
Highlight.ID – Bidang kecantikan menawarkan peluang kerja maupun bisnis yang dapat mendatangkan penghasilan. Namun untuk dapat bekerja di bidang kecantikan, orang harus membekali dirinya dengan berbagai macam keterampilan. Misalnya untuk bekerja di salon kecantikan, orang wajib menguasai berbagai jenis potongan rambut. Selain itu, mereka juga perlu mengikuti tren kecantikan yang sedang berkembang baik di dalam negeri maupun internasional.
Ivan Christian selaku Manajer Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP) Hanna menjelaskan bahwa prospek kerja dan bisnis di bidang kecantikan sangat terbuka lebar. “Selama ada yang namanya wanita, pasti butuh yang namanya kecantikan rambut dan kecantikan kulit. Ditambah di zaman sekarang ini ada social media, semua orang pengin tampil cantik. Prospeknya masih sangat baik ke depannya,” kata dia.
LKP Hanna merupakan tempat kursus kecantikan yang didirikan oleh Hanna Lana Susanti sejak tahun 1981. Selain membuka tempat kursus kecantikan, Hanna sekaligus membuka salon kecantikan yang menawarkan beragam perawatan rambut dan kulit. Dalam perkembangannya, Salon Hanna bekerja sama dengan pihak lain dan berganti nama menjadi De Wave Salon and Reflexology yang berlokasi di Jalan Tamansiswa, Yogyakarta. Sementara, LKP Hanna masih tetap beroperasi dengan nama yang sama.
Instruktur LKP Hanna, seperti yang dijelaskan Ivan, sudah mempunyai pengalaman yang banyak dan tetap mengikuti tren kecantikan yang sedang berkembang. “Lulusan-lulusan kita akhirnya akan ke salon, entah dia bekerja di salon atau buka salon. Kalo seperti itu, harus mengikuti tren dan perkembangan jaman,” katanya.
Baca Juga:
Rêver Academy, Sekolah Kecantikan yang Memadukan Teknik Eropa dan Asia
LKP Hanna yang mempunyai Nomor Pokok Sekolah Nasional (NPSN) dari Dinas Pendidikan telah melahirkan banyak lulusan yang tersebar di seluruh Indonesia. Tak sedikit, di antara mereka yang telah mandiri dengan membuka bisnis salon. “Kami cukup bangga, karena lulusan kami dikenal baik oleh masyarakat. Bahkan di Jogja sendiri, banyak salon yang (pemiliknya) lulusan LKP Hanna,” jelas Ivan kepada Highlight.ID.
Pada awal berdirinya, banyak pelanggan yang datang ke salon untuk perawatan maupun belajar tentang kecantikan. “Seiring berkembangnya waktu, tahun 2000-an, sudah banyak lulusan yang buka (salon) sendiri, ada yang di sekitaran Jogja. Itu ada pengaruhnya buat kami,” ujar dia.
Hal itu membuat pegunjung salon tidak seramai sebelumnya. Di satu sisi, banyaknya lulusan yang membuka usaha salon kecantikan membuat pihak LKP Hanna bangga. Namun di sisi lain, hal itu dapat membuat persaingan bisnis salon menjadi lebih ketat. Meskipun demikian, Ivan mengatakan bahwa LKP Hanna telah mempunyai nama dan berpengalaman sejak lama sehingga masih banyak orang yang mencarinya.
Baca Juga:
BelajarSalon Ajarkan Cara Memotong Rambut Dalam Waktu 2 Hari

Bahkan, ada orang dari luar pulau Jawa yang datang ke kota Yogyakarta hanya untuk mendaftar dan belajar kecantikan di LKP Hanna. Lama pendidikan di LKP Hanna dari Tingkat Dasar hingga Tingkat Terampil bisa mencapai 10 minggu apabila dilakukan secara intensif. “Mereka (Siswa) yang dari luar kota itu datang ke Jogja bisa sampai 2 – 3 bulan di sini, khusus untuk kursus,” katanya.
Setiap siswa mendapatkan materi yang diperlukan untuk bisa bekerja maupun membuka bisnis salon kecantikan. LKP Hanna membuka Kelas Penyesuaian bagi mereka yang belum memiliki pengetahuan dan keterampilan sama sekali di bidang kecantikan. Selain itu, ada pula siswa yang telah mempunyai bisnis salon kecantikan dan ingin menambah keterampilannya.
Program Tata Kecantikan Kulit dan Tata Kecantikan Kulit menjadi pilihan bagi sebagian lulusan SMA yang ingin cepat mendapatkan pekerjaan. Ivan menerangkan bahwa kedua program tersebut banyak peminatnya. Ia mencontohkan ada siswa yang awalnya belajar Tata Kecantikan Rambut, tapi setelah mengetahui ada program Tata Kecantikan Kulit, akhirnya ia juga mengambil program tersebut. Demikian juga sebaliknya.
Baca Juga:
5 Sekolah Kecantikan Indonesia untuk Belajar Makeup dan Hairdressing

Selain praktik secara langsung, siswa juga dibekali pula dengan teori yang mendukung profesinya. Setiap program mempunyai tingkatan yakni Tingkat Dasar, TIngkat Terampil, dan Tingkat Mahir. “Kalo mau buka salon atau bekerja, kami sarankan minimal sampai tingkat yang kedua, Tingkat Terampil. Kalo tingkat satu, biasanya untuk penggunaan probadi,” terangnya.
Tata Kecantikan Kulit
Materi-materi Tingkat Dasar meliputi Perawatan Wajah, Make Up Dasar, Manicure dan Pedicure. Sedangkan Tingkat Terampil beberap materinya seperti Perawatan Wajah, Make Up Artist, Pemutihan Tangan dan Kaki, dan Waxing. Untuk Tingkat Mahir, materinya yakni Perawatan Tubuh dan Body Painting.
Selain itu, siswa dapat memilih Program Tata Rias Penganten Paos Ageng dan Tata Rias Penganten yang meliputi Paket Internasional, Paket Jogja Putri, dan Paket Solo Putri. Ada pula Program Tata Kecantikan Kulit – Make Up yang terdiri dari Pengenalan, Tingkat Dasar, dan Tingkat Terampil.
Baca Juga:
Puspita Martha Bekali Siswanya Agar Siap Berkarier di Industri Kecantikan
Tata Kecantikan Rambut
“Kalo Tingkat Dasar, setidaknya lulus dari sini sudah bisa praktik beberapa jenis potongan rambut, contoh potongan shaggy, bob, oval poni. Hal-hal yang basic seperti itu tentu harus bisa. Ketika masuk ke (Tingat) Terampil, dapat tambahan skill (membuat rambut) keriting, mencat rambut sampai pelurusan rambut,” Ivan menambahkan.
Untuk Tingkat Dasar, siswa mempelajari materi-materi seperti Pengenalan Alat-alat Tata Kecantikan Rambut, Parting, Cuci Blow, Praktik Gunting, Hairpiece, Sanggul, dan Creambath. Sedangkan Tingkat Terampil, materi-materi yang dipelajari yakni Gunting Rambut dengan Alat, Keriting, Sanggul Modern, Meluruskan Rambut, dan Sanggul. Untuk Tingkat Mahir, siswa mempelajari Sanggul Keluarga dengan beberapa model.
Dalam praktik, siswa memperoleh kesempatan untuk memotong rambut orang yang berkenan menjadi model. Kemudian, model tersebut akan dipotong rambutnya oleh siswa. Demikian juga dengan kecantikan kulit, siswa dapat mempraktikkan pada orang sebenarnya.
Setelah melewati serangkaian pertemuan, siswa harus mengikuti ujian teori dan praktik sebagai syarat kelulusan. “Untuk lulusan yang dari sini, umumnya sudah bisa pegang (melayani) pelanggan. Memang kalo yang berangkat dari nol itu, ada sedikit perbedaan. Karena training 2 sampai 3 bulan ini sudah cukup mengubah orang yang tadinya tidak tahu apa-apa, jadi bisa tahu sampai bisa melakukan (sesuai) standar minimal yang sudah ditetapkan,” jelas Ivan.