Home Beauty Pengalaman Avy Tiasa Febrina Menjadi Polisi Wanita (Polwan)

Pengalaman Avy Tiasa Febrina Menjadi Polisi Wanita (Polwan)

Karier pekerjaan deskripsi job description pengalaman cara menjadi profesi polisi wanita polwan cantik indonesia
Avy Tiasa Febrina (Polisi Wanita) | Foto: Instagram/@avytyasa

Highlight.ID – Perjalanan karier seseorang dapat dipengaruhi oleh orang-orang terdekat yang berada di sekitarnya. Itulah yang dialami oleh Avy Tiasa Febrina, perempuan kelahiran Bandar Lampung, 19 Februari 1996. Kini, ia berprofesi sebagai Polisi Wanita (Polwan) dengan pangkat Inspektur Polisi Dua (Ipda). Di mata Avy, ibu dan kakak yang juga bekerja sebagai Polwan merupakan sosok wanita yang tegar dan menjadi panutannya selama ini. Avy pun lantas mengikuti jejak mereka dengan menjadi Polwan.

Awalnya, Avy mengaku tidak tertarik sama sekali untuk bekerja sebagai Polwan Alasannya, perempuan bezodiak Pisces ini melihat ibunda dan kakaknya sangat sibuk dalam menjalankan tugasnya sebagai anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri). Walau demikian, setelah lulus kuliah, Avy tertarik menjadi Polri karena melihat kesempatan bekerja dan ingin memiliki penghasilan sendiri.

Selain itu, Avy juga bercita-cita untuk meneruskan pendidikannya hingga ke jenjang S2 karena ingin menjadi psikolog. Lantas, Avy mencoba ikut tahapan seleksi setelah mendapatkan informasi dari ibunya bahwa ada pembukaan anggota Polri. “Saya mencoba [mendaftar], tetapi ibu saya mensyaratkan bahwa jika ingin mencoba harus serius. Maka dari itu, saya tertarik untuk menjadi seorang Polisi Wanita,” Avy menceritakan kepada Highlight.ID.

Mengurangi Berat Badan

Setelah dinyatakan lulus sidang skripsi, Avy mulai berniat untuk mendaftar sebagai Polwan meskipun saat itu ia belum wisuda. Lalu, ia memutuskan untuk kembali ke daerah asalnya di Lampung. Waktu itu, Avy mengaku kalau dirinya tergolong gemuk sehingga ia harus menurunkan berat badannya. “Jadi saya harus melatih fisik saya juga, menurunkan berat badan saya kurang lebih 2 bulan,” kata wanita yang menempati posisi sebagai Assesor di Biro Pembinaan Karier dan Bagpen Kompeten, Staf Sumber Daya Manusia (SSDM) Polri ini.

Baca juga:

Karena mulai serius ingin menjadi Polwan, Avy merasa tertantang dan melakukan berbagai upaya mulai dari melatih fisik untuk menurunkan berat badan hingga mengikuti les mata pelajaran dan psikologi sebagai persiapan menghadapai tahapan seleksi. “Saya lari, latihan fisik setiap hari, dari Senin sampai Minggu, pagi dan sore. Di situ, 2 bulan kurang, saya turun berat badan kurang lebih 8 kilo, menjadi 60 kilogram,” sambungnya.

Yang membuat Avy termotivasi untuk menurunkan berat badan yakni dukungan penuh dari kedua orang tua yang tiada henti. Bahkan sang ayah rela menemani Avy ketika melakukan berbagai upaya penurunan berat badan sehingga membuatnya merasa terharu. “Jadi saya dituntun, tidak hanya disuruh. Saya ditemani, tidak hanya diminta tetapi benar-benar dituntun, ditemani, ayah saya ikut untuk challenge turun berat badan,” ujarnya.

Mengikuti Seleksi Polwan

Ketika mengikuti tes, tidak ada satu pun teman-teman Avy yang mengetahuinya. “Karena saya berpikir, kalo nggak keterima, saya malu. Jadi lebih baik, saya berusaha dulu, lalu ikhtiar, berdoa,” jelas lulusan Psikologi Universitas Diponegoro (Undip) Semarang ini.

Persyaratan pengalaman bekerja profesi karier menjadi polisi wanita polwan jenjang keterampilan kriteria
Avy Tiasa Febrina (Polisi Wanita) | Foto: Instagram/@avytyasa

Satu hal yang membuat dilema kala itu, yakni ketika proses pendaftaran ia juga harus wisuda di Semarang di bulan yang sama. Untungnya, ada jeda sekitar 1 minggu sebelum tes seleksi Polwan sehingga Avy bisa mengikuti wisuda. Setelah wisuda, Avy kembali lagi ke Lampung untuk menjalani tes Polwan. Mengikuti serangkaian seleksi baik di Kepolisian Daerah (Polda) maupun Pusat, ia pun dinyatakan lolos.

Tapi itu belum selesai, masih ada satu masalah yang menghambat langkahnya. Ternyata, ia masih terdaftar sebagai mahasiswa Undip meski ia sebenarnya telah wisuda. Tentu saja itu dapat menjadi batu sandungan jika masalah tersebut tidak segera diselesaikan. “Dilema, saya juga sempat menangis. Masak saya gagal hanya karena administrasi yang saya pikir bukan salah saya,” kata pemilik tinggi badan 162 cm dan berat badan 62 kg ini.

Dukungan Orang Tua

Berkat bantuan sang ayah, Avy akhirnya mendapatkan ijazah yang sudah dilegalisasi. “Itu saya melihat perjuangan ibu dan ayah saya bahwa luar biasa doa dan usaha mereka hanya untuk membantu saya hingga sampai saat ini, tidak hanya hanya saat saya daftar,” terang perempuan yang hobi jalan-jalan, nonton, dan olah raga lari ini.

Selain berikhtiar dan berdoa, mereka sekeluarga juga beramal ke panti asuhan. “Memberikan sedikit rezeki kami, membagikan sedikit kebahagiaan kami untuk meminta doa mereka karena kami yakin bahwa doa anak yatim piatu adalah salah satu doa yang akan diijabah oleh Allah SWT. Jadi, ibu, orang tua saya tiada henti memberikan doa untuk saya, setiap malam, setiap pagi. Saat menemani saya tes, ibu dan ayah saya selalu di masjid untuk mendoakan saya,” Avy menambahkan.

“Itu luar biasa sungguh perjuangan orang tua saya. Jadi saya sampai saat ini tidak akan seperti ini tanpa orang tua saya. Mungkin orang melihatnya, ‘Ah, dia bisa karena ibunya Polri, kakaknya juga Polri’. Tetapi mereka tidak tahu betapa sulitnya usaha saya dan keluarga untuk mencapai titik tersebut,” ungkapnya.

Selanjutnya, Avy ingin agar ia dapat bekerja dengan tekun agar dapat meraih prestasi setinggi-tingginya demi membanggakan orang tua, terutama ibunya yang juga merupakan anggota Polri. Tak lupa, Avy menekankan pentingnya kecintaan pada pekerjaan supaya karier bisa lebih maju dan berkembang.