Highlight.ID – Menurut data Open Doors dari Institute of International Education (IIE) AS, pada 2021 total pelajar internasional di Amerika mencapai 914.095 pelajar dari seluruh dunia, total tersebut merupakan 4,6% dari seluruh pelajar yang mendaftar pada tahun 2021 di Amerika Serikat. Sementara berdasarkan data dari UIS Unesco tahun 2019, mahasiswa Indonesia yang belajar di luar negeri sebanyak 53.604 mahasiswa atau hanya sebesar 0.9% dari total mahasiswa dunia yang belajar ke luar negeri asalnya.
Yoshua Yanottama, Senior Education Manager Cakap mengatakan bahwa meskipun Indonesia memiliki jumlah penduduk dan peserta pendidikan tersier yang cukup tinggi dibanding negara sekitar, namun jumlah yang mengenyam pendidikan di luar negeri masih tergolong rendah.
“Di Indonesia sekarang hanya ada 6 dari 1.000 mahasiswa yang melanjutkan kuliah ke luar negeri, bandingkan dengan Brunei, Vietnam, Malaysia yang memiliki perbandingan 250, 65 dan 48 dari 1.000 mahasiswa yang melanjutkan kuliah ke luar negeri,” tambah Yoshua.
Baca Juga:
Kuliah Gratis di Jepang dengan Beasiswa Monbukagakusho/MEXT
Sejumlah negara juga memiliki standarisasi nilai kecakapan bahasa,bagi mahasiswa asing yang akan melanjutkan studi di negaranya. Hal ini selain untuk mengetahui penguasaan bahasa pengantar kuliah, juga berguna untuk menerapkan seleksi mahasiswa dari segi bahasa.
Ada berbagai tes bahasa yang diakui secara global dan menjadi persyaratan utama sebelum melanjutkan studi di universitas luar negeri. Berikut lima jenis tes bahasa asing yang harus dipersiapkan sebelum mendaftar ke kampus-kampus dunia, beserta standar rata-rata nilai minimum yang harus dipenuhi:
TOEFL
TOEFL (Test of English as a Foreign Language) adalah sertifikat kecakapan Bahasa Inggris yang paling umum digunakan sekarang ini, untuk mendaftar ke universitas di luar negeri. Sertifikat TOEFL biasanya ditujukan untuk universitas yang menggunakan American English sebagai basis Bahasa Inggrisnya, seperti Boston University, Columbia University, dan New York University.
Untuk bisa lolos beasiswa dan diterima di universitas luar negeri, perlu skor TOEFL minimal 500 untuk TOEFL PBT dan 80 untuk TOEFL iBT. Untuk test TOEFL sendiri berkisar dari Rp500.000 – Rp3.000.000.
IELTS
Sama seperti sertifikat Bahasa Inggris sebelumnya, IELTS (International English Language Testing System) juga tes yang digunakan untuk mengukur kecakapan berbahasa Inggris, yang khususnya untuk negara dan universitas yang menggunakan British English sebagai bahasa formalnya.
Baca Juga:
Kuliah dan Bekerja di Korea Selatan, Gimana Sih Rasanya?
Untuk tes ini, harus mendapatkan skor minimal 6,5 – 7 untuk masing-masing skill agar bisa membuka peluang diterima di universitas bergengsi, seperti University of Oxford, University of Cambridge, atau Imperial College London (ICL). Untuk test IELTS sendiri mulai dari angka Rp3.000.000.
JLPT
Japanese-Language Proficiency Test (JLPT) merupakan tes untuk menguji kemampuan Bahasa Jepang untuk kepentingan studi dan bekerja di kampus atau perusahaan Jepang. Berbeda dari tes lainnya, JLPT memiliki 5 level tes mulai dari N1 sampai N5 di mana peserta bisa memilih level mana yang ingin diambil sesuai dengan kemampuan yang dimiliki.
Diperlukan sertifikat minimal level N2 untuk bisa melanjutkan studi di Jepang. Untuk kisaran biaya cukup bervariasi mulai dari Rp120.000, sesuai dengan tahapan.
HSK
HSK merupakan kependekan dari Hànyǔ Shuǐpíng Kǎoshì atau Chinese Proficiency Test, yaitu uji standar internasional kemampuan bahasa mandarin. Sama seperti JLPT yang memiliki level pengujian, HSK juga terdiri dari level 1 – 6 dengan kisaran harga mulai dari Rp250.000 hingga Rp650.000.
Bisa dipilih sendiri level mana yang akan diambil sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan. Beberapa Universitas di China yang membutuhkan sertifikat HSK memiliki persyaratan minimal level HSK berada pada level 4 dan 5, seperti Tsinghua University, University of Science and Technology China, dan Nanjing University.
TOPIK
TOPIK atau Test Of Proficiency In Korean adalah tes uji kemampuan berbahasa Korea di mulai dari harga Rp230.000. Test ini biasanya diambil untuk para calon pekerja di Korea Selatan, tetapi juga bisa digunakan untuk mendaftar beasiswa kuliah dari pemerintah setempat di universitas bergengsi negeri ginseng, seperti Korea University, Seoul National University, dan Yonsei University.
Untuk bisa mendapat beasiswa dan diterima di universitas di Korea Selatan minimal skor TOPIK yang harus dimiliki adalah sertifikat TOPIK level 3 dan juga TOPIK level 4 yang menjadi persyaratan kelulusan di beberapa universitas di Korea Selatan.