
Highlight.ID – Memasuki usia setengah abad, Festival Teater Jakarta (FTJ) pada helatannya tahun 2023 ini menggelar ragam kegiatan. Selain lomba teater berjenjang—dimulai dari Babak Penyisihan di lima wilayah dan ke Babak Final di tingkat Provinsi DKI Jakarta sampai ke puncak acara Lebaran Teater—FTJ yang diselenggarakan oleh Dinas Kebudayaan Provinsi DKI Jakarta dan disupervisi Komite Teater Dewan Kesenian Jakarta salah satunya melaksanakan Pelatihan (Workshop) Menulis Kritik Teater.
Workshop Menulis Kritik Teater yang mengusung tema “Membaca, Menulis, Mengulas Seni Pertunjukan” diselenggarakan pada 27 dan 28 Juli 2023, bertempat di ruang rapat Dewan Kesenian Jakarta (DKJ), Cikini, Jakarta Pusat. Pelatihan ini dibimbing oleh dua penulis senior, Benny Yohanes (Bandung) dan Bambang Bujono (Jakarta).
Kegiatan pelatihan ini sekaligus menjadi program pembuka untuk rangkaian acara 50 Tahun Festival Teater Jakarta 2023 yang mengangkat tema Homo Theatricus: Kota, Subsistensi, dan Imajinasi. Tema ini secara keseluruhan mengandung pesan bagaimana para teaterawan Jakarta selama 50 tahun dengan segala suka duka, mempertahankan keberadaan FTJ sebagai ruang kreativitas dan pengembangan imajinasinya.

Memelihara sebuah festival teater bukanlah hal mudah. Jakarta adalah kota yang keras dan kompetitif. Dibutuhkan stamina kuat untuk itu. Sepanjang 50 tahun ini para Homo Theatricus: insan teater Jakarta, membuktikan pencapaian luar biasa. Tak henti-hentinya, melalui FTJ, gagasan-gagasan teater mengalir sepanjang perjalanannya. Boleh dibilang, FTJ adalah festival teater tertua di Asia Tenggara. Selama 50 tahun, FTJ mampu memosisikan dirinya sebagai festival yang memiliki kontribusi dalam sejarah estetika Indonesia dan Asia Tenggara.
Pertahanan hidup minimalis (subsistensi) atas keberlangsungan FTJ selama ini memang perlu terus-menerus mendapat penguatan pada seluruh sektor pendukungnya, termasuk pertumbuhan ekosistem teater yang kondusif. Salah satu elemen penguat ekosistemnya adalah para penulis kritik teater. Kritik teater sangat dibutuhkan dalam sebuah ekosistem teater yang sehat dan dinamik. Melalui kritik teater, seorang pelaku pertunjukan menerima pendapat-pendapat, penglihatan, dan tawaran diskusi dari pihak luar yang bisa berguna dalam proses kreatif selanjutnya.
Keprihatinan atas ulasan (kritik) teater yang ada, terutama di media massa, kecenderungannya pada menulis sinopsis pertunjukan teater, kurang mendalam pada penelaahan. Dua fasilitator workshop, Bambang Bujono dan Benny Yohanes, berdasar pengalamannya masing-masing, pada workshop menjelaskan perspektif menulis kritik teater yang betul-betul berangkat dari pengamatan di atas panggung, bukan sekadar menulis sinopsis pentas.

Kritik teater semestinya berfungsi sebagai jembatan antara sebuah pertunjukan dengan khalayak seni. Kritik teater bisa mejadi medium untuk membina apresiasi publik terhadap pembaharuan yang terjadi dalam jagat teater. Kepada publik luas, sebuah kritik teater, misalnya, bisa memberikan pendidikan atas pentingnya sebuah pertunjukan yang membawa bentuk-bentuk estetika baru dan apa maknanya bagi kebudayaan dan kemanusiaan.
Meluasnya tradisi kritik teater ke dalam masyarakat, akan menjadi pemicu dan pemacu munculnya inovasi-inovasi dan eksperimen-eksperimen estetika baru dalam panggung teater. Kritik teater pun bukan menjadi hal asing dari kehidupan masyarakat, namun bagian dari kewajaran. Masyarakat akan terbuka dengan gagasan-gagasan kreatif apapun yang dilahirkan para pekerja teater. Melalui tumpuan pemikiran inilah, Workshop Menulis Kritik Teater menandai tujuannya.
Setelah menyeleksi 46 calon peserta yang mendaftar melalui open call media sosial, ditetapkan 25 peserta yang dianggap memenuhi kriteria untuk mengikuti kelas Workshop Menulis Kritik Teater. Latar belakang para peserta beragam, mulai dari pegiat teater, wartawan seni pertunjukan, dosen seni pertunjukan, mahasiswa, dan penulis lepas. Para peserta workshop, selain mendapat bimbingan langsung oleh kedua instruktur, mereka mendapat tugas untuk menyaksikan dan menulis kritiknya atas pentas pentas teater di sepanjang rangkaian FTJ 2023, baik di helatan FTJ Babak Penyisihan, pentas teater di FTJ Babak Final, dan pentas teater di puncak acara FTJ (Lebaran Teater). Hasil penulisan para peserta workshop itu akan dipublikasikan pada website Festival Teater Jakarta.
Melalui program pelatihan ini, diharapkan akan tumbuh penulis-penulis kritik dunia seni pertunjukan yang akan menjadi kacamata ketiga pada sebuah pementasan. Pertumbuhan penulis kritik pun menjadi salah satu penguat dan pendaya hidup ekosistem perteateran di Jakarta.