Highlight.ID – Penuaan dini dapat terjadi karena radikal bebas, paparan sinar matahar maupun gaya hidup yang tidak sehat seperti merokok dan minum alkohol. Akibatnya, akan muncul garis-garis halus atau kerutan di bagian wajah. Elastisitas kulit yang menurun dapat membuat orang terlihat lebih tua dari usia sebenarnya.
Beberapa perawatan ditujukan untuk mereka yang ingin mengembalikan kulit yang telah mengalami penuaan menjadi lebih kenyal dan elastis. Metode pengencangan kulit tanpa masa penyembuhan (downtime) maupun efek samping yang minim menjadi pilihan bagi banyak orang.
dr. Hafida Rayni, Dokter Kecantikan Klinik Estetika dr. Affandi Yogyakarta, menerangkan bahwa treatment untuk mengencangkan kulit ada 2 jenis, yakni perawatan invasif dan perawatan noninvasif. Perawatan invasif menggunakan prosuder medis seperti pembedahan, penyuntikan ataupun penanaman benang. Sementara itu, perawatan nonivasif di antaranya yakni radio frequency (RF) dan Ultherapy.
Radio Frequency (RF)
“Radio frequency itu adalah suatu perawatan (yang) menggunakan frekuensi radio untuk menyalurkan panas ke dalam kulit. Panas yang dihasilkan itu akan menstimulasi terbentuknya kolagen,” jelas dr. Hafida kepada Highlight.ID. Perawatan radio frequency ini sering disebut juga dengan setrika wajah karena rasanya yang hangat ketika ditempelkan ke kulit.
Baca Juga: Perawatan Rejuvenation di Klinik Kecantikan untuk Kulit Lebih Muda
Manfaat Radio Frequency
Perawatan radio frequency bermanfaat untuk mengurangi garis-garis halus di wajah, mengencangkan kulit kendur, dan meremajakan kulit (rejuvenation). “Selain untuk mengencangkan (kulit), juga bisa untuk memecah lemak di area-area tubuh yang ada lemak yang tidak diinginkan, itu bisa dibantu untuk dikurangi,” kata wanita kelahiran Jakarta, 7 Mei 1986 ini.
Bagian tubuh yang bisa dilakukan tindakan RF meliputi area wajah, leher, lengan, perut, dan paha. Menurut dr. Hafida, bagian tubuh yang paling sering dilakukan tindakan RF yakni area wajah. “Tergantung juga dengan keluhan pasien, misalnya ada keluhan di sekitar mata, RF-nya ya di sekitar area mata. Atau untuk mengencangkan seluruh wajah, kita (lakukan tindakan) RF,” tambahnya.
Tindakan RF ditujukan bagi mereka yang kulitnya sudah kendur, mulai ada garis-garis halus tanda penuaan dengan usia sekitar 30-an ke atas. Selain itu, pasien berusia di bawah 30 tahun yang mengalami penuaan dini juga dapat melakukan perawatan ini.
Baca Juga: Bikin Awet Muda, Ragam Treatment Kecantikan untuk Meremajakan Kulit
“Kelebihannya (RF) tidak invasif, tidak ada perlukaan, pasien nggak perlu khawatir. Karena nggak semua pasien berani kan , disuntik, dibenang. Saat tindakan (RF) terasa nyaman, cuman hangat aja. Tidak ada downtime-nya, pasien bisa langsung beraktivitas,” ujar dia.
Tahapan Radio Frequency
Pasien yang ingin melakukan perawatan di klinik kecantikan, harus melakukan konsultasi terlebih dahulu dengan dokter yang berpengalaman. “Pertama pasti kita konsultasi, evaluasi dulu, memungkinkan atau tidak untuk dilakukan tindakan RF. Nanti jika memang memungkinkan kulitnya, kemudian kita kerjakan tahapannya pertama dibersihkan dulu (bagian tubuhnya). Kemudian dioleskan gel, langsung dikerjakan tindakan radio frequency-nya,” kata lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Jenderal Soedirman (FK UNSOED) Purwokerto ini.
Setelah selesai, kulit yang dilakukan tindakan RF dibersihkan lagi dan didinginkan dengan kompres. dr. Hafida mengatakan bahwa tindakan RF tergolong sederhana, aman, dan nyaman. “Durasinya tergantung area yang dikerjakan, kisaran 30 menit sampai 1 jam,” jelas dia.
Baca Juga: 8 Klinik Kecantikan di Jakarta yang Didukung oleh Dokter Estetika Profesional
Apabila dalam satu kali kunjungan, menginginkan perawatan RF untuk beberapa area sekaligus maka durasinya akan lebih panjang lagi. Pasien akan merasakan hangat di bagian area tubuh yang dilakukan tindakan RF. Setelah perawatan RF, dapat langsung beraktivitas kembali seperti biasa.
dr. Hafida menambahkan, “Memang biasanya, pasca RF itu bisa jadi kulitnya agak kemerahan. Tapi merahnya ringan. Bengkak-bengkak, bisa jadi, tapi itu jarang. (Kulit) Merah atau bengkak bisa hilang dalam beberapa jam. Tergantung sensitivitas kulitnya.”
Pasien yang wajahnya mengalami jerawat tidak disarankan melakukan tindakan RF. Selain itu, ibu hamil juga tidak diperkenankan melakukan perawatan RF ini karena dikhawatirkan akan mengganggu janinnya. “Penggunaan alat pacu jantung, itu juga tidak boleh. (Lalu) Pasien-pasien pasca tanam benang, filler atau botox itu juga tidak boleh,” ujar dr. Hafida.
Baca Juga: Kulit Wajah Lebih Kencang dengan Thermage FLX, Ini Tahapan-tahapannya
Dalam penjelasannya, dr, Hafida mengatakan, “Dalam satu kali treatment kulitnya terasa lebih kenyal, akan terjadi peremajaan kulit. Kolagen yang terbentuk itu masih bisa berlanjut sampai 2 bulan pasca tindakan.” Namun demikian, hasil yang maksimal didapatkan setelah melakukan sekitar 6 – 8 kali perawatan RF dengan rentang waktu satu minggu.
Agar kulit lebih terjaga kecantikannya, dr. Hafida menyarankan pasien untuk melakukan perawatan wajah harian. “Pake pelembap, tirai matahari. Sunscreen itu wajib dipakai yang mencegah penuaan dini. Kalo bisa diambahkan vitamin,” ujarnya.
Ultherapy
Ultherapy merupakan perawatan noninvasif yang memanfaatkan energi atau gelombang suara untuk menghantarkan panas ke dalam kulit. “Hampir sama dengan RF, karena panasnya masuk ke dalam kulit, itu akan merangsang pembentukan kolagen. Tapi, ultherapy ini lebih dalam dibandingkan radio frequency. Jadi, hasilnya memang lebih bagus,” jelas dr. Hafida.
Panas yang dihantarkan lewat ultherapy masuk ke kulit bagian tengah bernama dermis. “Kalo ultherapy bisa lebih dalam lagi sekitar 4,5 mm ke dalam kulit. Fungsinya untuk mengencangkan kulit dan lebih tepat sasaran, presisi. Karena pas tindakan itu, dokter bisa melihat layar,” imbuhnya.
Baca Juga: Cara Mengurangi Lemak dan Mengencangkan Tubuh Menurut Dokter Kecantikan
Mesin ultherapy dilengkapi dengan layar sehingga dokter dapat mengarahkan energi panas dengan lebih akurat. “Di layar itu ada, kita bisa melihat lapisan-lapisan kulitnya. Jadi, pas dokter menembakkan energinya itu bisa tepat sasaran berdasarkan tampilan di layar,” ujar dia.
Tahapan Ultherapy
Tahapan ultherapy meliputi pembersihan bagian tubuh yang ingin dilakukan tindakan. Kemudian kulit diolesi salep anestesi untuk mengurangi rasa sakit. “Dioleskan dulu, ditunggu sekitar 30 menit. Nanti setelah itu dibersihkan anestesinya. Lalu kita gambar, ada pattern-nya sendiri di setiap area tubuh. Kita oleskan gel juga, baru ditembakkan energinya,” lanjut dr. Hafida.
Perawatan ultherapy ini terasa sedikit nyeri dibandingkan dengan radio frequency. “Nyerinya sedikit di dalam (kulit), saat energinya ditembakkan. Tapi setelah energinya masuk, nyerinya hilang. Nanti kita geser lagi ke area (tubuh) yang lain,” kata dia.
Baca Juga: Thermage FLX, Teknologi Pengencangan Kulit untuk Area Wajah Tanpa Operasi
Durasi perawatan ultherapy juga lebih lama dibandingkan RF, tergantung area tubuh yang hendak dilakukan tindakan. dr. Hafida menuturkan, “Ada yang 30 menit sampai 1,5 jam. Kalo cuman area mata aja itu sebentar, sekitar 20 menit tambah anestesi bisa 1 jam. Kalo pipi sampai leher tambah anestesi bisa lebih lama lagi, (sekitar) 2 jam.”
“Ultherapy ini lebih praktis dibandingkan radio frequency. Kalo radio frequency 1 minggu sekali bisa diulang. Kalo ultherapy nggak. Jadi satu kali tindakan (ultherapy), nanti kita evaluasi lagi 3 bulan mendatang. Menunggu kolagen-kolagen barunya terbentuk. Nanti kalo sudah 3 bulan oke, ya sudah, kita tidak mengulang ultherapy lagi,” jelas dr. Hafida.
Setelah perawatan ultherapy, pasien dapat langsung beraktivitas. dr. Hafida berpesan agar setiap orang menjaga kesehatan kulitnya, “Perawatan standar kulit menyesuaikan dengan jenis kulit masing-masing. Apakah berminyak, kering atau normal itu pemilihan produknya juga akan berbeda. Pembersihnya menyesuaikan jenis kulit juga, kemudian pake pelembap, tirai matahari, vitamin.”
“Nutrisinya juga harus dijaga, misalnya minum air putih yang cukup. Lalu makan buah dan sayur, itu juga bisa menjaga kesehatan kulit,” tutupnya.