produk perlengkapan bayi, OMAQ juga menyertakan nilai-nilai kultural yang beragam pada koleksinya. Nilai-nilai kultural itu diwujudkan dalam bentuk ilustrasi, desain maupun warna.
Koleksi selanjutnya, OMAQ menampilkan unsur-unsur kebudayaan Indonesia, menyertakan ilustrasi dari buku karya Kareem & Khaleel. Buku ilustrasi yang pertama tersebut bercerita tentang anak yang sedang mencari Tuhannya.
Adapun material yang sebagian besar digunakan yakni katun bambu. Alasannya, kain yang diproduksi di Indonesia ini terbuat dari 70 persen lebih sedikit air. Selain itu, katun bambu merupakan material organis yang ramah lingkungan.
Sedangkan target market yang disasar yakni mereka yang sadar terhadap anak, masyarakat serta kelestarian planet bumi. Namun selama ini, Guzelya belum melakukan pemasaran secara gencar di pasar Indonesia mengingat produk-produk yang dijual terbatas.
Guzelya berharap orang tak hanya memakai produlk tetapi juga memahami arti yang tersirat di baliknya. “Setiap desain kami memiliki banyak arti. Ketika bayi mengenakan selimut, mereka akrab dengan simbol-simbol tertentu yang menggambarkan harmoni, kebebasan atau keragaman,” Guzelya menambahkan.