Highlight.ID – Maestro gitar Dewa Budjana merilis album solo terbarunya yang bertajuk “Mahandini”, sebuah nama yang memiliki makna filosofis. Budjana menjelaskan bahwa “Mahandini” berasal dari 2 kata, yakni ‘maha’ yang artinya ‘besar dan ‘nandini’ yang berarti ‘kendaraan’. Ibaratnya, album Budjana yang dirilis pada bulan Desember 2018 seperti kendaraan yang agung di mana ada beberapa musisi berkelas yang terlibat di dalamnya.
Menariknya, dalam penggarapan albumnya yang ke-10 ini, Budjana berkolaborasi dengan musisi-musisi kelas dunia yang kemampuan bermusiknya tak diragukan lagi. Para musisi yang terlibat dalam pembuatan album Budjana yakni Jordan Rudess, gitaris Dream Theater, Mohini Dey, bassist asal India, Marco Minnemann, mantan drummer Necrophagist, dan John Fusciante, mantang gitaris Red Hot Chilli Peppers.
Menurut Budjana yang juga merupakan gitatis GIGI, kolaborasinya dengan John Fusciante karena faktor kedekatan di antara mereka berdua. Padahal, Fusciante yang dikenal sebagai maestro funk rock dunia terbilang sulit untuk diajak berkolaborasi. Selain itu, Budjana juga mengajak Soimah yang membawakan sebuah lagu pada karyanya yang berjudul “Hyang Giri”. Lirik lagu tersebut dibuat sendiri oleh Soimah yang mengisahkan tentang gunung-gunung yang membentang di Indonesia.
Budjana pun mengaku bahwa keterlibatan para musisi kelas dunia dalam album kali ini merupakan keberuntungan dalam perjalanan solo kariernya. Sebelum memulai rekaman, Budjana telah berteman dengan para musisi tersebut dan mengirimkan notasi dan partitur komposisi musik kepada mereka. Budjana pun tidak terlalu memikirkan genre musik yang diusung para musisi tersebut. Baginya, yang penting adalah berkarya.
Dalam album “Mahandini” terdapat 7 buah lagu yang dua di antaranya diciptakan oleh Frusciante. Sedangkan inspirasi dalam proses pembuatan lagu, didapatkan dari situasi yang terjadi saat ini seperti alam, Indonesia, dan lingkungan sehari-hari. Berbeda dibandingkan dengan album-albumnya terdahulu yang kental dengan nuansa jazz, album “Mahandini” menyertakan unsur progressive rock.
Budjana mengungkapkan bahwa dirinya menginginkan sesuatu yang berbeda. Ia pun ingin melihat bagaimana hasilnya jika deretan komposisi etnisnya direspon oleh musisi progressive rock. Rekaman secara live akhirnya dilakukan di Los Angeles, Amerika Serikat dan hanya dilakukan selama 1 hari untuk menghemat biaya produksi.
Untuk urusan penjualan album “Mahandini” di Indonesia, Budjana menjalin kerja sama dengan Bukalapak. Sedangkan beberapa pihak yang berperan dalam penjualan album yang berbentuk piringan hitam dan digital platform di luar negeri yakni Moonjune Records di Amerika Serikat, F22 Freiland di Eropa, dan King Records di Jepang.
Adapun deretan lagu di album “Mahandini” yaitu “Queen Kanya”, “Crowded”, “mahandini”, “Hyang Giri”, “Ilw”, “Zone”, dan “Jung Oman”. Sebelum peluncuran secara resmi album “Mahandini”, Budjana telah menggelar tur bertajuk “Samucayya Roadshow to Mahandini” di 5 kota yaitu Cirebon, Purwokerto, Semarang, Solo, dan Yogyakarta.