
Highlight.ID – Fashionista, itulah sebutan untuk orang-orang yang peduli pada penampilan luar. Sangat wajar saat mereka mempunyai sederet daftar desainer-desainer favorit pilihan mereka sendiri. Salah satu item fashion yang wajib dikoleksi wanita yaitu sepatu. Jenis-jenis sepatu yang beredar di pasaran amat banyak jumlahnya, namun sepatu hasil karya desainer tersohor memiliki keistimewaannya tersendiri.
Pada artikel kali ini, kita akan mengungkap sederet nama desainer sepatu yang mungkin belum kamu ketahui. Kiprah para desainer ini sudah mendunia dengan hasil karya yang luar biasa memukau. Siapa saja sih mereka? Yuk, kita simak 6 desainer sepatu terkenal di dunia berikut ini.
Desainer Sepatu yang Terkenal di Dunia
1. Christian Louboutin

Christian Louboutin lahir di Perancis (1963). Beliau adalah anak terakhir dari tiga saudara perempuannya. Louboutin terinspirasi oleh buku desain Roger Vivier, perancang mode lain, yang diberikan oleh seorang temannya. Hatinya tergerak untuk mulai membuat sketsa sepatu di awal masa remajanya. Ia bermimpi untuk membuat alas kaki yang fantastis. Louboutin sampai mengabaikan studi akademisnya hingga dikeluarkan dari sekolah pada usia 16 tahun. Ia sempat ke Mesir dan menghabiskan satu tahun di India.
Louboutin kembali ke Paris. Ia segera bergerak untuk mencari kerja dan mendapat kerja di kabaret Paris yang terkenal bernama Folies Bergere. Dia melakukan pekerjaannya dengan tekun, tanpa melupakan mimpi besarnya untuk menjadi seorang desainer sepatu. Tekadnya untuk terjun ke dalam dunia mode sudah bulat, selang 2 tahun (1980-an), ia menyusun portofolio gambar sepatu hak tinggi yang cukup rumit. Dengan optimis, dia membawa gambarnya ke rumah-rumah mode. Jerih payahnya tidak sia-sia, ia mulai bekerja untuk desainer sepatu, Charles Jourdan.
Baca Juga: Onitsuka Tiger, Brand Sepatu Olah Raga Asal Jepang yang Banyak Diminati
Pada awal tahun 1990-an, Louboutin mendirikan tokonya sendiri di Paris, Perancis sekaligus meluncurkan sepatu wanita ciptaannya sendiri. Beliau mengaku mendapat inspirasi dari asistennya. “Asisten saya duduk di sana, mengecat kuku merahnya. Saya melihat dan memutuskan untuk mewarnai sol dengan warna merah.”
Pada tahun 1993, dia menambahkan sol merah pada produknya. Sepatunya dinilai artistik dan seksi. Hal ini segera menarik orang-orang seperti Putri Caroline dari Monako, salah satu pelanggan awalnya. Selebriti Madonna juga membantu memperkenalkan Louboutin kepada dunia, dengan mengenakan sepatu hak tinggi miliknya.
Pada awal abad 21, Louboutin membuka butik unggulan Eropa di Mount Street London, Inggris dan beberapa toko lain di Jakarta, Indonesia; Las Vegas, Amerika; Tokyo, Jepang; Paris, Perancis; dan Singapura. Pada tahun 2003, Louboutin memproduksi tas wanita. Beberapa tahun kemudian, dia memulai lini sepatu prianya. Juga, memperkenalkan produk kuteks, lipstik dan parfum. Louboutin telah berhasil mengubah sepatu surrealismenya menjadi kisah sukses internasional, yang dapat menginspirasi orang lain.
2. Roger Vivier

Roger Vivier terkenal sebagai perancang sepatu asal Perancis paling inovatif dari abad ke-20 dan seterusnya. Vivier mengenyam pendidikan di l’Ecole des Beaux Arts di Paris, Perancis. Sepatu buatan Vivier memiliki kemampuan luar biasa untuk terlihat avant-garde dan punya nilai sisi klasik. Vivier menelusuri kembali sejarah mode dan maju mendalami ilmu teknik dan sains sebagai bentuk inspirasinya. Vivier menciptakan alas kaki yang dikenakan oleh beberapa orang bergengsi dari abad ke-20 dan 21. Di antaranya ada The Beatles, Diana Vreeland, Gloria Guinness, Ratu Elizabeth II, Marlene Dietrich, dan Ava Gardner.
Baca Juga: Vans, Merek Skateboarding yang Jadi Idola Kawula Muda
Vivier adalah salah satu desainer pertama yang menggunakan plastik bening dalam desain produk sepatunya. Desain plastik pertamanya diciptakan pada akhir 1940-an, setelah Perang Dunia II (PD II). Pada tahun 1942, ia mempelajari desain topi wanita. Pada tahun 1945, ia membuka toko di New York, Amerika. Pada tahun 1954, desain tumit stiletto karya Vivier sangat dilirik dan dihargai.
Interpretasi Vivier terhadap stiletto yang ada luar biasa dan inovatif pada saat itu. Dia mengembangkan dan menghidupkan kembali dengan menggunakan batang baja ramping untuk memproduksi sisi sepatu bagian tumit. Vivier menggambarkan desain sepatunya lebih dari sekedar mode.
Vivier tidak berhenti berkarya, ia terus bereksperimen dengan ide untuk bentuk baru yang unik. Guna memperindah sepatu, Vivier menggunakan berbagai bahan, seperti mutiara, batu, manik-manik, permata, renda, dan sutra. Dia menemukan berbagai kombinasi untuk menempatkan barang-barang tersebut di atas sepatu untuk membuatnya menonjol di antara sepatu yang lain.
Ia juga datang dengan ide sepatu boot sutra satin selutut, yang digariskan dengan berbagai permata dan sepatu paha tinggi, yang terbuat dari rajutan elastis dihiasi manik-manik noir. Banyak juga sepatu yang dibuat khusus dengan sulaman tangan menggunakan benang emas.
Baca Juga: Girls, Begini Cara Memilih High Heels yang Tepat
Desain asli Vivier telah menjadi artefak dan dipamerkan di Museum Kostum Metropolitan Museum of Art, New York, Amerika Serikat. Sebagian lain dipamerkan di Toronto Shoe Museum, London Victoria & Albert Museum dan Louvre’s Musée du Costume et de la Mode. Secara keseluruhan, ideologi pelopor mereknya adalah untuk menyediakan alas kaki yang feminin, elegan dan baru. Tujuannya adalah untuk menghasilkan desain sepatu inovatif yang bisa menanamkan kegembiraan di pasar mode.
3. Steve Madden

Steve Madden lahir tahun 1958. Ia adalah perancang dan pebisnis mode asal Amerika. Madden lahir di Far Rockaway, Queens, Amerika. Pada tahun 1990, dia memulai membangun sebuah perusahaan dengan modal awal sebesar 1.100 dolar, dengan cara menjual sepatu-sepatu miliknya. Kariernya mulai sukses melejit naik.
Sama seperti bumi yang berputar, begitu pula kehidupan. Kehidupan Madden menyurut pada tahun 2002, Madden dihukum atas kasus manipulasi saham, uang dan penipuan sekuritas. Dia dijatuhi hukuman 31 bulan penjara. Hal itu membuatnya mengundurkan diri sebagai CEO dari Steven Madden sekaligus dari dewan direksi. Pada tahun 2005, Madden dibebaskan dari penjara hingga perusahaannya bisa kembali pulih dari keterpurukan.
Baca Juga: 10 Brand Sandal dan Sepatu untuk Tampil Kece Setiap Saat
Kini, Madden sudah memiliki sekitar 250 toko di seluruh dunia. Kehidupannya yang penuh warna warni dituangkan ke dalam film dokumenter Maddman: The Steve Madden Story. Filmnya disutradarai oleh Ben Patterson. Ia menyatukan rekaman perusahaan Madden bekerja dipadukan dengan kehidupan pribadinya sendiri. Maddman: The Steve Madden Story terkesan hidup dan cukup menghibur.
4. Sophia Webster

Webster adalah perancang sepatu berdarah Inggris. Ia menghasilkan berbagai gaya untuk sepatunya, mulai dari platform dan tumit kucing hingga flat dengan hiasan manik-manik, yang terinspirasi oleh penutup kepala suku Cina. Produk Webster yang paling hits adalah sandal tali pergelangan kaki yang menggambarkan matahari terbenam, tidak lupa dengan pohon palem. Koleksi ini menguji daya imajinasi yang menyenangkan.
Webster merupakan jebolan dari Cordwainers College dan The Royal College of Art. Ia juga ditunjuk sebagai asisten desainer untuk Nicholas Kirkwood. Dengan berlatar belakang seni rupa, ia mengerjakan semua desain gambarnya pakai tangan. Dia membuktikan kemampuan desainnya melalui beragam pilihan gaya yang ditawarkan, seperti sepatu bertumit dengan berbagai ketinggian, flat dan sepatu kets untuk gaya yang lebih kasual. Ia telah berhasil membuktikan nilai estetika pada produknya di berbagai kategori.
Pada tahun 2012, Webster mendirikan label eponimnya. Lalu, pada tahun 2013, ia memulai debut untuk koleksi pertamanya. Webster dianugerahi beberapa penghargaan, yaitu Conde Nast Footwear Emerging Designer of the Year (2012), British Fashion Award untuk Emerging Accessories Designer (2013) dan New Gen Award British Fashion Council untuk 3 musim pertamanya berturut-turut. Dia juga memenangkan BFC Vogue Fashion Fund (2016), sebagai perancang sepatu kedua dalam sejarah yang menerima hadiah bergengsi ini.
Sekarang, produknya hampir selalu hadir di kancah internasional dan didistribusikan ke lebih dari 200 pengecer di seluruh dunia. Webster mengaku ia banyak mendapat inspirasi dari negara Brazil dan seniman ternama, Yayoi Kusama, yang karya-karyanya identik dengan warna-warna cerah sealigus mengedepankan motif yang aneh tapi mempesona guna menambah daya tarik pembeli.
Baca Juga: Mengulik Sejarah Nike, Merek Sepatu yang Terkenal dengan Logo Swoosh-nya
5. Charlotte Olympia Dellal

Charlotte Olympia Dellal lahir di lahir di Cape Town, Afrika. Ia merupakan anak dari Dell Dellal dan Andrea Dellal. Hidupnya berpindah-pindah. Ia sempat tinggal di London, Inggris; Paris, Perancis dan Rio de Janeiro, Brazil. Dellal mulai mendesain dari kecintaannya pada dunia mode sekaligus sebagai bentuk visualisasi nostalgia bentuk glamor Hollywood jaman dulu.
Tidak perlu waktu lama baginya, untuk menemukan bakat desain sepatunya. Ia geluti hal itu sambil belajar di London College of Fashion dan melanjutkan untuk lulus dari Cordwainers sebelum meluncurkan mereknya sendiri. Setelah lulus, Dellal mengejar ambisinya dan meluncurkan mereknya sendiri, berbasis di London pada tahun 2008.
Toko-toko Dellal menjamah daerah Mayfair, Brompton Cross, Beverly Hills, Las Vegas, Manhattan, South Coast Plaza, Moskow, Dubai, dan Bangkok. Koleksinya juga bisa didapat di beberapa pengecer paling bergengsi di dunia termasuk Beymen, Neiman Marcus, Harrods, On Pedder, Bergdorf Goodman, Isetan, dan Printemps.
Charlotte Olympia telah menjadi label yang diakui secara internasional, dengan penggemar dari berbegai kalangan. Dia mengutarakan opininya, “Saya merasa lebih bersemangat ketika saya melihat seorang wanita berjalan-jalan memakai desain (sepatu) saya.”
Baca Juga: 6 Sepatu Sneakers Paling Klasik yang Layak Kamu Koleksi
6. Brian Atwood

Produk Brian Atwood didambakan secara global sebagai bentuk pengerjaan yang sangat indah, yang memperlihatkan detail hyperluxe. Kecintaan Atwood pada dunia mode dimulai sejak usia dini. Saat ia tengah terpaku pada pakaian dan aksesori ibunya. Atwood memutuskan untuk belajar seni dan arsitektur di Southern Illinois University.
Atwood menghabiskan waktu selama tujuh tahun sebagai model. Di sela-sela waktu luangnya, Atwood membuat sepatu. Lambat laun, ia berhenti jadi model dan bekerja sebagai desainer. Saya melamar pekerjaan ke Versace dan Gucci. Versace memanggil Atwood untuk wawancara dengan Gianni. Usahanya mencari pekerjaan berbuah manis. Itu adalah pengalaman berharganya yang sudah mengubah hidupnya.
Selama bekerja, ia mencoba menguasai seluk-beluk desain alas kaki. Atas usahanya, ia mendapat penghargaan sebagai Direktur Kreatif Bally dari tahun 2007 hingga 2009. Produknya dicintai oleh semua orang terlebih wanita di seluruh dunia karena siluetnya yang tak kenal takut dan sepatu hak tingginya yang khas. Atwood menanamkan pesona, nafsu dan keinginan ke dalam semua produk yang dia desain.
Bakat para desainer sepatu dunia ternama di atas tentu menginspirasi desainer sepatu lain untuk mengikuti jejak kesuksesannya lewat ide-ide baru dan brilian, yang dikembangkan dalam bentuk rancangan mode. Satu hal yang memang pasti, bicara tentang dunia fashion tidak akan pernah ada habisnya dan selalu menjadi topik hangat untuk diperbincangkan. Karena itu, dunia fashion tidak akan pernah mati malah akan semakin berkembang dari musim ke musim. (fa/na)