
Highlight.ID – Merebaknya pandemi Covid-19 telah mengubah prioritas belanja konsumen. Banyak orang yang rajin menggunakan produk-produk perawatan kulit selama di rumah dibandingkan produk makeup. Sementara itu, dibandingkan produk-produk kecantikan lainnya, produk perawatan mata relatif lebih stabil. Hal ini tidak terlepas dari penggunaan masker untuk melindungi diri dari penyebaran Covid-19.
Untuk produk fashion, konsumen cenderung lebih memilih menggunakan pakaian yang nyaman seperti piyama dan lounge wears, bukan pakaian yang digunakan untuk pergi ke pesta atau acara-acara resmi. Karena banyak toko offline yang tutup maka belanja fashion online meningkat drastis. Penggunaan busana kasual yang meningkat tidak terlepas dari peraturan tinggal di rumah yang mulai dilonggarkan.
Sitaresmi Astarini, Head of Business Marketing TikTok Indonesia mengatakan bahwa pola konsumsi konten di masyarakat juga ikut berubah. “TikTok melihat adanya peningkatan waktu untuk penggunaan aplikasi TikTok selama pandemi. TIngginya konsumsi ini didorong karena mereka itu kalo bosan terus-terusan mencari konten-konten yang sifatnya menyenangkan, menghibur atau menginspirasi.”
“Jumlah para pencinta fashion dan kecantikan, kalo kita lihat terus meningkat. Lebih dari 70 persen pengguna TikTok di Indonesia mengaku bahwa mereka tertarik akan iklan di kategori fashion dan kecantikan. Dan juga lebih dari 5 kali adanya peningkatan jumlah video views di kategori Beauty & Style,” jelas Sitaresmi.
Baca Juga:
Gak Takut Lecet, Selebgram Cantik Ini Ternyata Hobi Naik Gunung
“Dua-duanya, baik konten organik maupun konten advertising atau iklan sangat disukai oleh para pengguna TikTok di Indonesia. Kenapa? karena kita lihat behaviour pengguna TikTok yang suka fashion dan kecantikan sangat engange, sangat aktif, senang nonton konten-konten. Nggak hanya itu, mereka juga melakukan aktivitas seperti nge-share konten tersebut ke temannya, nge-like, comment, dan lain-lanya,” tambahnya.
Menurut Sitaresmi,lebih dari 70 persen suka konten iklan, bukan konten organik. “Tandanya apa? Brand-brand yang beriklan di TikTok selama ini mengikuti tren yang ada di TikTok sendiri. Tidak ada hardsell dan mengikuti tren yang populer saat itu. Jadi, experience yang dirasakan oleh para pengguna TikTok sendiri tidak merasa terganggu. Mereka justru menikmati iklan-iklan yang disajikan di platform tersebut.”
Berdasarkan penelitian dari Global Web Index, karakteristik pencinta fashion di TikTok di Indonesia bermacam-macam. Sebanyak 83% pengguna memiliki pemikiran terbuka, 81% melakukan riset sebelum membeli produk, 69% mempercayai review online, 66% suka menggunakan voucher atau kupon diskon.
Sementara itu, penggunaan hashtag yang paling populer di TikTok tahun 2020 yaitu #gayadirumah yang telah ditonton miliaran kali. Beberapa konten fashion yakni paling disukai di antaranya yaitu #situashio, #dasterchallenge, #tipsberpakaian, dan #sejarahfashion.
Untuk kategori kecantikan, terdapat beberapa produk skin care yang paling diminati termasuk mask (14%), moisturizer (13%), eye cream/gel (13%), dan total face care (8%). Penggunaan masker untuk mencegah penularan Covid-19 berdampak pada meningkatnya popularitas produk kosmetik mata.
Konten kecantikan yang selalu menjadi tren di TikTok yaitu #makeuptransformation, #makeup, #my2021look, #skincareroutine, dan #skincareindonesia. Video kecantikan menjadi kategori paling favorit di 2020 yang ditonton hingga miliaran kali menampilkan skin care, kosmetik, dan perawatan rambut. Sementara variasi konten kecantikan yang populer di TikTok menampilkan makeup tutorial, skin care review, before-after, dan skin care check.