Home Beauty Ketahui Manfaat Behel Gigi & Tahapan Pemasangannya

Ketahui Manfaat Behel Gigi & Tahapan Pemasangannya

Dokter gigi spesialis ortodonti bertugas melakukan perawatan dan pemasangan jenis behel gigi yang paling tepat
Ilustrasi behel gigi | Foto: Shutterstock

Highlight.ID – Tidak semua orang mempunyai susunan gigi yang rapi. Oleh karena itu, banyak orang ingin merapikan giginya agar terlihat lebih indah dipandang. Dalam dunia kedokteran gigi, metode untuk merapikan gigi disebut dengan orthodonti. Proses untuk merapikan gigi membutuhkan alat bernama behel gigi.

Behel gigi tak hanya sebatas memperbaiki penampilan semata, tapi juga mempunyai beragam manfaat untuk kesehatan gigi. Pemasangan behel gigi dilakukan oleh dokter gigi spesialis orthodonti untuk mendapatkan hasil maksimal. Dokter gigi yang berpengalaman akan menentukan jenis perawatan yang paling tepat untuk pasien.

Apa itu Orthodonti?

drg. Stephanie Adelia Susanto, M.M, Sp. Ort., Dokter Gigi Spesialis Orthodonti Opal Dental Yogyakarta, menjelaskan bahwa orthodonti merupakan cabang ilmu kedokteran yang fokus pada tindakan-tindakan pelurusan gigi dengan menggunakan behel atau kawat gigi. Selain memperbaiki dan merapikan posisi gigi, dokter gigi spesialis orthodonti juga memastikan rahang pasien sejajar sehingga struktur wajahnya seimbang.

Dokter gigi spesialis orthodonti berbeda dengan dokter gigi umum. Perbedaannya, Dokter gigi spesialis orthodonti telah menyelesaikan pendidikan spesialis orthodonti sementara dokter gigi umum tidak. “Kalo spesialis orthodonti sendiri kuliahnya minimal tambah tiga tahun lagi (setelah lulus dari kedokteran gigi umum). Selama 3 tahun itu kita full mempelajari behel gigi dan ilmunya. Tentu saja beda sama dokter gigi umum,” kata drg. Stephanie yang memiliki nama panggilan drg. Adel kepada Highlight.ID.

Baca Juga:
Manfaat Clear Aligner untuk Gigi Lebih Lurus & Rapi

Kegunaan Behel Gigi

“Orang mengira orthodonti itu cuma meluruskan gigi, ngerapiin aja. Gigi tetap lurus, (terlihat) oke. Padahal, kenyataannya nggak cuman gigi lurus tapi juga harus memperhatikan daya gigitannya. Idealnya, ketika mengunyah itu beban kunyahnya seimbang atau tidak. Lurusnya juga ada (nilai) estetiknya. Sepertinya simple ilmu ortodonti, tapi tidak se-simple itu. Kalo yang pasang (behel gigi) itu ilmunya tidak bagus, hasilnya juga tidak bagus,” terang drg. Stephanie.

Beberapa orang memasang behel gigi karena pertimbangan estetika, agar telihat lebih gaya atau hanya sekadar ikut-ikutan. Padahal, yang harus diutamakan adalah aspek kesehatan giginya. Jika alasannya hanya sekadar fashion, maka drg. Stephanie tidak menyarankan pasien untuk memasang behel gigi. “Karena behel dalam mulut gampang nyangkut kotoran, bersihinnya susah. Kalo nggak perlu, ngapain pake behel. Itu menimbulkan masalah.”

“Tapi kalo memang perlu, ada gigi yang mau diluruskan, nah, itu jadi manfaatnya akan besar. Kalo ada pasien yang pasang behel karena fashion, ya kita edukasi mengenai behel itu sendiri,” ujar drg. Stephanie.

Baca Juga:
Jangan Sepelekan, Ini Penyebab Gigi Berlubang dan Cara Mengatasinya

Dokter gigi spesialis ortodonti bertugas melakukan perawatan dan pemasangan jenis behel gigi yang paling tepat
drg. Stephanie Adelia Susanto, M.M, Sp. Ort. (kiri) | Foto: Dok, Opal Dental

“Dengan meluruskan gigi, dia (pasien) itu bisa menyeimbangkan gigitannya, bisa dipaskan. Gigi ini ketemu gigi ini. Ketika kontak, kunyahnya pas dia akan jauh lebih sehat. Giginya akan jauh lebih awet. Dengan pake behel itu, giginya nggak gampang pecah. Manfaatnya (dari aspek) estetika, kesehatannya juga ada,” imbuhnya.

Tahapan Pemasangan Behel Gigi

Pasien yang menghendaki pemasangan behel gigi harus konsulasi terlebih dahulu kepada dokter gigi spesialis orthodonti. drg. Stephanie menerangkan bahwa pasien tidak bisa langsung melakukan pemasangan behel gigi pada sesi konsultasi pertama. “Dokternya perlu membuat rencana perawatan dulu. Rencana perawatan (meliputi) model giginya, pemeriksaannya dari foto, analisis rontgen, baru kita dapatkan datanya,” ujarnya.

Lewat konsultasi dengan pasien, dokter mendapatkan data-data yang berguna untuk diagnosis. Setelah itu, dokter menawarkan rencana perawatan beserta biaya yang harus dikeluarkan. Pada sesi pertama ini, pasien masih dapat mempertimbangkan apakah jadi memasang behel gigi atau tidak. “Biasanya 2 kali pertemuan. Kita dignoasa dulu, treament plan, baru kita eksekusi,” lanjut wanita kelahiran Yogyakarta, 21 Oktober 1988 ini.

Baca Juga:
Gak Boleh Sembarangan, Ini Cara Pasang Behel Gigi yang Paling Aman

Menurut drg. Stephanie, pemasangan behel gigi membutuhkan komitmen jangka panjang untuk mendapatkan hasil yang optimal. “Dokternya juga harus memastikan bahwa pasien itu niat. Jadi, kita harus berkomitmen dulu. Kalo nggak ada kerja sama yang bagus antara pasiennya, perawatannya nggak akan berjalan lancar.”

Tahapan pertama pemasangan behel gigi yaitu pembersihan karang gigi dan penambalan gigi apabila ada yang berlubang. “Kalo ada masalah, kita eliminasi dulu masalahnya supaya giginya sehat dulu. Setelah itu, kita ambil data yaitu cetak gigi, ambil foto digital dari mulutnya, kanan-kiri, atas-bawah. Juga foto mukanya, kita lihat harmonis wajahnya. Kemudian kita ambil foto rontgen,” jelas drg. Stephanie.

Data-data tersebut digunakan dokter sebagai alat untuk mendiagnosa pasien dan menentukan rencana perawatan beserta biayanya. Apabila gigi pasien telah bersih dari lubang dan karang gigi, maka behel gigi siap dipasang. Pemasangan behel gigi sendiri memerlukan waktu 1 hingga 1,5 jam. “Saat pemasangan  termasuk step paling penting. Karena kalo pake behel sebagus apapun ketika pasangnya nggak tepat, ya giginya nggak akan bagus,” ungkap perempuan yang berzodiak Libra ini.

Dokter gigi spesialis ortodonti bertugas melakukan perawatan dan pemasangan jenis behel gigi yang paling tepat
drg. Stephanie Adelia Susanto, M.M, Sp. Ort. (kiri) | Foto: Dok, Opal Dental

Secara umum, behel gigi yang telah terpasang membutuhkan perawatan sekitar 1,5 hingga 2 tahun. Namun demikian, waktu perawatan dapat berbeda-beda tergantung pada beberapa faktor seperti jenis kasus, jenis behel yang dipakai, kesungguhan pasien untuk selalu kontrol ke dokter, dan keterampilan dokter dalam memasang behel gigi.

Pasien yang memakai behel konvensional memerlukan perawatan ke dokter sekitar 3 hingga 4 minggu sekali. Sedangkan perawatan behel damon bisa 2 bulan sekali. Apabila pasien tidak rajin atau telat kontrol ke dokter, maka proses perawatan behel gigi dapat lebih lama. Selain itu, gerakan gigi juga tidak tidak sesuai yang diinginkan. Setiap kali kontrol ke dokter, pasien mendapatkan evaluasi dan langkah-langkah yang diperlukan untuk menjaga kebersihan behel.

Baca Juga:
Gigi Lebih Putih dan Cemerlang dengan Metode Bleaching

Jenis-jenis Behel Gigi

Behel gigi ada berbagai macam jenis berdasarkan merek maupun metode perawatannya. “Ada behel yang dipasang di depan. Yang umum sering dipakai itu behel konvensional yang pake karet warna warni. Atau, ada yang agak populer itu behel damon. Lainnya, ada behel yang dipasang di belakang gigi, jadi dia lebih estetik. Istilahnya, lingual braces tapi belum cukup populer di Indonesia karena memang keterbatasan bahannya,” kata drg. Stephanie.

Selain itu, ada ada metode merapikan gigi yang menggunakan teknologi clean aligner. Salah satu clean aligner yang paling terkenal yakni Invisalign yang berbentuk plastik dan bernilai estetis. Satu pasien akan mendapatkan beberapa clean aligner yang masing-masing dipakai 7 hingga 10 hari.

“Invisalign, konsepnya adalah clear aligner (yang) udah nggak pake kawat atau bracket lagi. Pake plastik vakum yang membungkus gigi. Nanti pasien akan dapat (clean aligner) sesuai kasusnya masing-masing.”

Menurut pengamatan drg. Stephanie, masyarakat di Indonesia lebih banyak yang lebih memilih behel konvensional dengan karet dan behel damon. Bahan-bahan behel gigi terdiri dari 2 macam, yakni metal yang anti karat dan keramik atau safir yang lebih estetis.

Perawatan Behel Gigi

Behel gigi perlu dibersihkan secara teratur dengan menggunakan sikat gigi khusus yang biasa dijual di klinik gigi. Jika memakai sikat gigi biasa, maka proses pembersihan tidak akan optimal. Sikat gigi untuk behel ada dua macam, yaitu sikat gigi ortho yang bentuknya seperti sikat gigi biasa namun sikatnya beda. Satunya lagi, yaitu interdental brush untuk membersihkan sela-sela gigi. Selain itu, behel juga perlu dibersihkan dengan benang gigi (flossing). Untuk flossing, pasien dapat melakukannya sendiri di rumah setelah belajar dan beradaptasi.

Apabila pasien puas, kondisi gigi sudah lurus dan rapi serta sesuai dengan panduan senyum yang bagus maka behel gigi bisa dilepas. Selain itu, hasil yang diharapkan dari pemasangan behel yaitu gigitan gigi menjadi lebih pas. Meskipun behel telah dilepas, pasien tetap harus menjaga giginya dengan alat penahan gigi yang bernama retainer. Fungsi retainer untuk menjaga agar susunan gigi tetap pada posisinya.

drg. Stephanie mengatakan, “Itu (retainer) memang harus tetap dipakai karena gigi itu sifatnya terus bergerak. Kalo dia lepas behel terus dia nggak pake retainer, ada risiko giginya akan berubah. Biarpun nggak kembali ke awal tapi kita sarankan untuk pake retainer.”