Home Beauty Mengekspresikan dan Meningkatkan Kepercayaan Diri Lewat Fashion

Mengekspresikan dan Meningkatkan Kepercayaan Diri Lewat Fashion

liputan event ui fashion week 2019 universitas indonesia influencer slebgram sosial media talkshow cara bagaimana tips berpakaian berpenampilan meningkatkan kepercayaan diri self esteem confidence
Mengekspresikan diri lewat fashion | Foto: Unsplash.com

Highlight.ID – Fashion seringkali dianggap hanya sebatas pakaian maupun aksesoris dengan berbagai macam pernak perniknya. Padahal jika kita gali lebih dalam, fashion dapat menjadi sarana untuk meningkatkan self esteem. Menurut Fadhilah Amalia, Psikolog dari Jemari Tangan, self esteem yaitu bagaimana seseorang mampu melakukan evaluasi terhadap dirinya sendiri.

Bersama Ian Hugen, Infuencer, Fadhilah tampil sebagai Pembicara pada sesi talkshow bertema “Fashion as A Channel to Build and Strengthen Self Esteem” di event UI Fashion Week 2019. Talkshow yang dihadiri oleh pemerhati fashion dan media sosial tersebut dilangsungkan di Kuningan City, Minggu (7/4).

Kaitannya dengan fashion, Fadhilah menjelaskan bahwa apabila seseorang mempersepsikan dirinya negatif karena tampilannya yang kurang sempurna, maka ia cenderung kurang percaya diri ketika harus berhadapan dengan orang lain. Sebaliknya, orang dapat merasa lebih percaya diri apabila ia memiliki persepsi yang baik terhadap dirinya.

“Jadi, sebenernya kita bisa menjadikan fashion sebagai cara untuk mengekspresikan diri asal kita sudah bisa percaya sama diri kita sendiri dan merasa diri kita sudah cukup baik,” kata Fadhilah.

liputan event ui fashion week 2019 universitas indonesia influencer slebgram sosial media talkshow cara bagaimana tips berpakaian berpenampilan meningkatkan kepercayaan diri self esteem confidence
(Kiri-kanan): Ian Hugen (Influencer) dan Fadhilah Amalia (Psikolog dari Jemari Tangan) di UI Fashion Week 2019 | Foto: Highlight.ID

Meski demikian, Fadhilah mengingatkan bahwa apabila kita terlalu sering melakukan evaluasi terhadap diri sendiri maka lama-lama akan merasa capek secara psikologis. Untuk mengatasi hal itu, Fadhilah menyarankan agar setiap orang bisa menerima dan mencintainya dirinya sendiri (self-love) terlepas dari segala kekurangan yang dimilikinya.

Selain itu, ia juga menekankan pentingya identitas maupun nilai-nilai positif yang dapat mencerminkan kepribadian dan jati diri seseorang.

Sementara, Ian Hugen mengaku bahwa dirinya sangat mencintai fashion dan ingin melakukan sesuatu di kehidupannya yang berkaitan dengan fashion. Karena kecintannya terhadap fashion, ia pun memutuskan untuk kuliah di Jurusan Fashion Management di sebuah perguruan tinggi.

Dalam perkembangannya, Ian seringkali menunggah foto-foto yang bertemakan outfit of the day (OOTD) di media sosial. Hal itu dilakukannya sebagai statement bahwa ia amat menggemari fashion. Meski demikian, ia merasa masih ada yang kurang dan berpikir bahwa ia bisa melakukan lebih dari apa yang sekarang ia capai.

“Aku merasa ada batasan-batasan yang diciptakan oleh masyarakat yang aku nggak boleh step out of it,” kata Ian. Setelah ia menempuh pendidikan di bidang fesyen, Ian menyadari bahwa begitu banyak konsep-konsep yang berkembang di masyarakat yang menghalangi dirinya untuk mengekespresikan dirinya.

Ia mengambil contoh bagaimana orang-orang pada zaman dulu orang-orang, termasuk pria, banyak yang mengenakan dress atau pakaian terusan. Demikian juga dengan high heels yang pada awalnya diciptakan dan digunakan untuk cowok. Dalam perkembangannya, sepatu high heels malah justru dipakai oleh wanita.

Berbekal pengetahuan itu, Ian lalu memutuskan untuk menampilkan gaya fashion yang cenderung genderless alias tidak memperhatikan apakah pakaian itu untuk pria maupun wanita. “Fashion has no gender, make up has no gender if only you are brave enough, confident enough to go out of the boundaries,” kata dia.

Ian sadar bahwa keputusannya itu bisa saja menimbulkan sindiran atau cacian dari orang-orang sekitar. Menghadapi hal itu, Ian lebih memilih untuk tidak mempedulikan “nyinyiran” yang ada dan tetap berpegang teguh pada pendiriannya.