Highlight.ID – Jakarta Fashion Week (JFW) 2021 yang diselenggarakan secara virtual untuk pertama kalinya berjalan dengan baik. Persiapan JFW 2021 telah dilakukan sejak bulan Oktober 2020 hingga event utama yang berlangsung tanggal 26 – 29 November 2020. Pekan mode tahunan yang diikuti 60 desainer Tanah Air tersebut bisa disaksikan oleh masyarakat luas di beberapa kanal seperti website dan akun YouTube resmi JFW maupun kanal dari para mitra.
Berbagai macam kegiatan mulai dari lomba, talkshow hingga penjurian dilakukan untuk mendorong awareness event JFW 2021. “Objektif yang utama adalah, meskipun di era pandemi, fashion pun harus selalu tetap ada. Dan bagaimanapun ekspresinya tentunya akan menyesuaikan dengan masanya,” kata Svida Alisjahbana, CEO GCM Group dalam konferensi pers virtual, Selasa (8/12).
Menurut Svida, antusiasme penonton mengikuti rangkan acara JFW 2021 sangat tinggi. Mereka tidak hanya penggemar fashion saja tapi berasal dari semua kalangan mengingat acara diselenggarakan sepenuhnya online. Hingga awal Desember, total tayangan mulai dari pra-event hingga event utama telah mencapai 10,8 juta dari berbagai negara di dunia. “Dari report kami, ada lebih dari 50 negara yang ikut nonton acara Jakarta Fashion Week ini, jelas Svida.
Baca Juga:
Bersama Desainer dan Tenant, Senayan City Tampilkan “De.co.rum” di JFW 2021
Svida menambahkan bahwa angka-angka tersebut akan terus bertambah karena video-video JFW 2021 yang masih bisa terus disaksikan hingga sekarang akan ditutup hingga akhir Desember 2020. Sedangkan total audiens mencapai 1,5 juta jauh lebih tinggi dibandingkan ketika JFW dilaksanakan secara fisik. Sementara total impression mencapai 22,5 juta dari semua platform yang dikelola JFW.
“Tribute to Barli Asmara”
Pagelaran JFW 2021 menghadirkan show “Tribute to Barli Asmara” yang terbagi menjadi dua sesi. Leslie Tobing, Creative Director Barli Asmara mengucapkan terima kasih kepada JFW 2021 karena telah memberikan kesempatan khusus bagi Barli Asmara untuk menampilkan koleksi-koleksi yang telah lama maupun terbaru. Ini juga menjadi komitmen bagi Barli Asmara sebagai brand untuk terus eksis di industri fashion Tanah Air.
Menurut Leslie, beberapa jam setelah show, pihaknya mengunggah katalog produk ke website. Tak lama kemudian, beberapa koleksi langsung ludes terjual. “Tadinya kita buka pre-order 7 hari, tapi harus tutup 3 hari karena kuotanya sudah melebihi batas yang kita targetkan,” Leslie menambahkan.
Baca Juga:
Ramaikan JFW 2021, Panasonic Globel Kolaborasi Bersama Tities Sapoetra
Membuka Peluang Baru
Sementara itu, Toton Januar mengaku telah diundang untuk mengikuti JFW 2021 sebelum adanya pandemi. “Pada saat itu, kita masih membayangkan, ini akan menjadi Jakarta Fashion Week seperti biasa, live show kemudian akan ada penonton dan segala macam persiapan di balik live show itu. Tapi kemudian pandemi datang dan akhirnya semuanya berproses dan berubah, kan. Begitu pula proses kreativitas sebagai desainer karena waktu itu koleksinya belum ada. Jadinya ikut menyesuaikan dengan apa yang terjadi,” kata Toton.
Menurut Toton, JFW 2021 yang dilaksanakan secara virtual merupakan keputusan yang bijaksana. Namun itu menghadirkan risiko karena semua pihak masih terbilang baru dalam pelaksanaan fashion show virtual. Awalnya, Toton merasa ragu dengan penyelenggaraan JFW kali ini. “Tapi saya pikir, Jakarta Fashion Week pasti punya suatu solusi dan this is the time for us to go hand in hand, to move forward together dan bukan saatnya kita jalan sendiri-sendiri,” ujarnya.
“To my surprise, Jakarta Fashion Week pelaksanaannya amat sangat smooth. Amat sangat kagum dengan ketepatan waktunya, presisinya, kemudian yang ditampilkan jauh melebihi ekspektasi saya pribadi dan orang-orang yang saya tahu,” Toton menambahkan. Acara virtual ternyata memberikan dampak yang lebih besar dari perkiraannya semula.
Baca Juga:
Jakarta Fashion Week (JFW) 2021 Ajak Desainer untuk Terus Berkarya
Lewat acara virtual, Toton beserta desainer lainnya bisa menjangkau khalayak yang lebih luas. Selain itu, kesempatan untuk berkomunikasi dengan para pembeli juga lebih besar karena tidak terbatas pada tempat. Toton menilai event virtual terbilang efisien baik dalam hal waktu maupun energi. Namun demikian, Toton tidak menampik kalau event virtual juga memiliki kekurangan. Menurutnya, ia tidak bisa mendapatkan feedback secara instan dari audiens lewat event virtual.
Penyelenggaraan JFW secara virtual memungkinkan audiens dari berbagai kalangan untuk menikmati dan mengapresiasi koleksi desainer lokal. Berbeda dengan event fisik yang hanya bisa disaksikan oleh golongan tertentu saja. Inilah suatu momen di mana pandemi justru mampu mendorong demokratisasi fashion.
“Benar sekali bahwa yang kita rasakan di sini adalah penontonnya luas sekali. It’s borderless, it’s beyond Indonesia, bisa masuk kepulauan di seluruh Indonesia,” sambung Svida.