Highlight.ID – Siswa modeling yang masih pemula dan baru belajar umumnya belum merasa nyaman untuk berpakaian terbuka. Hal ini menjadi peluang bagi Lia Ardiatami untuk mendirikan kelas modeling di mana siswa tidak diharuskan mengenakan busana minim. Dalam industri fashion, busana tertutup sering disebut dengan modest fashion.
“Kita mencoba masuk ke market yang baru, unik, belum ada di Jogja. Sebelumnya yang umum, malah khusus hijab. Kita nggak ingin eksklusif berkaitan dengan agama atau kelompok tertentu. Kami menyebutnya modest (fashion), kebetulan modest sedang naik,” ucap Lia Ardiatami, Pemilik Aeste Models kepada Highlight.ID.
“Nggak cuman muslim aja yang mulai melirik modest fashion. Banyak fashion enthusiast di dunia juga mulai melirik modest fashion,” sambungnya. Dalam pengamatan Lia, di wilayah Yogyakarta belum ada tempat kursus modeling yang memfokuskan diri pada modest fashion.
Baca Juga:
9 Tipe Model Profesional Buat Kamu yang Suka Berpose di Depan Kamera
Kursus modeling bernama Aeste Models yang didirikan Lia berdiri sejak tahun 2018. Namun pada awal berdirinya, ia menggunakan nama lain. Aeste Models itu sendiri namanya mulai digunakan sejak Desember 2021. Lia melakukan rebranding sekaligus memperkenalkan layanan terbarunya yakni agensi modeling.
Hingga kini, Aeste Models hanya membuka kelas modeling khusus untuk kaum perempuan usia 13 sampai 31 tahun. “Setelah berjalan 12 batch, kita pengin berkembang menjadi manajemen (model), terus ada kelas kids juga,” katanya. Menurut Lia, kelas anak-anak terbuka bagi putri dan putra.
“Setiap batch-nya biasanya 15 sampai 20 peserta. Dari batch yang sudah berjalan, lulusan yang pernah belajar, kita saring, kita bina lagi yang potensial. Mereka yang pengin fokus, serius meneruskan kariernya atau passion-nya di bidang modeling, itu kita bina lagi” Lia menambahkan.
Adapun materi-materi kelas terdiri dari catwalk, photoshoot, pembuatan composite card, personal branding, basic public speaking, makeup, dan lainnya. Dalam setahun, Aeste Models membuka pendaftaran siswa baru sebanyak 4 sampai 5 kali. “Nanti di akhir batch ada acara semacam wisuda, kita menyebutnya Awarding Night. Setelah rangkaian kelas, anak-anak ini kita buatkan acara fashion show sebagai wujud evaluasi akhir dari apa yang sudah mereka dapatkan,” kata Lia.
“Kita bekerja sama juga dengan brand-brand dan fashion designer lokal, MUA-MUA yang banyak juga di Jogja, koreografer. Kita buatkan acara fashion show, di situ mereka praktik pake baju dari desainer. Hasil dari acara fashion show itu jadi portfolio mereka juga. Nanti bisa mereka pakai untuk nyari job atau casting untuk acara-acara yang lebih besar,” ia menambahkan.
Menurut Lia, Aeste Models didukung sejumlah instruktur berpengalaman mulai dari model hingga fotografer profesional yang mampu mengarahkan dan membimbing siswa. “Dengan instruktur dan materi yang cukup variatif ini, kita melihat anak-anak kalo belajar di Aeste Models, insight-nya, wawasannya jadi lebih banyak,” tambahnya.
“Mudah-mudahan bisa memberikan lebih banyak manfaat ke berbagai pihak dan bisa melahirkan model-model yang baik, berprestasi, berbakat,” Lia berharap.