Highlight.ID – Baru-baru ini, tepatnya tanggal 15 Oktober, kita memperingati Hari Cuci Tangan Sedunia. Sebagai salah satu organ tubuh yang paling aktif dan banyak bergerak, tangan sering bersentuhan dengan berbagai macam objek mati maupun hidup. Dengan demikian, tangan dapat menjadi sarang kuman yang dapat menyebabkan penyakit.
Oleh sebab itu, kebiasaan mencuci tangan dengan sabun sangat lah penting untuk mencegah penyebaran kuman. Dengan mencuci tangan pakai sabun, kuman atau bakteri akan tersingkirkan dan tidak sampai mengganggu organ tubuh lainnya. Selain itu, tangan yang bersih dari kuman tak akan menyebabkan kontaminasi terhadap makanan dan minuman.
Kebiasaan Hidup Bersih
dr. Efimansyah Iken Lubis, MM, Ketua Perhimpunan Dokter Umum Indonesia (PDUI) Komisariat Jakarta Selatan memaparkan bahwa mencuci tangan pakai sabun perlu dibiasakan sejak usia sekolah. “Apa yang direkam dalam otak mereka, pada saat usia dini ini, inilah yang akan dilakukan mereka pada saat dewasa nanti,” kata dia dalam acara konferensi pers virtual yang diadakan oleh Lifebuoy, Kamis (15/10).
Baca Juga:
Sabun Lifebuoy Terbaru dengan Kandungan Madu dan Habbatussauda
“Jadi artinya, kalo tidak dibiasakan, anak-anak mencuci tangan dengan benar, memakai air dan sabun, maka bisa dipastikan pada saat usia dewasa nantinya, mereka juga tidak akan melakukan hal seperti itu. Nah, ini yang sebenarnya ingin kita canangkan kepada anak-anak, generasi penerus kita terbiasa dengan kehidupan yang bersih,” jelas dr. Iken.
Selain itu, dr. Iken juga menekankan pentingnya merubah paradigma lama bahwa mencuci tangan hanya ketika hendak maupun sesudah makan atau setelah dari toilet saja. Ia menyarankan kepada orang tua untuk mengajarkan kebiasaan mencuci tangan sesering mungkin kepada anak-anak mereka.
Pasalnya, tangan terutama jari-jari yang belum dibersihkan dengan air dan sabun kemudian tanpa sadar menyentuh organ tubuh lainnya seperti mata, hidung atau mulut. Hal inilah yang menyebabkan kuman atau virus dapat masuk ke dalam tubuh.
Menurut dr. Iken, virus covid-19 termasuk unik karena mengandung lemak yang mudah menempel di organ tubuh. Oleh sebab itu, mencuci tangan dengan air yang mengalir dan sabun sangat penting agar virus bisa disingkirkan. “Sabun ada zat-zat tertentu yang bisa merusak lemak [pada virus] tadi,” tambahnya.
Baca Juga:
Gak Hanya Membersihkan Tangan, Ini 7 Manfaat Hand Sanitizer
Efek Samping
Meski cuci tangan dengan sabun itu sangat bagus, namun bukan berarti tidak memiliki efek samping. “Kalo kita bicara tentang cuci tangan dengan sabun, tentunya ada efek samping terhadap kulit. Karena kulit ini normalnya akan mengeluarkan sejenis minyak yang memberikan kelembapan di kulit. Dengan seringnya mencuci tangan, tentu kulit ini bisa, bukan pasti, bertambah kering,” dr. Iken menerangkan.
Menurutnya, kandungan dalam sabun seperti alkohol atau zat pelembap menjadi faktor penentu apakah sabun dapat menyebabkan kulit kering atau tidak. “Ada penyakit-penyakit kulit tertentu yang tidak disarankan untuk terlalu sering mencuci tangan dengan sabun misalnya eksim atau psoriasis namanya,” jelas dia.
dr. Iken memaparkan, “Akibat seringnya mencuci tangan dengan sabun, kulit bisa saja menjadi kering dan pecah-pecah. Dengan [kulit] pecah-pecah ini malah justru gampang terinfeksi. Oleh karenanya, kita harus memilih sabun yang memang benar-benar aman untuk kulit, secara laboratorium teruji dan bisa menjaga kelembapan kulit itu sendiri. Atau, setelah kita mencuci tangan misalnya sehari 2 atau 3 kali, kita pakai pelembap.”
Program Edukasi
Sementara itu, Maulani Affandi, Head of Skin Cleansing and Baby Unilever Indonesia menerangkan bahwa Lifebuoy berupaya untuk terus mengingatkan dan memfasilitasi masyarakat untuk selalu menjaga kebersihan tangan. Ia juga mengingatkan bahwa kondisi pandemi Covid-19 seperti ini menjadikan kegiatan mencuci tangan dengan sabun semakin penting untuk mencegah penyebaran virus.
Baca Juga:
Giatkan CPTS, Lifebuoy Luncurkan Inisiatif “C untuk Cuci Tangan”
Lifebuoy sendiri telah melaksanakan program edukasi Cuci Tangan Pakai Sabun (CPTS) di Indonesia sejak tahun 2004. Program ini bertujuan untuk menanamkan kebiasaan mencuci tangan pakai sabun di kalangan anak-anak. Harapannya, kebiasaan positif tersebut akan diterapkan hingga mereka beranjak dewasa.
“Kami melakukan program Cuci Tangan Pakai Sabun itu di [kalangan] anak-anak sekolah bersama ibu-ibu Posyandu dan juga di rumah sakit bersama para praktisi kesehatan. Nah, khusus untuk di sekolah, kami berusaha untuk menularkan, menularkan itu tidak dalam konteks yang buruk tapi sebenarnya menularkan kebiasaan baik, itu bisa jadi hal yang baik,” ujar Maulani.
“Gimana caranya? Kami mengedukasi para ‘dokter kecil’, dan ‘dokter kecil’ itupun akan menularkan kebiasaan baiknya [pada] teman-temannya di sekolah itu. Itupun dengan ibu-ibu Posyandu yang akan juga menularkan kebiasaannya ke keluarganya di rumah atau masyarakat sekitar. Kita juga mengajarkannya dengan cara-cara yang menarik,” tambahnya.
Berdasarkan riset internal perusahaan, Maulani menerangkan adanya kenaikan frekuensi cuci tangan pakai sabun dari 3 kali menjadi 5 kali sehari yang dilakukan oleh anak-anak yang terpapar oleh program. “Dari situ, kami percaya bahwa kegiatan yang kami lakukan itu lumayan memberikan impact nyata terhadap anak-anak sekolah,” kata dia.