Highlight.ID – Industri fashion tidak hanya dikenal karena desainnya yang inovatif dan tren terkini, tetapi juga sering menjadi sorotan karena berbagai kontroversi. Dari pelanggaran hak cipta hingga isu etika, beberapa kasus kontroversial yang melibatkan brand fashion telah mengundang perhatian besar dari publik dan media.
Kampanye atau iklan fashion yang mengundang kontroversi tentu akan merugikan brand itu sendiri. Apalagi di era internet dan media sosial, protes terhadap iklan fashion kontroversial bisa dilakukan dengan cara menyerang akun media sosial sebuah brand. Jika sudah terlanjur dirilis, iklan tersebut biasanya akan ditarik supaya tidak memicu perdebatan lebih luas.
Kamnpanye Fashion yang Memicu Kontroversi
1. Gucci & desain Blackface
Gucci merilis sweater turtleneck hitam pada 2019 namun justru memeroleh kecaman keras. Alasannya, potongan merah pada koleksinya menyerupai mulut hitam yang dianggap sebagai representasi rasisme dan blackface. Kontroversi ini memicu kemarahan di kalangan konsumen dan aktivis hak asasi manusia, yang merasa bahwa desain tersebut tidak sensitif terhadap sejarah dan pengalaman komunitas kulit hitam.
Gucci kemudian meminta maaf dan menarik produk tersebut dari pasaran, serta berkomitmen untuk meningkatkan keberagaman dan inklusi dalam tim desain mereka.
2. H&M & desain kaos “Coolest Monkey”
H&M menjadi sorotan setelah merilis kampanye iklan tahun 2018 yang menampilkan seorang anak kulit hitam mengenakan kaos dengan tulisan “Coolest Monkey in the Jungle.” Banyak yang menganggap desain dan pemilihan model tersebut sebagai bentuk rasial yang menyinggung.
H&M meminta maaf atas insensitivitas tersebut dan mengumumkan bahwa mereka akan meninjau dan memperbaiki proses desain serta pemasaran mereka untuk mencegah kejadian serupa di masa depan.
Baca juga:
Pahami Jenis-jenis Iklan Menurut Isi Pesannya
3. Dolce & Gabbana & iklan rasis
Dolce & Gabbana merilis iklan pada tahun 2018 yang kontroversial karena dianggap rasis. Iklan tersebut menunjukkan seorang wanita Cina sedang mencoba makan pizza dan pasta dengan sumpit, yang dianggap oleh banyak orang sebagai stereotip rasial yang merendahkan.
Kontroversi ini memicu boikot di Cina, yang berdampak pada penjualan Dolce & Gabbana di pasar tersebut. Merek ini akhirnya meminta maaf dan menghapus iklan tersebut dari semua platform.
4. Chanel & kampanye “Heritage”
Kampanye iklan Chanel “Heritage” tahun 2015 mendaptkan kritik tajam karena dianggap meremehkan dan tidak sensitif terhadap budaya lokal di beberapa negara. Iklan tersebut menampilkan elemen-elemen budaya yang dianggap tidak relevan dengan konteks fashion global.
Meskipun Chanel menyatakan bahwa kampanye ini adalah bentuk penghargaan, beberapa kritik menyarankan bahwa pendekatan tersebut lebih baik jika dilakukan dengan lebih banyak penelitian dan konsultasi.
5. Prada & figur rasis
Penampilan figur-figur yang dianggap rasis dalam kampanye iklan Prada pada tahun 2018 memicu kontroversi. Figur-figur tersebut menunjukkan karakter dengan fitur yang dianggap sebagai penggambaran negatif dari orang kulit hitam.
Prada menyatakan bahwa mereka tidak memiliki niat untuk menyinggung atau merendahkan, namun setelah kritik meluas, mereka menarik produk tersebut dan berjanji untuk lebih berhati-hati dalam desain dan pemasaran mereka di masa depan.
Baca juga:
Strategi Iklan yang Efektif untuk Kemajuan Bisnismu
6. Louis Vuitton & peragaan busana “Chic’B”
Pada tahun 2019, Louis Vuitton menghadapi kritik setelah menggelar peragaan busana yang dinilai tidak sensitif terhadap budaya Afrika. Salah satu desain dalam koleksi tersebut menggabungkan elemen-elemen budaya Afrika dengan cara yang dianggap sebagai bentuk eksotisme dan eksploitasi.
Banyak pengamat dan kritikus fesyen merasa bahwa Louis Vuitton perlu melakukan penelitian lebih mendalam dan berkonsultasi dengan para ahli budaya untuk menghindari masalah semacam ini di masa depan.
7. Balenciaga & iklan kontroversial
Balenciaga, tahun 2022, terlibat dalam kontroversi setelah merilis iklan yang menampilkan anak-anak memegang boneka berbusana bondage. Iklan ini memicu kemarahan publik karena dianggap tidak pantas dan menyinggung, terutama terkait dengan isu-isu eksploitasi anak.
Balenciaga segera menarik iklan tersebut dan meminta maaf, serta meluncurkan penyelidikan internal untuk memahami bagaimana hal tersebut bisa terjadi.
8. Chanel & isu hak cipta
Chanel menghadapi gugatan hak cipta dari desainer asal India, Walia pada atahun 2016. Desainer tersebut mengklaim bahwa koleksi Chanel yang baru diluncurkan meniru desainnya yang telah ada sebelumnya.
asus ini mengangkat isu-isu terkait hak cipta dan penghargaan desain dalam industri fashion. Meskipun Chanel menyatakan bahwa mereka menghormati hak cipta dan akan menyelesaikan masalah tersebut dengan cara yang adil, kasus ini menyoroti tantangan dalam perlindungan hak kekayaan intelektual di dunia fashion.
9. Abercrombie & Fitch & diskriminasi
Abercrombie & Fitch menghadapi kasus hukum yang signifikan pada tahun 2009 setelah dituntut oleh seorang mantan karyawan yang mengklaim bahwa perusahaan tersebut melakukan diskriminasi terhadap pegawai yang tidak sesuai dengan citra tubuh ideal mereka.
Kasus ini menyoroti masalah besar terkait diskriminasi ukuran tubuh dan perwakilan di dunia fashion. Abercrombie & Fitch akhirnya setuju untuk membayar ganti rugi dan melakukan perubahan dalam kebijakan perekrutan dan pemasaran mereka.
10. Zara & plagiarisme
Tuduhan plagiarisme dilayangkan kepada desainer asal Spanyol, Amancio Ortega. Ia dikritik karena diduga menyalin desain dari merek-merek kecil. Kontroversi yang terjadi tahin 2016 ini menimbulkan perdebatan tentang etika dalam industri fashion dan hak cipta desain.
Zara mengklaim bahwa mereka tidak berniat menyalin desain, tetapi kasus ini menunjukkan bagaimana industri fashion sering kali menghadapi isu-isu terkait hak cipta dan originalitas.
11. Benetton & kampanye “United Colors of Benetton”
Kampanye iklan “United Colors of Benetton” pada tahun 1990-an dikenal dengan gambar-gambar provokatif yang mengeksplorasi isu sosial dan politik. Salah satu kampanye yang paling kontroversial menampilkan gambar seorang pria yang sekarat karena AIDS, serta foto keluarga yang terlibat dalam perkelahian.
Meskipun kampanye ini dimaksudkan untuk memicu diskusi tentang isu-isu penting, beberapa orang merasa bahwa Benetton mengeksploitasi tragedi untuk keuntungan komersial.
Baca juga:
7 Pekerjaan di Bidang Fashion, Menarik untuk Ditekuni
12. Saint Laurent & iklan “Couture”
Saint Laurent menghadapi kontroversi pada tahun 2012 setelah merilis kampanye iklan yang dianggap terlalu seksual dan eksploitatif. Iklan tersebut menampilkan model-model dalam pose provokatif yang dianggap oleh banyak orang sebagai bentuk objektifikasi.
Kontroversi ini mengundang perdebatan tentang batasan antara seni dan eksploitasi dalam periklanan fashion.
Industri fashion adalah arena yang dinamis dan sering kali penuh kontroversi. Kasus-kasus kontroversial yang melibatkan brand-brand ternama menunjukkan bahwa sensitivitas budaya, hak cipta, dan etika bisnis adalah isu-isu penting yang harus diperhatikan oleh setiap merek fashion.
Dengan meningkatnya kesadaran publik dan tuntutan untuk tanggung jawab sosial, brand-brand fashion diharapkan dapat belajar dari kontroversi ini dan bekerja menuju industri yang lebih inklusif dan etis di masa depan.