
Highlight.ID – Setiap orang tentu mengetahui pentingnya merawat gigi. Namun realitanya, banyak orang yang sering mengabaikan perawatan gigi yang teratur karena berbagai balasan. Orang baru benar-benar sadar pentingnya kesehatan gigi, setelah giginya terasa sakit atau mengalami masalah. Gigi yang sakit dapat mengganggu kenyamanan dan menghambat aktivitas sehari-hari.
drg. Milayani menjelaskan bahwa masalah gigi yang paling sering dialami salah satunya yakni gigi berlubang. Penyebab gigi berlubang bermacam-macam. Apabila dibiarkan, maka gigi berlubang dikhawatirkan akan bertambah parah dan dapat memicu penyakit-penyakit lainnya.
Gigi berlubang dapat terjadi pada anak-anak maupun orang dewasa yang awalnya seringkali tidak terasa nyeri dan baru terasa sakit ketika sudah mulai parah. Jika tidak ditangani dengan segera, maka lubang pada gigi akan semakin besar dan dapat menimbulkan infeksi.
Penyebab Gigi Berlubang
Bagian luar gigi (email) yang terkikis hingga bagian dalam dapat membentuk lubang pada gigi. Penyebabnya adalah penumpukan bakteri pada mulut akibat konsumsi makanan manis yang berlebihan. Selain itu, gigi berlubang dapat disebabkan oleh kurangnya perawatan gigi seperti jarang menyikat gigi misalnya.
Baca Juga: Ketahui Manfaat Behel Gigi dan Tahapan Pemasangannya
Sisa-sisa makanan yang mengandung gula dan tertinggal di mulut dapat menimbulkan plak yang terdiri dari bakteri dan asam. Asam yang dihasilkan oleh bakteri dapat mengikis lapisan-lapisan gigi secara perlahan. “Asam yang dihasilkan oleh bakteri tersebut akan melunakkan gigi. Kalo giginya lunak, maka jadi mudah berlubang,” kata drg. Milayani yang dikenal juga dengan nama drg. Mila.
Perawatan Gigi Berlubang
“Pasien rata-rata ke dokter gigi kalo sudah sakit. Padahal, kalo sudah sakit itu perawatannya lebih sulit dan membutuhkan beberapa kali perawatan,” terang drg. Mila kepada Highlight.ID. Apabila mengalami gigi berlubang, maka pasien disarankan untuk segera berkonsultasi kepada dokter gigi untuk mendapatkan penanganan yang tepat. Lewat konsultasi, dokter dapat menentukan apakah memerlukan penambalan gigi (filling), perawatan saluran akar gigi (root canal) atau cabut gigi.
Tambal Gigi
Tindakan paling umum untuk mengatasi gigi berlubang yakni tambal gigi. Penambalan gigi biasanya menggunakan bahan yang disebut dengan resin komposit yang warnanya serupa dengan gigi. Dengan demikian, gigi tidak akan terlihat telah mengalami penambalan. drg. Mila menerangkan bahwa tambal gigi tergolong awet dan mampu bertahan hingga sekitar 5 tahun.
Baca Juga: Mau Pasang Gigi Palsu? Kenali Jenis-jenisnya Terlebih Dahulu

Perawatan Saluran Akar Gigi
Perawatan saluran akar gigi diperlukan apabila tingkat kerusakan sudah mencapai bagian dalam atau akar gigi. “Kalo perawatan saluran akar itu butuh sekitar 3 – 5 kali kunjungan. Sayangnya, jarang ada pasien yang mau disiplin, bolak balik seperti itu. Kadang pasien merasa kalo disuruh bolak balik, dokternya itu ‘ngerjain’,” ungkap lulusan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Gadjah Mada (FKG UGM) Yogyakarta.
Cabut Gigi
Apabila kondisi gigi yang berlubang sudah parah dan tidak terselamatkan lagi, maka pilihan yang diambil yakni cabut gigi. Selain itu, cabut gigi dapat dilakukan apabila pasien lebih memilih opsi tersebut dibandingkan harus melakukan perawatan gigi berkali-kali yang memakan biaya banyak.
Gigi asli yang telah dicabut akan dapat mengurangi penampilan (estetika). Tak cuma itu, gigi yang tidak lengkap juga dapat membuat proses pengunyahan menjadi terganggu. Akibatnya ada makanan yang tidak dikunyah secara halus, alat pencernaan atau lambung pun bekerja lebih keras. Selain itu, tidak lengkapnya gigi dapat memicu terjadinya pergeseran gigi ke arah ruang yang kosong.
Baca Juga: Jenis-jenis Treatment yang Ditangani Dokter Gigi Spesialis Prostodonsia
Pertemuan antara gigi atas dan gigi bawah atau disebut dengan oklusi juga dapat berubah sehingga membuat sendi-sendi rahang menjadi sakit. Untuk itulah, gigi yang telah dicabut sangat disarankan untuk diganti dengan gigi tiruan lepasan maupun gigi tiruan cekat (permanen).
Menurut drg. Mila, supaya gigi tidak berlubang, maka gigi harus selalu dalam kondisi bersih. Kebersihan gigi dapat mempengaruhi kesehatan organ tubuh bagian dalam lainnya. Oleh sebab itulah, pasien yang mengalami penyakit dalam akan diperiksa dulu kondisi giginya. Apabila gigi pasien banyak yang berlubang, maka pasien harus dirujuk dahulu ke dokter gigi.
Selanjutnya, drg. Mila berpesan, “Jangan lupa enam bulan sekali itu sebenarnya wajib periksa ke dokter gigi. Ada gigi berlubang ato nggak? Ada karang gigi ato nggak?” Selain itu, yang harus dilakukan setiap orang yakni sikat gigi minimal dua kali sehari, di pagi hari setelah sarapan dan malam hari sebelum tidur. Mengurangi makanan dan minuman yang manis juga dapat mengurangi risiko gigi berlubang.