Highlight.ID – Merebaknya pandemi Covid-19 di seluruh penjuru dunia membuat popularitas masker naik. Bahkan, di awal pandemi terjadi kelangkaan masker, menyebabkan harganya menjadi sangat mahal. Hal itu terjadi akibat permintaan masker yang sangat tinggi sementara ketersediaan masker terbatas.
Namun seiring berjalannya waktu, masker semakin banyak diproduksi sehingga harganya kembali normal. Bentuknya pun bervariasi mulai dari masker medis hingga masker kain dengan motif yang fashionable. Fungsi utama masker itu sendiri untuk mencegah penyebaran virus Covid-19. Sementara di dunia medis, masker telah lama digunakan oleh dokter, perawat atau tenaga medis lainnya.
Namun pertanyaannya, apakah masker akan terus dipakai dan laris di pasaran ketika pandemi berakhir? Bintang selaku Omni Manager Skrineer mengatakan, “Akhirnya orang, ya sudah, hidup berdampingan dengan virus. Tapi tetap, saya yakin, orang masih menjaga diri karena virus pasti bermutasi. Kita tetap harus waspada. Makanya kita bukan hanya bikin masker yang biasa tetapi dibikin modelnya, motifnya sehingga ke depannya orang tetap nyaman pake masker.”
Bintang menerangkan bahwa Skrineer merupakan merek lokal yang diproduksi di Surabaya dan telah dipasarkan sejak 18 tahun lalu. Adapun pasar yang dibidik yakni industri kesehatan termasuk rumah sakit dan klinik yang memerlukan masker medis dan tutup kepala dengan standar kesehatan yang tinggi. “Kita semenjak pandemi, semakin banyak varian untuk maskernya,” jelas Bintang kepada Highlight.ID.
“Sekarang, semenjak pandemi, semua orang butuh masker, kita sudah jual umum. Kelebihannya, Skrineer itu semuanya masker medis yang sudah terdaftar Kemenkes, sudah diuji di laboratorium di Amerika,” lanjutnya. Terdapat berbagai jenis masker mulai dari reguler 3 lapis hingga 5 lapis dengan warna bervariasi. Dengan demikian, masker yang dipakai bisa disesuaikan dengan warna outfit supaya lebih matching.
Menurut Bintang, masker bisa digunakan antara 8 hingga 10 jam. Tetapi ketika ada aktivitas yang membuat kulit lembap dan berkeringat, masker sebaiknya diganti setiap 3 atau 4 jam.
Masker sekali pakai ketika sudah tidak terpakai harus dibuang dengan cara-cara tertentu. “Kita selalu bilang untuk dirusak, dirobek atau talinya diputus biar tidak ada pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab yang mendaur ulang,” ucap Bintang.