Highlight.ID – Yogyakarta yang terkenal sebagai Kota Pendidikan menarik bagi para mahasiswa untuk kuliah di sana. Tak terkecuali Tengku Fadli Akhmazi, pemuda asal Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah yang kuliah di Jogja sejak tahun 2010. Namun setelah menjalani masa kuliah di sebuah perguruan tinggi swasta hingga tahun 2013, ia merasa tidak betah karena jurusan yang diambil tidak sesuai dengan minatnya.
Waktu itu, ia hanya menuruti keinginan orang tuanya dengan harapan ketika lulus kuliah bisa bekerja sebagai pegawai kantoran. Di sisi lain, Tengku pada dasarnya lebih menyukai bidang seni sementara orang tuanya tidak menyetujui. “Ketika aku ngejalanin di kampus merasa nggak nyaman. Pada akhirnya, nggak jelas lah di Jogja kayak luntang lantung main ke sana ke sini. Ketika bermain sambil kerja juga tapi kerjanya serabutan. Ketika kerja itu merasa nggak ada yang cocok,” cerita Tengku kepada Highlight.ID.
Kerja di Barbershop
Dalam situasi yang serba tidak menentu tersebut, seorang teman menawari Tengku untuk bekerja di barbershop. “Kebetulan dari dulu, waktu jaman sekolah suka potong rambut. Memang suka dari kecil cuman nggak pernah didalemin. Akhirnya waktu teman nyuruh itu, aku cobain kerja di barbershop,” tambahnya. Menurutnya, keterampilan dalam hal pangkas rambut sudah dimilikinya secara otodidak sejak kelas 3 SMP.
Waktu itu, Tengku mengelola barbershop milik temannya di daerah Maguwoharjo, Sleman, Yogyakarta. Setelah sekira satu satu tahun bekerja di sana, ia pindah ke barbershop lain. Sementara pada saat yang bersamaaan, Tengku tidak pernah kuliah lagi dan memutuskan untuk berhenti kuliah. Akhirnya, orang tuanya mengetahui ia bekerja di barbershop dan menyuruhnya untuk pulang ke kampung halaman.
Baca Juga: Alat-alat Salon Kecantikan, Mulai dari Gunting Rambut hingga Catok
Namun demikian, Tengku menolak keinginan orang tua dan memutuskan untuk tetap bertahan di Jogja, menekuni kariernya di dunia barbershop. Dengan fokus bekerja di barbershop, Tengku mempunyai kesempatan untuk berkomunikasi dan melayani langsung pelanggan sekaligus melatih mentalnya. Selera dan preferensi konsumen yang berbeda-beda dalam hal gaya rambut menjadi tantangan tersendiri bagi Tengku. “Pengetahuan tentang model-model rambut kita juga harus mulai update,” katanya.
Ajang Pencarian Bakat
Pada tahun 2017, Tengku ikut berpartisipasi di The Cuts Indonesia, yakni ajang kompetisi pencarian bakat di bidang tata rambut yang ditayangkan di stasiun televisi swasta Trans7. “Waktu ikut audisi di Jakarta, akhirnya diterima masuk 16 besar peserta, salah satu perwakilan dari Jogja. Sampai di posisi lima besar, aku dieliminasi,” ujar dia.
Meski tidak meraih juara, lewat ajang The Cuts Indonesia, Tengku mengakui memperoleh banyak pengalaman dan keterampilan baru. Berbagai macam keterampilan tentang pangkas rambut diperolehnya dari para hairstylist ternama Indonesia.
Baca Juga: BelajarSalon Ajarkan Cara Memotong Rambut Dalam Waktu 2 Hari
Salah satu keterampilan yang didapatnya waktu itu yakni memotong rambut perempuan. Walau demikian, Tengku mengaku lebih suka memotong rambut pria. “Skill (pangkas rambut) udah pasti meningkat, terus pengetahuan tentang rambut yang tadinya nggak tahu, (lalu) jadi tahu. Wawasannya jadi lebih luas,” ungkapnya.
Membuka Bisnis Barbershop
Sejak mengikuti ajang pencarian bakat tersebut, namanya mulai dikenal banyak orang. Syahdan, ia balik ke Jogja dan mulai merintis usaha dengan nama Tengku Fadly Hair Studio yang berada di kawasan Mlati, Sleman. Dalam mengelola bisnis barbershop, Tengku tak sendiri melainkan bekerja sama dengan rekannya bernama Gumi. Di tempat itu pula, Gumi juga membuka usaha coffee shop.
Tengku menjelaskan bahwa pelanggan harus melewati sesi konsultasi dulu sebelum potong rambut. Hal itu penting agar ia dapat betul-betul memahami gaya rambut yang sesuai dengan selera klien. Tak hanya soal potongan rambut, jenis pekerjaan dan gaya berbusana klien juga diuliknya. Hal itu akan menentukan bagaimana potongan rambut klien nantinya. “Karena antara model rambut dengan pakaian akan nyatu (saling melengkapi), kalo menurutku,” katanya.
Dalam menjalankan bisnisnya, Tengku bersama Gumi membentuk tim yang terdiri dari para barber berpengalaman. “Selama ini kan, aku motong rambut sendirian doang. Aku mikir ke depan, nggak mungkin aku harus motong (rambut) sendirian terus karena semakin hari semakin tua. Kalo tua kan, pasti performa pasti mulai menurun. Udah waktunya, mulai sekarang membangun tim. Nggak harus aku yang terjun langsung ke lapangan. Aku lebih ke edukator,” ungkap Tengku.
Baca Juga: Jenis-jenis Gunting dan Fungsinya yang Dipakai di Salon/Barbershop
Perawatan untuk Pria
Tengku Fadly Hair Studio sendiri fokus melayani berbagai macam perawatan rambut pria (hair grooming). Ia menambahkan, “Untuk pelayanan nggak cuman potong rambut, ada hair coloring, hair masker, next ada creambath juga. Yang tadinya perawatan-perawatan untuk memanjakan rambut yang dulunya hanya ada di salon khususnya untuk cewek, tapi di sini aku coba (memberikan) perawatan-perawatan untuk cowok.”
Dalam pengamatannya, kebanyakan cowok enggan datang ke salon kecantikan untuk mendapatkan perawatan karena merasa kurang nyaman. Untuk itulah, ia ingin mengembangkan agar barbershop miliknya bisa melayanai berbagai macam perawatan seperti di salon tapi dengan atmosfer yang cocok bagi pria. “Sampai sekarang, ada yang tertarik seperti itu,” kata dia.
Kesadaran masyarakat untuk menjaga penampilan termasuk model rambut semakin meningkat karena berkaitan dengan citra diri. Frekuensi pelanggan yang dapat ke Tengku Fadly Hair Studio sangat beragam, ada yang seminggu sekali hingga sebulan sekali. Tengku menjelaskan, “Tergantung orangnya, ada yang rambutnya panjang dikit udah gatal, pengin ngerapiin rambut. Ada yang dia pengin motong rambut nunggu rambutnya benar-benar panjang banget. Ketika dipotong kelihatan hasilnya, perubahannya seperti apa. Nggak tentu juga, karakter orang beda-beda.”
Baca Juga: Tertarik Berbisnis? Begini Cara Memulai dan Menjalankan Bisnis Barbershop
Selain pemasaran dari mulut ke mulut, Tengku Fadly Hair Studio juga mengandalkan promosi lewat media sosial. Gumi mengatakan bahwa target market Tengku Fadly Hair Studio yang pertama adalah mahasiswa. “Kalo rentang usia, target market kita dari usia (anak) SMA kelas 1 sampai 40 – 55 tahun. Segmentasi kita middle-up. Lebih ke premium service,” ujarnya.
Menurut Gumi, Tengku Fadly Hair Studio termasuk salah satu pionir barbershop di wilayah Yogyakarta. Namun mereka masih perlu melakukan edukasi lagi ke masyarakat tentang berbagai macam layanan yang ada di Tengku Fadly Hair Studio.
Kelas Potong Rambut
Selain melayani pelanggan, Tengku juga membuka kursus singkat bagi mereka yang ingin belajar potong rambut. Siswa akan dibekali dengan berbagai macam keterampilan dalam hal pangkas rambut hingga siap kerja. “Kita di sini paketnya (kelas) banyak. Ada yang private class, ada yang public class. Ada juga khusus untuk basic, yang profesional juga ada,” tambahnya.
Motivasi siswa mengikuti kursus bermacam-macam, ada yang ingin cepat mendapatkan pekerjaan atau berkeinginan membuka bisnis barbershop sendiri di kemudian hari. “Harapannya dengan adanya Hair Academy ini, kita bisa mengeluarkan ijazah yang benar-benar diakui orang dan pemerintah. Industri (barbershop) ini nggak bisa dipandang sebelah mata lagi. Ini pekerjaan yang sangat menjanjikan ke depannya,” ucap dia.