Highlight.ID – Nama Ivan Gunawan di dunia hiburan sudah sangat akrab di telinga. Pasalnya, pria yang akrab disapa Igun ini seringkali terlihat di layar televisi sebagai presenter alias pembawa acara. Kariernya yang melejit di kancah entertainment ternyata diikuti pula dengan kesuksesan di bidang bisnis.
Ivan Gunawan dikenal pula sebagai seorang fashion designer yang memiliki beberapa clothing line. Butik fashion miliknya pun telah tersebar di 9 kota di Indonesia. Rata-rata, Ivan bersama timnya mampu mengeluarkan dan memproduksi 100 desain/item per bulannya.
Beberapa merek fashion yang dimiliki Ivan di antaranya yakni Mandjha Hijab yang khusus menjual aneka ragam produk pakaian muslimah dan Khalif, koleksi menswear berupa baju koko dan baju sporty. “Kita konsepnya one stop shopping, dalam satu gedung, ada Mandjha, ada Khalif, dan beberapa brand lain juga,” tambahnya.
“Kalo Mandjha ini brand yang aku buat dua tahun yang lalu, kita udah melewati 3 kali lebaran nih. Kemarin baru aja mengeluarkan koleksi Ramadhan dan Hari Raya. Ini brand sudah ada di 9 toko, 9 kota di Indonesia. Kalo Khalif baru setahun kemarin. Ada store di Bekasi, Bandung, Cirebon, Makassar, Semarang, Solo, Pekanbaru,” kata Ivan kepada Highlight.ID di sela-sela acara Muslim Fashion Festival (MUFFEST) 2019, 4 Mei 2019.
Baca juga:
- “Selaksa Rupa”, Kolaborasi Tokopedia dengan 9 Desainer Fesyen
- UBS Gold Bersama Empat Desainer Hadirkan “Confident in Gold”
- Khalif: Fashion Brand Terbaru dari Ivan Gunawan Untuk Pria Modern
Menurut Ivan, dari keseluruhan butik yang dimiliki, kota Bandung yang merupakan pusatnya dinilai paling tinggi penjualannya. Meskipun demikian, Ivan berupaya agar omset penjualan di setiap kota bagus. Ia juga memiliki rencana untuk membuka toko di kota-kota lainnya.
Mandjha Hijab menawarkan beragam pakaian muslimah mulai dari kerudung, busana, dan aksesoris. Ivan menuturkan, “Kita bikin sepatu, tas, perhiasan juga. Jadi komplit semua yang diperlukan wanita kita ada. Mukena juga, sajadah, semuanya komplit.”
Ivan menjelaskan bahwa brand-nya memiliki beragam style yang dapat disesuaikan dengan selera konsumen. “Di Mandjha ini ada banyak sekali style. Kita mewakili beberapa personal style perempuan-perempuan di Indonesia. Saya tipenya enggak suka memaksakan orang untuk bergaya sesuai yang saya inginkan. Tapi kita tetap membuat suatu rancangan yang mewakili style mereka. Jadi, ada yang suka (produk) motif, ada yang suka polos, ada yang macam-macam. Tapi di baju saya enggak ada yang membentuk badan, semuanya loose,” jelas dia.
Lebih lanjut Ivan mengatakan, “Kalo Mandjha itu busana muslim tapi ternyata yang datang ke store saya enggak semuanya muslim. Mereka yang non muslim, tidak berhijab juga suka dengan koleksi saya,” kata Ivan.
Sedangkan Khalif menawarkan beragam pakaian ready to wear yang meliputi baju koko maupun baju casual yang dapat dikenakan dalam berbagai kesempatan. Adapun produk best seller Khalif yakni baju koko dan baju sporty look. “Banyak pria-pria yang datang ke toko biasanya hanya nemenin istrinya belanja, tapi sejak ada Khalif mereka bisa berbelanja bajunya juga,” terangnya.
Selain menjual produknya sendiri di toko, Ivan juga telah memiliki ratusan reseller yang ikut memasarkan koleksinya. Ia mengatakan bahwa perbandingan antara pelanggan yang berbelanja langsung di toko fisik maupun online relatif berimbang. “Karena di setiap kota, kita membuat sistem reseller, buat keagenan juga. Jadi, orang sekarang bukan belanja langsung ke store, tapi bisa belanja online juga. Jadi lebih merata lah,” ujar dia.
Selain Mandjha Hijab dan Khalif, Ivan juga memiliki fashion brand lainya yakni Jajaka. “Kalo Jajaka ada sentuhan Indonesia, koleksinya, apakah batik, tenun. Tapi, itu belum saya jadikan massive ready to wear. Tapi kalo ini (Mandjha dan Khalif) sudah benar-benar massive ready to wear. Kalo Jajaka 1 item (desain) paling 1 – 2 lusin. Jadi, segmented banget yang bisa pake, lebih eksklusif,” imbuhnya.
Para pembeli yang datang ke toko dapat melihat dan mencoba langsung produknya. Sementara, pelanggan yang berbelanja online biasanya sudah mengetahui size chart yang ditentukan sehingga mereka tak perlu harus belanja ke toko fisik.
“Kalo penjualan (di) toko, mereka (pembeli) bisa nyobain. Tapi kalo orang sudah terbiasa membeli baju saya, itu udah jelas ukuran lingkar pinggangnya berapa, lingkar dadanya berapa, lingkar punggungnya berapa. Mereka enggak usah cobain udah tahu ukurannya,” kata pria kelahiran tahun 1981 ini.
Ivan mengakui tidak mengalami kesulitan membagi waktu antara kariernya di dunia hiburan dan sebagai fashion designer. Ivan mengungkapkan, “Masing-masing brand mempunyai timnya. Jadi saya ya, sebatas ngecek, ngumpulin anak-anak tim desain, maunya seperti apa. Enggak semuanya saya turun langsung, tapi setiap garis rancangan saya kasih gambaran.”
Pada kesempatan yang sama, Ivan Gunawan juga menampilkan koleksinya sebanyak 16 look di runway MUFFEST 2019, berkolaborasi dengan UBS Gold. Koleksi Ivan yang bertajuk “Andromeda” untuk wanita maupun pria didominasi warna hitam yang bertaburan perhiasan emas. Ivan melihat bahwa kolaborasi antara Mandjha Hijab dan merek perhiasan memberikan tantangan tersendiri baginya.
“Kalo kita show perhiasan biasanya non hijab. Jadi, kita bisa pake anting, bisa showing kalung. Tapi, karena ini baju muslim gimana caranya kalung (perhiasan) tersebut bisa menjadi standout dengan busana yang tertutup,” kata Ivan. Meski demikian, Ivan mampu mengatasi tantangan tersebut karena ia seringkali menghadapi klien yang menginkan perhiasan pada rancangannya.
Ivan melihat bahwa event seperti MUFFEST merupakan momen berharga bagi para fashion designer maupun konsumen itu sendiri. “Ke depannya, event (MUFFEST) seperti ini, adalah suatu tempat atau wadah di mana kita sebagai desainer selalu memberikan edukasi-edukasi, pandangan-pandangan style seperti apa sih yang bisa diaplikasikan dalam kehidupan kita sehari-hari. Karena saya melihat personal style seseorang semakin majemuk. Enggak bisa karakter berpakaian seseorang ditentukan. Eh lu, gayanya begini. Setiap orang sekarang itu lebih bebas, mau model seperti apa, go ahead, selama lu itu pede,” tutup Ivan.