
Highlight.ID – Lapangan pekerjaan bagi make-up artist (MUA) terbilang luas, tak hanya terbatas pada industri pernikahan atau pesta saja. “Dari yang aku tahu selama aku mengajar, banyak banget murid yang tidak tahu bahwa profesi makeup artist itu bisa bekerja di industri lain, selain di industri wedding atau [jasa] makeup yang door to door,” ujar Talia Subandrio, Makeup Artist sekaligus Pengajar LaSalle College Jakarta.
Industri yang dimaksud Talia di mana makeup artist dapat berkarya adalah fashion, film, komersial, dan teater. “Selama mengajar, aku sudah menginformasikan hal tersebut. Dan di saat [siswa] lulus, aku berharap mereka juga mengembangkan industri-industri yang lainnya. Karena aku jujur di saat bekerja contohnya misalkan di film, masih merasa kekurangan sumber daya manusia, yaitu jasa makeup artist profesional untuk di film, iklan, fashion,” ungkap wanita kelahiran Tebing Tinggi, Sumatera Utara ini.
Kelas Artistik Makeup
Talia menerangkan bahwa makeup artist kini semakin banyak bermunculan. Namun banyak di antara mereka yang skill-nya masih mempunyai keterbatasan. Dalam pengamatan Talia, belum banyak makeup artist yang mempunyai keahlian dan wawasan tentang makeup fashion, film maupun komersial. “Di saat aku mau nge-hire makeup artist buat di film sebagai asisten aku, aku hanya bisa menemukan beberapa. Hanya sedikit yang mempunyai skill-nya, punya etos kerja yang baik,” kata Talia kepada Highlight.ID.
Mengurusi proses makeup untuk film tidaklah mudah karena memerlukan waktu dan tenaga yang ekstra. Talia menambahkan, “Yang bisa beradaptasi di industri ini hanya sedikit. Aku berharap lulusan Artistik Makeup akan nyebar ke industri-industri lainnya, lebih merata. Artinya, kita akan lebih bisa mengembangkan profesi makeup artist ini lebih jauh lagi. Dan kita tidak perlu lagi kekurangan tenaga kerja.”
Baca Juga: Talia Subandrio: Makeup Adalah Media yang Tepat untuk Berkarya
Selanjutnya, Talia menjelaskan bahwa siswa Program Artistik Makeup di LaSalle College mempelajari materi-materi yang terbagi menjadi beberapa modul. Modul 1, siswa mempelajari Sejarah Makeup dan Morfologi dalam kecantikan yang mempelajari bentuk, ukuran, dan bagian-bagian tubuh sebagai pertimbangan dalam menentukan tindakan kosmetis. Selain itu, siswa juga belajar tentang Teori Warna, Estetika, Product Knowledge, Jenis-jenis Kulit, Teknik Kreatif, Makeup Fashion, Makeup Avant-Garde, Bridal, dan Multimedia.
Sementara Modul 2, siswa mendapatkan materi-materi di antaranya Special Effect untuk Teater dan Film. “Itu materinya bagus banget kalo misalkan seorang makeup artist itu lebih baik sekolah. Karena mereka mendapatkan edukasi yang benar sehingga mereka akan punya ilmu yang tepat,” sambungnya.
Konsisten Berkarya
Salah satu kunci kesuksesan makeup artist adalah konsistensi. “Sangat penting untuk konsisten. Artinya, yang dibutuhkan untuk menjadi seorang makeup artist itu yang pertama portfolio. Portfolio itu nggak boleh berhenti, harus selalu ada, harus selalu update. Portfolio bisa berupa project yang dibuat sendiri, misalkan kolaborasi atau dari pekerjaan-pekerjaan yang pernah dilakukan,” Talia menambahkan.
Baca Juga: Banyak Dibutuhkan, Begini Cara Memulai Profesi Sebagai Makeup Artist (MUA)
Menurut Talia, hasil karya yang berupa foto dan video tersebut menjadi modal utama bagi makeup artist untuk bisa mendapatkan calon-calon klien berikutnya. Lewat portofolio pula, seorang makeup artist dapat memperlihatkan kemajuannya selama ia bekerja. “Di situ akan kelihatan progress seorang makeup artist melalui portfolio mereka. Nah, itu harus konsisten, tidak boleh berhenti.”
Makeup artist yang masih baru perlu terlibat dalam proyek-proyek komersial seperti pemotretan untuk majalah misalnya. Lewat proyek tersebut, mereka akan mendapatkan portofolio yang bagus. Selain itu, Talia mengingatkan kepada makeup artist baru agar tidak terburu-buru memasang harga. “Tunjukkan, buktikan dulu ke orang-orang, kemampuan kalian sebagai makeup artist. What you can do, itu yang terutama, sih. Show your skills, show your profesionalism. Terus, etos kerja yang baik juga, perluas network.”
Talia mengibaratkan jejaring seperti halnya bola yang bergulir. “Make sure, kamu mengerjakan setiap job-nya dengan sebaik-baiknya. Karena dari rekomendasi klien sebelumnya, nah, di situlah kita akan mendapatkan networks yang berikutnya dan jobs berikutnya.”
Lebih dari itu, untuk membangun karier, makeup artist juga harus punya nama/predikat yang baik di mata orang-orang. Kemampuan untuk menemukan gaya yang menjadi ciri khas juga menjadi salah satu keberhasilan. “Eventually, by that time, portfolio-nya, jam terbangnya semakin banyak, pasti secara skill, progress-nya akan semakin bagus,” tutupnya.