Highlight.ID – Dikenal sejak ribuan tahun lalu di China, akupunktur merupakan terapi tradisional yang menggunakan jarum yang ditancapkan pada titik-titik tertentu di bagian tubuh. Kini, dalam perkembangannya, akupunktur juga telah digunakan di dunia kedokteran sebagai metode pengobatan untuk berbagai penyakit yang berhubungan dengan saraf, hormonal, dan imunitas.
Pada awalnya, akupunktur hanya dikenal dan diterapkan di wilayah China dan negara-negara sekitarnya di Asia seperti Jepang dan Korea. Efektivitas akupunktur dalam menyembuhkan berbagai macam penyakit ternyata tersebar juga ke belahan dunia lainnya.
Apa itu Akupunktur Medik?
Dilansir dari medicalacupuncture.org, akupunktur mulai berkembang di Amerika Serikat (AS) di awal tahun 1970-an. Pehatian terhadap akunpunktur di negara tersebut tak terlepas dari laporan seorang jurnalis asal AS bernama James Reston yang dimuat di surat kabar The New York Times tanggal 26 Juli 1971. Dalam artikelnya, ia menceritakan pengalamannya dengan manajemen nyeri pasca operasi usus buntu yang menggunakan jarum akupunktur. Terapi tersebut berhasil dan sejak saat itu mampu menarik kalangan medis untuk mempelajarinya lewat berbagai macam riset.
dr. Harizah Umri, Sp.Ak., Dokter Spesialis Akupunktur Medik Rumah Sakit Universitas Islam Indonesia (RS UII) Yogyakarta menerangkan, “Akupunktur medik merupakan tindakan perangsangan titik-titik akupunktur yang berada di kulit atau permukaan tubuh dengan menggunakan jarum.” Selain itu, ada jenis jarum yang memanfaatkan gelombang listrik yang dinamakan elektroakupunktur.
Baca Juga: Oxygeneo, Perawatan Wajah Tanpa Rasa Sakit dengan Beragam Manfaat
Jenis teknik perangsangan titik akupunktur lainnya yaitu laserpunktur yang menggunakan radiasi sinar laser dengan intensitas rendah dan tidak menyebabkan rasa nyeri sehingga cocok untuk anak-anak. Laserpunktur ini sesuai pula untuk pasien yang takut dengan akupunktur yang menggunakan jarum. Namun demikian, menurut dr. Harizah, laserpunktur masih tergolong jarang digunakan di Indonesia karena alatnya yang mahal.
Bedanya dengan Akupunktur Tradisional
Menurut dr. Harizah, perbedaan antara akupunktur medik dengan akupunktur tradisional terletak pada prinsip terapi. Sama dengan prosedur di kedokteran, akupunktur medik meliputi diagnosis dan patofisiologi untuk mengetahui permasalahan atau jenis penyakit yang dialami pasien. Setelah mengetahui permasalahannya, dokter kemudian dapat melakukan terapi kepada pasien.
Perawatan akupunktur di dunia kedokteran dilakukan oleh dokter spesialis akupunktur medik atau dokter umum yang telah menyelesaikan kursus akupunktur medik. Dokter spesialis akupunktur medik harus menyelesaikan pendidikan spesialis akupunktur medik di universitas selama kurang lebih 5 tahun. Sementara, dokter umum yang tidak mengambil pendidikan spesialis akupunktur medik mengikuti kursus yang umumnya berlangsung singkat dalam beberapa bulan saja. “Selain akupunktur, dokter berkompeten untuk melakukan elektropunktur dan laserpunktur,” jelas dr. Harizah kepada Highlight.ID.
Baca Juga: Bikin Awet Muda, Ragam Treatment Kecantikan untuk Meremajakan Kulit
Akupunktur medik berdasarkan pada ilmu biomedika dan berbasis bukti-bukti klinis atau disebut dengan evidence-based medicine (EBM). Berbeda dengan akupunktur tradisional yang banyak dikenal oleh masyarakat dan dilakukan oleh tenaga nonmedis atau akupunkturis di griya sehat. Keterampilan akupukturis dalam melakukan terapi didapatkan secara empirik atau turun temurun dari para pendahulunya.
Manfaat Akupunktur Medik
Akupuntur medik memiliki formula yang sesuai dengan permasalahan di tubuh pasien berupa titik-titik akupunktur yang berdasarkan letak anatomi dan mengacu pada standar internasional dari World Health Organization (WHO). “Masing-masing titik (akupunktur) mengeluarkan zat yang berbeda,” tambahnya.
Ketika jarum ditusukkan ke bagian-bagian tubuh, maka akan ada berbagai macam zat yang keluar dengan fungsi-fungsi seperti pereda nyeri, anti peradangan, dan lainnya. “Ketika salah satu titik akupunktur ditusuk, ada aktivitas di otak kita,” ujar alumni Program Pendidikan Dokter Spesialis Akupunktur Medik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FK UI) ini.
Jarum akupunktur yang ukurannya lebih kecil daripada jarum suntik dikemas secara steril dan hanya digunakan sekali pakai. “(Jarum) Akupunktur itu menusuk ke tubuh (atau) kulit, pasti ada perubahan di tubuh. Perubahannya dalam bentuk fisiologi tubuh. Contohnya, kulit terlihat lebih memerah setelah jarum ditusukkan, namanya reaksi lokal. Di situ sudah ada proses, ada (zat-zat) yang dikeluarkan, (seperti) anti nyeri, anti peradangan. Nanti ada reaksi yang tingkatnya lebih tinggi lagi, (seperti) ke saraf tepi, saraf pusat atau otak. Dari otak, diperintahkan untuk ke organ-organ terkait,” kata dr. Harizah.
Manfaat akupunktur sendiri sangatlah luas seperti yang tercantum dalam Peraturan Konsil Nomor. 56 Tahun 2018. Dalam peraturan yang dikeluarkan oleh Konsil Kedokteran Indonesia tersebut, ada 79 jenis penyakit atau masalah yang ditangani oleh dokter spesialis akupunktur medik. Beberapa di antaranya yaitu: nyeri punggung; migrain; tremor; insomnia; epilepsi; vertigo; hipertensi; obesitas; nausea; vitiligo; kelelahan; sinusitis; infertilitas; disfungsi ereksi; gejala gastrointestinal seperti mual, muntah, konstipasi, diare pasca kemoterapi, dan masih banyak lainnya.
Baca Juga: Berguna untuk Mengobati Vertigo, Ini Tahapan Akupunktur Medik
Menurut dr. Harizah, daftar penyakit yang tertera di peraturan itu sebenarnya bisa diperluas lagi. Permasalahan yang paling sering ditangani dr. Harizah salah satunya yakni berbagai jenis nyeri seperti nyeri kepala, nyeri pinggang, nyeri pinggang, nyeri tungkai, nyeri lutut, nyeri haid, dan nyeri leher. “Nyeri leher itu sering terjadi pada usia muda, 30-an gitu. Nyeri pinggang untuk usia yang lebih tua,” tambahnya.
Selain itu, akupunktur medik juga sering digunakan untuk menyembuhkan pasien yang mengalami migrain atau vertigo. dr. Harizah menerangkan, “Terus masalah untuk meningkatkan kesuburan atau infertilitas. Tetapi, karena penyebab infertilitas kan banyak, tidak semua (disembuhkan dengan) akupunktur. Ada beberapa bisa yang (diterapi dengan) akupunktur, contohnya pada perempuan yang menderita endometriosis.”
“Atau, sekarang yang lagi banyak juga, (yaitu) PCOS, Polycystic Ovarian Syndrome, gangguan hormon pada perempuan (berupa) terbentuknya kista-kista kecil di indung telur yang mempengaruhi kesuburan, (menyebabkan) haid tidak lancar, sel telurnya sulit matang,” sambung wanita berzodiak Cancer ini.
Baca Juga: Perawatan Laser di Klinik Kecantikan, Apa Saja Kegunaannya?
dr. Harizah menuturkan bahwa akupunktur medik sesuai untuk penderita insomnia. Menurutnya, ada pasien penderita insomnia yang sembuh setelah melakukan akupunktur medik sebanyak 2 kali sesi perawatan. “Penderita insomnia kan tergantung sekali dengan obat tidur. Dan itu tentunya ada efek samping karena (obatnya) dipakai jangka panjang,” katanya.
Setelah terapi akupunktur medik, pasien tersebut akhirnya dapat lepas dari obat tidur. dr. Harizah memaparkan bahwa akupunktur medik dapat mengurangi ketergantungan pasien terhadap obat-obatan. Tak hanya itu, akupunktur medik juga dapat mengurangi berbagai jenis ketergantungan lainnya seperti ketergantungan pada gadget, obat-obatan terlarang (napza) maupun rokok.
Akupunktur medik dapat dilakukan untuk pasien dengan rentang usia yang luas mulai dari bayi yang baru lahir hingga orang berusia lanjut. Menurut dr. Harizah, anak-anak yang sistem metabolisme obatnya masih belum sempurna dapat melakukan terapi akupunktur medik daripada harus meminum obat-obatan.
“Cuman masalahnya, anak-anak (biasanya) takut jarum. Agak sulit untuk kooperatif,” kata dia. Namun demikian, anak-anak akan cenderung lebih memilih akupunktur medik setelah dia merasakan manfaatnya.