Highlight.ID – Tempat wisata ngehits di kota Malang, Kampung Warna Warni Jodipan menjadi inspirasi bagi para desainer Indonesian Fashion Chamber (IFC) Chapter Malang. Sebanyak 8 desainer IFC asal Malang mempertunjukkan karya-karyanya di ajang Muslim Fashion Festival (MUFFEST) 2019, Kamis tanggal 2 Mei 2019 di Jakarta Convention Center (JCC). Lewat koleksinya, para desainer sekaligus mempromosikan kota Malang sebagai tempat tujuan wisata favorit di Indonesia.
Kedelapan desainer fesyen tersebut yakni Agus Sunandar, Noor Umer, Ajeng Cahya, Farhan, Febbyantique, Yeti Topiah, Alfathir Muhamad, dan Rasya Shakira. “Inspirasinya dari Kampung Warna Warni (Jodipan), salah satu objek wisata yang cukup hits juga di kota Malang. Kemudian dari situ kita angkat dan disesuaikan dengan karakter dan style masing-masing desainer,” jelas Farhan yang menampilkan koleksi busana bernuansa resort wear bertajuk “Pelesir”.
Koleksi Farhan sebanyak 8 look membawakan konsep ekspolorasi urban kebaya yang berkesan loose dengan cutting yang simetris dan asimetris. Ia menggunakan warna-warna seperti hitam, warna pelangi, dan baby blue. Adapun bahan-bahan yang digunakan yakni cotton, tenun lurik, dan batik cap.
Sedangkan Rasya Shakira membawakan koleksi berjudul “Dusked Jodyphan” dengan bahan-bahan seperti lace, tulle yang dipadukan dengan sedikit bordir serta warna-warna yang cenderung lembut.
Ajeng Cahya yang menampilkan koleksi berjudul “anRaw inRaw” mengatakan, “Saya ambil (inspirasinya) dari mural geometrik, ada teknik patchwork-nya sesuai tema Exuberant. Jadi saya pake warna-warna cerah (untuk) mengekspresikan semangat dan berani.”
Membawakan karya berjudul “KaWeJe”, Noor Umer menggambarkan arsitektur rumah-rumah yang ada di Kampung Warna Warni Jodipan. Koleksi Noor yang berjumlah 8 look memadukan berbagai bahan dan warna dengan siluet A-line dan H-line. Bahan-bahan yang digunakan yakni tenun Jepara, polyester, dan sutera yang berkesan street-classy.
Sementara itu, Alfathir menampilkan karya berjudul “Rio de Jodipan” yang diambil dari sebuah kota di negara Brazil, Rio de Janeiro. “Itu yang jadi inspirasinya Kampung Warna Warni di Malang. Saya mengusung budaya Brazil (yang) dipadukan dengan budaya Malang,” ujar dia.
Selain itu, koleksi Yeti Topiah berjudul “Spoorbuk” berbahan katun terinspirasi dari jembatan rel kereta api yang melintas di Kampung Warna Warni Jodipan. “Di situ ada siluet yang bisa diaplikasikan ke dalam baju, yaitu siluet A sama H. Kemudian untuk warna, abu-abu, kuning sama orange,” kata dia.
Sedangkan Febbyantique memamerkan karyanya yang bernuansa etnik. Lewat karyanya dengan teknik bordir, sulam, dan patchwork, ia berharap dapat memantik generasi muda untuk lebih mencintai wastra Nusantara. “Kita akan memperkenalkan kota Malang namun dikemas dalam bentuk etnik. Jadi, perpaduan antara (kain) batik, tenun, dan lurik.”