Home Business Dorong SDM Unggul, Kadin Indonesia Gelar Dialog Nasional Ekonomi Kreatif

Dorong SDM Unggul, Kadin Indonesia Gelar Dialog Nasional Ekonomi Kreatif

Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia menggelar Dialog Nasional Ekonomi Kreatif
Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia menggelar Dialog Nasional Ekonomi Kreatif | Foto: Highlight.ID

Highlight.ID – Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia menyelenggarakan Dialog Nasional Ekonomi Kreatif pada Kamis, 7 November 2019 di Golden Ballroom, Hotel Sultan, Jakarta. Acara yang dihadiri oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Wishnutama Kusubandio tersebut mengangkat tema “Mendorong SDM (Sumber Daya Manusia) Unggul dan Penerapan Teknologi untuk Menjadikan Ekonomi Kreatif Sebagai Tulang Punggung Ekonomi Indonesia”.

Dialog Nasional dalam rangka Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Bidang Ekonomi Kreatif ini bertujuan merumuskan dan memberikan rekomendasi kepada pemerintah untuk mempercepat pertumbuhan dan pengembangan ekonomi kreatif agar makin mampu bersaing di tingkat nasional, regional, dan internasional. Acara ini juga diisi dengan fashion show dengan tema “Colour of Indonesia” oleh merek lokal Culture Edge dan SALAGA.

Baca Juga:
Radio, Masih Mampukah Bertahan di Tengah Era Digital?

Pada kesempatan yang sama, Kadin Indonesia melakukan penandatanganan MoU (memorandum of understanding) dengan berbagai mitra terkait seperti Telkomsel, LinkAja, MASTEL, Indiskop, Agile, Soulfy, Smart FM, dan EndorseMe. Kerja sama tersebut dalam rangka untuk merealisasikan berbagai program untuk mendorong SDM unggul di sektor ekonomi kreatif.

Ekonomi kreatif sendiri terbagi menjadi 16 subsektor yaitu arsitektur, desain interior, desain komunikasi visual (DKV), desain produk, fashion, film-animasi-video, fotografi, kerajinan (kriya), kuliner, musik, pengembang aplikasi dan permainan, penerbitan, periklanan, televisi dan radio, seni pertunjukan, dan seni rupa.

Hasil riset terbaru berdasarkan laporan e-Conomy SEA 2019 yang disusun Google, Temasek, dan Bain Company menunjukkan tren pertumbuhan ekonomi digital di Asia Tenggara, termasuk Indonesia, melaju pesat. Transformasi ekonomi Indonesia yang luar biasa menjadi pendorong pertumbuhan yang dinamis bagi Asia Tenggara.

Baca Juga:
SMK Binaan Djarum Foundation Mampu Lahirkan Animator Andal

Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia menggelar Dialog Nasional Ekonomi Kreatif
Penandatanganan MoU antara Kadin Indonesia dengan para mitra | Foto: Highlight.ID

Tahun ini, diprediksi internet ekonomi Indonesia mencapai USD 40 miliar. Riset terbaru ini melaporkan bahwa tingkat pertumbuhan Indonesia mencapai 49 persen, paling pesat di Asia Tenggara dengan potensi hingga USD 133 miliar pada 2025. Pertumbuhan ekonomi digital mencakup lima sektor yakni e-commerce, media daring (online), transportasi berbasis aplikasi daring, wisata dan perjalanan serta jasa keuangan digital.

Pada saat yang bersamaan, jumlah penduduk usia produktif di Indonesia terbilang besar sehingga mereka perlu dipesiapkan agar mampu bersaing di ranah ekonomi digital. “Saat ini, jumlah penduduk usia produktif kita begitu besar dan kita harus mempersiapkan mereka agar menjadi SDM yang terampil, siap menjawab tantangan ekonomi digital bahkan mampu menciptakan lapangan pekerjaan,” ujar Rosan P. Roeslani selaku Ketua Umum Kadin Indonesia.

Rosan menjelaskan bahwa Indonesia harus dapat memetik manfaat maksimal dari bonus demografi dengan jumlah angkatan kerja usia muda yang tinggi. Saat ini, penting untuk mencetak SDM yang mempunyai keterampilan di bidang teknologi dan industri kreatif untuk menyambut peluang besar di era ekonomi digital.

Baca Juga:
Film, Produk Ekonomi Kreatif yang Paling Cepat Pertumbuhannya

Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia menggelar Dialog Nasional Ekonomi Kreatif
Wishnutama Kusubandio selaku Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (kanan) di acara Dialog Nasional Kadin | Foto: Highlight.ID

Menurut catatan Kadin, pada tahun 2017, ekonomi kreatif menyumbang PDB (produk domestik bruto) hingga Rp1.000 triliun. Kemudian, angkanya meningkat menjadi Rp1.105 triliun pada tahun 2018 dan diprediksi bertumbuh menjadi Rp1.211 triliun di tahun 2019. Dari angka tersebut, ada 3 subsektor unggulan yang menyumbang pertumbuhan tertinggi yakni kuliner, fashion, dan kriya. Sedangkan film, musik, dan pengembangan aplikasi dan permainan menjadi subsektor prioritas.

Erik Hidayat selaku Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Industri Kreatif mengatakan bahwa saat ini industri kreatif semakin penting untuk dikembangkan sebagai upaya mendukung kesejahteraan dan perekonomian nasional. Menurut Erik, kreativitas manusia adalah sumber daya ekonomi utama di mana pada abad ke-21, industri akan sangat bergantung pada produksi yang mengandalkan kreativitas dan inovasi.

Saat ini, yang menjadi fokus perhatian adalah pengembangan industri kreatif berbasis teknologi, desain, media, elektronik, dan budaya. “Dengan SDM yang unggul, kita harapkan ekonomi kreatif bisa menjadi kekuatan baru, Dan untuk mencapai ini, baik dunia usaha maupun pemerintah tentunya harus bekerja sama menciptakan terobosan-terobosan yang bisa diterapkan oleh semua pemangku kepentingan agar ekonomi kreatif ini bisa diandalkan menopang perekonomian nasional di masa kini dan masa-masa mendatang,” ujar Erik.

Rakernas Bidang Industri Kreatif Tahun 2019 oleh Kadin diisi juga dengan diskusi kelompok (paralel) yang menghadirkan narasumber berkompeten di bidangnya. Diskusi tersebut terbagi menjadi beberapa bidang industri yang berbasis teknologi, desain, media, elektronik, dan budaya.

Adapun topik-topik yang dibahas yakni: “Sukses Memanfaatkan Teknologi untuk Meningkatkan Daya Saing Usaha”; “Meningkatkan Ekonomi Kreatif melalui Desain Visual, Arsitektur, Fesyen, Tekstil, Desain Produk, dan Design Thinking”; “Ekosistem Media Periklanan dalam Mengembangkan Ekonomi Kreatif”; “Penerapan Teknologi Digital pada Transformasi Bisnis di Industri Ekonomi Kreatif Berbasis Elektronik: Regulasi, Potensi Pasar, Peluang, Tantangan serta Dukungan SDM yang Unggul”; dan “Kebudayaan Sebagai Landasan Membangun Ekonomi Kreatif dalam Tantangan Globalisasi dan Digitalisasi”.