
Highlight.ID – Berbicara tentang brand yang sering diartikan sama dengan merk, pikiran kamu langsung tertuju pada faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi pembentukan sebuah brand image. Ya, brand memang bagian terpenting dari sebuah produk, baik barang maupun jasa.
Boleh dibilang, identitas utama dari sebuah produk bisa dilihat pertama kali dari brand image-nya. Mau tidak mau, suka maupun tidak suka. Sebagai contoh saja, kamu para kaum hawa, sedang dihadapkan pada dua pilihan kosmetik. Katakanlah compact powder, di mana yang pertama merupakan brand yang cukup dikenal di masyarakat dan satu lagi dengan produk yang sama tanpa brand apapun. Mana yang akhirnya kamu pilih?
Pasti kamu akan lebih memilih yang memiliki brand, kan? Ada rasa percaya dan sugesti pada produk yang diberi brand, apalagi yang sudah dikenal di mata masyarakat. Seakan-akan ada jaminan bahwa produk tersebut memberikan kualitas yang lebih baik daripada yang tidak memiliki brand atau kurang terkenal di masyarakat. Ya, itulah yang dinamakan brand image. Ada banyak nilai yang melekat di dalamnya yang akhirnya mendorong perilaku konsumen untuk menggunakannya. Dan tidak mungkin, akan menimbulkan ketergantungan yang berujung pada loyalitas merek.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Terbentuknya Brand Image
Faktor-faktor pembentuk brand image sebenarnya hampir mirip dengan komponennya. Merujuk pada Shiffman dan Kanuk, faktor-faktor pembentuk brand image dirumuskan secara praktis sebagai berikut.
Baca Juga: Pengertian Identitas Merek Serta Komponen dan Manfaatnya
1. Kualitas atau mutu
Faktor ini jelas berkaitan erat dengan kualitas suatu produk yang ditawarkan oleh perusahaan atau produsen dengan brand tertentu. Kualitas atau mutu sangat ditentukan oleh penggunaan bahan baku yang berkualitas, kerapian suatu produk tersebut diproduksi, dan hal lain yang erat kaitannya pada suatu produk, baik berupa barang maupun jasa.
Mirip seperti kata pepatah Jawa yang sering terdengar, “Ono rego, ono rupo”, atau “Ada harga, ada rupa (kualitas)”. Contohnya saat kamu dihadapkan pada fenomena pilihan barang original, barang KW 1, KW 2, KW 3, dan seterusnya yang beredar di pasaran. Bagi kamu yang memilih barang original, pastilah akan mendapatkan kualitas yang terbaik. Istilahnya bisa dianalogikan seperti hasil fotocopy selalu lebih buram dari dokumen aslinya. Begitulah kualitas atau mutu memegang kendali.
2. Dapat dipercaya
Faktor ini berkaitan erat dengan persepsi yang dibentuk di masyarakat atas suatu produk. Jika informasi yang dihimpun akurat, dari sumber yang terpercaya, dan mengandung pengalaman-pengalaman positif, sudah pasti suatu produk memiliki kesempatan untuk dapat dipercaya oleh konsumen.
Tingkat kepercayaan akan membuat konsumen melakukan apa saja untuk brand yang dicintainya. Tak jarang, banyak dari konsumen yang memiliki tingkat kepercayaan yang tinggi dengan sukarela membentuk komunitas yang sangat mendukung identitas suatu brand.
Baca Juga: 15 Strategi Pemasaran yang Ampuh untuk Menarik Pelanggan Baru
Ini terjadi pada banyak brand otomotif. Salah satu yang komunitas yang berasal dari alasan ini dan cukup diperhitungkan keberadaannya dalam menopang sebuah produk dapat dilihat pada komunitas motor Yamaha. Salah satu contohnya adalah Yamaha Nmax Club Indonesia (YNCI) yang hampir memiliki chapter di semua kota di Indonesia dan membentuk komunitas yang sangat teredukasi baik tentang produk dan brand dari Yamaha Nmax tersebut.
3. Kegunaan atau manfaat
Faktor ini berkaitan erat dengan fungsi suatu produk. Tak dipungkiri, munculnya suatu produk yang kemudian dilempar di pasaran adalah karena sangat dibutuhkan kegunaannya. Bila sebuah brand image suatu produk sudah kuat, kegunaan atau manfaat ini juga merupakan daya dukung yang memadai. Sebab, dalam jangka panjang, konsumen memang menggunakan produk tersebut karena manfaat yang diperolehnya.
4. Pelayanan
Faktor ini berkaitan erat dengan tugas produsen dalam customer service atau melayani konsumennya dengan baik. Tugas pelayanan ini tidak saja sempit dan terbatas pada fungsi menangani komplain saja, tapi lebih dari itu.
Pelayanan seharusnya berada di semua lini. Mulai dari hulu ke hilir. Misalnya mulai dari jaringan distribusi hingga ke end user, keluhan konsumen di lapangan, sampai pada pelayanan dalam hal memenuhi informasi terkini yang saat ini banyak didapatkan dari informasi yang bertebaran di era teknologi informasi.
Baca Juga: 15 Strategi Jitu Meningkatkan Kualitas Pelayanan Pelanggan
Ya, dunia online pun, kini memegang peranan penting sebagai corong pelayanan. Brand image suatu produk akan makin terbentuk dengan pelayanan yang ditampilkan di ragam media publikasi online seperti media sosial sebuah perusahaan atau produsen yang mengusung suatu produk tertentu.
5. Risiko
Faktor ini berkaitan erat dengan untung rugi yang dirasakan konsumen. Tak ada gading yang tak retak. Pasti tak ada suatu produk yang diciptakan maha sempurna, tanpa cacat sedikit pun. Yang bisa dilakukan sebuah perusahaan atau produsen suatu produk adalah meminimalisasi apa yang menjadi kelemahannya dan menonjolkan apa yang menjadi kelebihan dari produknya. Dengan begitu, diharapkan risiko yang menyebabkan kerugian yang dirasakan konsumen dapat berkurang.
6. Harga
Faktor ini berkaitan erat dengan banyak atau sedikitnya jumlah uang yang dikeluarkan konsumen sebagai kompensasi atas suatu produk. Dan, biasanya akan mempengaruhi image dalam jangka panjang.
Sebagai contoh, bolehlah kita ambil brand maskapai penerbangan yang menjadi favorit banyak orang untuk berburu promo, Air Asia. Maskapai ini berhasil membentuk brand image-nya menjadi maskapai penerbangan yang tetap memberikan kualitas terbaik dengan harga yang terjangkau, atau bisa dikatakan termurah di kelasnya. Sehingga, dari awal kemunculannya hingga saat ini pun, Air Asia berhasil membentuk citranya dalam jangka panjang sebagai jagoan promo penerbangan termurah. Harga yang ditawarkan menjadi daya tarik utamanya.

7. Image
Faktor ini berkaitan erat dengan citra merk itu sendiri, negatif atau positifnya tergantung pada informasi yang berkaitan dengan merk suatu produk.
Image atau citra suatu produk pastinya juga tak dibentuk dalam waktu sekejap. Ia merupakan akumulasi upaya-upaya promosi yang terus diciptakan berkaitan dengan informasi yang terus mengalir mengenai suatu produk. Image ini juga bisa dikatakan menjadi nilai diri dari suatu produk yang di dalamnya mengusung sebuah brand.
Apa lagi faktor-faktor yang mempengaruhi suatu brand image? Kertajaya mengemukakan faktor-faktor yang berbeda namun masih satu benang merah dengan apa yang sudah dipaparkan di atas. Antara lain:
1. Komunikasi
Komunikasi yang dimaksud di sini adalah komunikasi yang berasal dari sumber lain yang belum tentu sama dengan apa yang dilakukan pemasar utama. Komunikasi dari sumber lain tersebut bisa berasal dari rantai distribusi yang panjang atas suatu produk, seperti pengecer. Dan, dapat pula berasal dari konsumen maupun kompetitor.
Baca Juga: Langkah-langkah untuk Mengevaluasi dan Memperbaiki Identitas Merek
2. Pengalaman
Pengalaman ini dibentuk oleh persepsi pribadi konsumen saat mencoba produk untuk pertama kalinya hingga menggunakannya beberapa kali. Karena pada dasarnya, konsumen kerap melakukan eksperimen-eksperimen yang pada akhirnya akan menyempurnakan persepsi yang dimiliki sebelumnya.
Di era teknologi informasi seperti ini, pengalaman personal konsumen yang dihimpun dalam bentuk testimoni dengan gaya soft selling terbukti ampuh untuk membentuk brand image yang positif. Misalnya melalui media sosial ataupun tulisan di blog yang diceritakan secara mengalir dan berdasarkan pengalaman pribadi.
3. Pengembangan produk
Produk dan brand yang melekat mesti bergandengan tangan untuk membentuk brand image yang makin positif ke depannya. Karena itu, pengembangan produk untuk terus melakukan inovasi dan meningkatkan performanya sangat penting untuk mendukung kemapanan brand dengan nilai-nilai yang diusung.
Faktor-faktor Pendukung Terbentuknya Brand Image yang Terkait dengan Asosiasi Merk
Brand image yang merupakan hasil akumulasi dari upaya membangun suatu produk dan brand, erat kaitannya dengan asosiasi merk. Menurut Keller, ini dia faktor-faktor pendukung terbentuknya brand image dalam keterkaitannya dengan asosiasi merk.
1. Keunggulan asosiasi merk (favorability of brand association)
Seperti yang sudah kamu tahu, faktor pembentuk brand image yang utama memang dari keunggulan produknya. Brand sudah dibuat bagus sedemikian rupa kalau tidak diimbangi dengan keunggulan produk, bisa dipastikan sulit untuk memperoleh brand image yang positif. Sebaliknya, keunggulan produk yang didukung brand efektif akan memenangkan persaingan pula.
Baca Juga: Kenali Jenis-jenis Pelanggan dan Cara Terbaik Menghadapinya
Kamu pasti sudah akrab dong dengan brand sepatu Converse yang ngehits di kalangan anak muda. Meskipun produk dan brand-nya sekaligus sering diduplikat dan dijual dengan harga miring, para konsumen setianya tak akan mudah untuk berpaling dari produk Converse yang original. Mengapa? Jelas karena keunggulan produk yang tetap menomorsatukan kualitas dan berinovasi. Faktor kenyamanan dan juga prestise tentu menjadi pertimbangan tersendiri.
2. Kekuatan asosiasi merk (strength of brand association)
Setelah keunggulan dinomorsatukan, kekuatan asosiasi merk juga perlu untuk dipertahankan. Caranya, dengan membangun kepopuleran suatu merk dengan strategi yang tepat sasaran melalui promosi yang efektif sesuai segmen pasar. Merk yang terkenal akan lebih mudah bertahan dalam kompetisi yang makin kompetitif dengan penyedia produk yang sama.
Bolehlah ambil contoh penyedia jasa informasi dan booking segala keperluan travel, Traveloka. Siapa yang tak kenal dengan kepopulerannya? Meski berada di tengah arus kompetisi yang sedemikian ketat dengan bermunculannya platform jasa sejenis, Traveloka mampu menunjukkan kelasnya sebagai rujukan utama para traveler untuk memenuhi kebutuhannya.
Ini tak lepas dari upaya yang dibangun Traveloka dalam membentuk kepercayaan konsumen terhadap kekuatan asosiasi merknya, yang diimbangi dengan keunggulan produk.
Baca Juga: Kenali Jenis-jenis Media Sosial untuk Meningkatkan Personal Branding-mu
3. Keunikan asosiasi merk (uniquesness of brand association)
Faktor pendukung terakhir ini berkaitan dengan keunikan-keunikan yang dimiliki sebuah produk. Pelopor transportasi online yang pasti sudah tak asing buat kamu, yaitu Go-Jek bisa dijadikan sebagai contoh. Keunikannya yang otentik menjadikannya tetap diminati pasar hingga saat ini meskipun bertebaran pula jasa sejenis yang terinspirasi dari kiprahnya. Bahkan, Go-Jek pulalah yang menginisiasi pertama kali layanan-layanan lain yang menjadi turunan produknya, seperti Go-Food, Go-Massage, dan sebagainya.
Itulah beberapa faktor yang mempengaruhi terbentuknya brand image dari beberapa yang dikemukakan para ahli. Dengan contoh-contoh di atas, semoga kamu bisa ikut membayangkan bukti nyatanya, ya.
Setelah mencermati faktor-faktor yang mempengaruhi terbentuknya brand image, kamu juga perlu tahu tentang keuntungan apa saja yang kemudian didapatkan dengan terciptanya brand image yang kuat. Selain itu, ada beberapa keuntungan yang bisa kamu peroleh, seperti: adanya peluang bagi produk dan brand untuk terus berinovasi dan memberikan dampak yang lebih baik untuk perkembangan bisnis ke depannya.
Brand image juga dapat membawa produk dan brand untuk bisa menghasilkan iklim keuangan yang prospektif, menciptakan konsumen loyal, membantu strategi pemasaran yang efektif dengan telah populernya suatu produk diikuti dengan brand-nya, membantu memberikan preferensi yang berbeda dengan kompetitor, membuat pemenuhan kebutuhan sumber daya manusia (SDM) baru mudah terpenuhi, mempermudah masuknya investor baru dan membuat bisnis bertahan dalam jangka panjang.
Ternyata, banyak keuntungan yang bisa kamu dapatkan dengan memperhatikan dan menerapkan faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan brand image. Jadi, tunggu apa lagi? Create your positive vibes on your brand image from now on. (pr/hw)