
Highlight.ID – Apa yang pertama kali kamu lihat saat hendak membeli produk di toko? Ya, kemasan merupakan hal pertama yang kamu lihat yang bisa menjadi pertimbangan sebelum melakukan pembelian. Di pasar swalayan atau minimarket, umumnya, orang akan melihat-lihat kemasan terlebih dahulu sembari melintasi lorong di tengah rak-rak yang dipenuhi dengan bermacam-macam produk.
Pada dasarnya, kemasan didesain untuk menyimpan produk, melindungi produk dari kerusakan yang diwujudkan dalam berbagai macam bentuk dan ukuran. Namun, dalam dunia pemasaran, kemasan lebih dari sekadar alat pembungkus atau penyimpan produk semata. Kemasan produk (packaging) berfungsi pula sebagai media pemasaran dan branding yang sengaja dirancang untuk membangun brand image dalam benak konsumen.
Kemasan yang dirancang dengan desain yang bagus dan terkonsep dengan matang akan menimbulkan persepsi dalam benak konsumen bahwa produk yang ditawarkan berkualitas bagus. Oleh karena itu, perusahaan besar atau pebisnis UMKM melibatkan desainer produk maupun desainer grafis profesional untuk merancang kemasan produk yang tak hanya memiliki nilai fungsional tapi juga nilai estetika yang tinggi. Merancang desain kemasan yang efektif memerlukan pengetahuan yang luas mulai dari desain produk hingga strategi pemasaran.
Bagi konsumen, kemasan dapat membantu mereka mengenali lebih dalam tentang produk yang ditawarkan. Caranya yaitu dengan membaca informasi yang ditampilkan pada kemasan produk. Informasi yang dimuat pada packaging hendaknya merupakan hal-hal yang penting diketahui oleh konsumen. Misalnya, komposisi produk, tanggal kadaluwarsa, cara pemakaian hingga nomor customer service yang memudahkan konsumen untuk mendapatkan informasi lebih jauh.
Baca Juga:
7 Restoran Fast Food Populer yang Jadi ‘Juru Selamat’ di Kala Lapar
Fungsi Kemasan Produk (Packaging)
1. Proteksi
Apa jadinya jika produk tidak dikemas secara baik? Tentu saja, produk tersebut akan cepat rusak dan tidak bisa dipakai secara maksimal. Kerusakan pada barang merupakan hal yang sangat dihindari oleh pembeli karena mereka tidak mau menanggung rugi setelah membeli barang tersebut. Pada produk obat dan makanan, kemasan mampu melindungi produk dari paparan kuman atau bakteri yang bisa membahayakan bagi konsumen.
Dengan pengemasan yang baik, produk akan terlindungi dari paparan sinar ultraviolet, menjaga kelembaban udara, terhindar dari benturan keras yang membuatnya bisa bertahan lama. Pada produk-produk elektronik maupun barang yang rentan, kemasan pada bagian luar biasanya menggunakan bahan yang relatif tebal. Selain itu, masih ditambah pula dengan busa atau strereofoam pada bagian dalam untuk mengantisipasi adanya goncangan. So, lewat perencanaan yang matang, kemasan bisa mempertahankan keawetan barang dan bisa dipakai dalam jangka waktu yang relatif lama.
2. Informasi
Jika kamu perhatikan secara seksama, dalam kemasan produk terdapat beberapa informasi yang berkaitan dengan produk yang dijual. Jenis-jenis informasi yang dimuat bervariasi tergantung pada kategori produk. Namun, pembeli yang tidak jeli seringkali mengabaikan informasi pada kemasan karena biasanya ditampilkan dalam ukuran huruf yang kecil. Membaca informasi pada kemasan produk sangat disarankan karena memuat hal-hal yang penting untuk diketahui.
Baca Juga:
Cara Membangun Brand Image yang Bikin Pelanggan Tambah Loyal
Misalnya pada produk makanan yang kemasannya harus memuat tanggal kadaluwarsa, sertifikasi halal maupun tanda bahwa produk makanan telah lulus uji dari BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan). Selain itu, pada produk perlu memuat pula bahan-bahan atau komposisi yang digunakan untuk membuat produk tersebut. Contoh lain misalnya produk shampo yang menampilkan kandungan nutrisi yang berkhasiat untuk menyehatkan dan merawat rambut.
Informasi lain yang tak kalah penting yaitu cara pemakaian produk, indikasi maupun kontra indikasi, hal-hal yang harus dilakukan atau tidak boleh dilakukan yang perlu disampaikan kepada konsumen. Dengan adanya informasi yang tepat dan akurat, maka konsumen bisa menggunakan atau memanfaatkan produk dengan baik dan menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.
3. Ergonomi
Mendesain kemasan tidak bisa dilakukan secara asal-asalan. Satu hal yang perlu dipertimbangkan saat mengembangkan desain kemasan yaitu faktor ergonomi. Kemasan yang baik memiliki beberapa ciri dan salah satunya yaitu nyaman ketika sedang digunakan. Artinya, kemasan mampu memudahkan pengguna saat sedang menggunakan produk. Selain itu, kemasan yang baik juga mudah dibawa atau dipegang.
Baca Juga:
Pengertian Brand Identity Serta Komponen dan Manfaatnya
Kemasan yang sangat memperhatikan faktor ergonomi umumnya berupa kemasan botol maupun plastik. Produk berupa benda cair dikemas dalam sebuah botol untuk memudahkan pengguna dalam pemakaian. Antara produk dengan kemasan menjadi bagian yang tak terpisahkan. Misalnya produk shampo, parfum yang mengharuskan penggunanya memegang kemasan saat memakai produk tersebut.
4. Identitas Merek
Untuk membedakan merek satu dengan yang lain, maka pihak pemasar merancang desain kemasan tak hanya bagus secara estetika tapi juga unik. Keunikan yang menjadi pembeda dengan merek lainnya yaitu lewat penggunaan logo sebagai identitas merek. Logo yang merupakan representasi dari brand memiliki beberapa identitas tertentu seperti penggunaan warna. Produk harus mencantumkan logo yang menjadi identitas dan selalu tampil pada setiap kemasan yang diluncurkan ke pasaran.

Tak jarang pula, satu brand tertentu memiliki beberapa varian produk yang berbeda. Selain teks, penggunaan warna menjadi daya pembeda antara varian produk yang satu dengan lainnya. Pembedaan warna pada varian produk memudahkan konsumen dalam mengidentifikasi produk yang diinginkannya.
5. Pendistribusian
Barang-barang konsumen (consumer goods) harus melewati beberapa tahapan mulai dari pengemasan di pabrik hingga sampai ke tangan konsumen. Untuk sampai ke tangan konsumen, produk-produk tersebut disimpan terlebih dahulu di gudang distributor sebelum didistribusikan ke swalayan, department store hingga toko-toko pengecer. Tentu saja, beberapa tahapan tersebut tak bisa dilalui dengan baik, apabila produk tidak dikemas secara baik.
Baca Juga:
Langkah Jitu Membangun Bisnis Kuliner yang Nggak Ada Matinya
Jika tidak dikemas dengan baik, maka produk akan mudah bocor, rusak maupun tercecer yang bisa mengurangi kualitas produk. Kemasan produk memainkan perananannya yang sangat signifikan saat dipajang di rak-rak atau etalase toko. Produk yang telah dikemas dengan baik bisa dipajang di toko-toko sehingga konsumen pun dapat dengan mudah memilih produk yang diinginkannya hanya dengan melihat kemasan produk.
6. Estetika
Toko merupakan tempat konsumen melakukan pembelian. Dan, kemasan menjadi senjata terkahir bagi pemilik brand dan memegang peranan penting yang bisa mempengaruhi keputusan pembelian terutama ketika mereka sedang memperhatikan barang-barang yang dipajang di etalase toko. Pada saat itu, bisa saja konsumen belum memiliki referensi yang lengkap tentang produk yang hendak dibelinya. Itulah saat ketika kemasan yang didesain secara menarik memiliki kemampuan untuk menarik perhatian konsumen.
Desain kemasan yang menarik mencakup penggunaan unsur atau elemen desain seperti warna, bentuk, huruf serta komposisi yang seimbang. Mengingat pentingnya peran packaging dalam mempengaruhi keputusan pembelian, pemasar dan pemilik brand sengaja mendesain kemasan sebagus mungkin agar konsumen tertarik untuk membeli.
Baca Juga:
Langkah-langkah untuk Mengevaluasi dan Memperbaiki Identitas Merek
7. Komunikasi
Kemasan secara keseluruhan menampilkan beragam aspek atau elemen yang saling berkaitan satu sama lain. Masing-masing elemen kemasan tersebut menjadi satu kesatuan yang terpisahkan dan mampu menciptakan kesan (image) tersendiri di dalam benak konsumen. Meski cenderung abstrak dan sulit diraba seperti fungsi-fungsi kemasan lainnya, namun fungsi komunikasi merupakan faktor penting yang menjadi pertimbangan utama para pemasar dalam mendesain kemasan.
Lebih jelasnya begini, kemasan yang bagus menimbulkan kesan tertentu seperti produk yang berkualitas, berkesan elegan atau eksklusif. Hal itu biasanya tampak pada penggunaan bahan material premium yang relatif mahal dan bisa mempengaruhi harga produk.
Kemasan yang dikemas secara eksklusif umumnya dipatok dengan harga yang lebih mahal dibandingkan dengan produk yang dikemas secara biasa-biasa saja. Orang yang melihat pun akan mempersepsikan bahwa produk yang dikemas secara eksklusif tersebut berkualitas tinggi. Selain itu, kemasan juga bisa memuat pesan-pesan merek yang disampaikan lewat teks maupun elemen visual lainnya.
Produk yang dikemas dengan apik tak hanya membuat produk lebih awet namun juga bisa membangun brand image yang bersifat jangka panjang. Pemilihan bahan material kemasan pun perlu disesuaikan dengan mempertimbangkan target market dan tentu saja budget pemasaran yang tersedia.