Highlight.ID – Pasar fashion muslim di Indonesia terbilang sangat besar. Hal itu sangat beralasan, mengingat Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah populasi penduduk muslim terbanyak di dunia. Yang menggembirakan, potensi tersebut direspon dengan baik oleh para pelaku industri fesyen Tanah Air. Hal itu terlihat dari masuknya Indonesia dalam 5 besar negara anggota Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) yang menjadi pengekspor fashion muslim terbesar di dunia.
Saat ini, semakin banyak brand-brand fashion muslim lokal yang muncul ke permukaan. Ditambah lagi, hadirnya desainer-desainer busana muslim yang mampu menunjukkan eksistensinya di dunia mode. Bahkan, beberapa modest fashion designer Indonesia mampu mengorbitkan karya-karyanya hingga ke mancanegara. Indonesia pun bercita-cita menjadi kiblat fashion muslim dunia pada tahun 2020.
Melihat peluang yang sangat bagus di bidang fashion muslim, Diajeng Lestari memiliki inisiatif untuk merintis bisnisnya dengan mengembangkan situs e-commerce yang beralamat di www.hijup.com. HIJUP yang diambil dari kata “Hijab” dan “Up” menjadi e-commerce fashion muslim pertama di Indonesia yang berdiri pada tahun 2011.
Baca Juga:
Kisah Wanita Inspiratif di Balik Peresmian HIJUP Store Yogyakarta
Dalam membangun bisnisnya, HIJUP tidak sendirian melainkan bekerja sama dengan para desainer dan brand fashion lokal. Dengan demikian, HIJUP menjalankan perannya sebagai penggerak dalam bidang pemasaran dan distribusi serta menjadi penghubung antara desainer dengan pelanggan. Sebanyak 200-an desainer atau merek fashion muslim lokal telah bergabung di HIJUP.
Meski berawal dari e-commerce, HIJUP tidak melupakan aktivitas pemasaran yang bersifat offline. HIJUP berupaya menjalankan konsep online dan offline secara beriringan. Kini, HIJUP telah memiliki beberapa offline store yang tersebar di berbagai kota di seluruh Indonesia. Tak hanya itu, HIJUP bahkan telah melakukan ekspansi hingga ke Malaysia dan Inggris.
Ketika diwawancarai Highlight.ID di sela-sela Grand Opening HIJUP Store Yogyakarta di kawasan Terban (22/12), Diajeng Lestari, Founder & Chief Executive Officer (CEO) HIJUP menjelaskan bahwa strategi pemasaran antara online dan offline bersifat sinergis. “Karena kami menyadari bahwa behaviour market Indonesia itu berbeda. Masyarakat Indonesia itu suka bertatap muka, berkomunitas, (dan) bersilaturahmi,” ujar dia.
Baca Juga:
7 Merek Pakaian Muslimah Indonesia yang Menjadi Favorit Hijabers
Bagi Diajeng yang merupakan lulusan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, kegiatan bertatap muka secara langsung di toko offline dapat melengkapi pengalaman berbelanja online. Menurutnya, sejak awal tahun 2018, kontribusi toko offline bagi omset HIJUP dari waktu ke waktu semakin meningkat hingga lebih dari 20 persen.
Diajeng pun memiliki alasan khusus kenapa membuka offline store HIJUP di kota Yogyakarta. “Yang pasti karena Jogja itu, kita sering mendengar, ya, sudah terkenal dengan kota wisata. Dan di kota Jogja ini, pemerintah kota pun mengembangkan tempat-tempat pariwisata yang ramah terhadap pejalan kaki, seperti beberapa hari yang lalu (ada) peresmian wilayah-wilayah wisata dengan pedestrian, tempat pejalan kaki. Dan menurut saya, itu sangat bagus” jelas dia.
Ia mencontohkan negara-negara yang memiliki kota-kota fashion dunia seperti di Jepang (Tokyo), Perancis (Paris), Italia (Milan), dan Inggris (London) yang mengembangkan pusat-pusat wisata yang berupa distrik/kawasan fashion. Lalu, Diajeng membandingkan dengan kota Yogyakarta tepatnya di Jalan C. Simanjuntak di mana terdapat beberapa toko/butik fashion muslim.
Baca Juga:
HIJUP dan Tencel Rilis Busana Muslim yang Ramah Lingkungan
“Nah ini menarik karena di Jalan C. Simanjuntak ini terkenal dengan (toko-toko) baju muslim. Karena banyak toko-toko busana muslim yang ada di jalanan ini. Harapannya, semoga kota Jogja ini bisa memberikan inspirasi juga bagi kota-kota lain untuk mengembangkan distrik fashion dan semoga HIJUP bisa menjadi bagian dari entitas fashion muslim yang membawa perubahan,” tambahnya.
Diajeng juga berharap agar merek-merek fashion muslim lokal dicintai oleh masyarakat Indonesia. Tak hanya sebatas produk fashion saja, tapi merek tersebut mampu memberikan inspirasi bagi banyak orang.
Ke depannya, Diajeng memiliki target-target yang hendak dicapai, salah satunya yaitu mempunyai kontribusi positif terhadap perkembangan fashion muslim di Indonesia. Diajeng menuturkan, “Kita (HIJUP) ingin bersama-sama, sampai tahun 2020 itu kita memiliki visi yang juga selaras dengan visi pemerintah untuk menjadikan Indonesia sebagai pusat busana muslim dunia.”
“Nah di situ diperlukan pemain-pemain yang berkembang dan kuat dalam industri fashion ini dan juga market yang mencintai produk-produk dalam negeri,” tutupnya.