Home Arts Mengenal Batik Tiga Negeri khas Lasem yang Melegenda

Mengenal Batik Tiga Negeri khas Lasem yang Melegenda

batik lasem tiga negeri peserata pameran inacraft kerajinan poduk umkm lokal
Oemah Batik Lasem Tiga Negeri di Pameran INACRAFT on Cotober 2023 | Foto: Dok. Highlight.ID

Highlight.ID – Pada masa lampau, Lasem yang merupakan daerah pesisir pantai yang menjadi tempat pendaratan bangsa Tiongkok di pulau Jawa. Salah satu tokoh yang namanya cukup dikenal adalah Laksamana Cheng Ho yang mendarat di Lasem. Tak heran jika di Lasem terdapat sejumlah permukiman Tionghoa sehingga daerah tersebut dijuluki “Tiongkok Kecil”.

Lasem yang berada di Kabupaten Rembang, Jawa Tengah juga menjadi tempat kelahiran jenis batik tulis yang merupakan hasil skulturasi budaya Jawa dan Tionghoa. Konon, batik Lasem awalnya diperkenalkan oleh seorang anggota eskspedisi Laksamana Cheng Ho untuk diekspor ke luar negeri. Ia memperkenalkan teknik membatik yang di kemudian hari membuat Lasem menjadi pusat produksi batik.

Menurut Yeni Susanti, Manager Oemah Batik Lasem Tiga Negeri, awalnya, batik Lasem hanya menggunakan warna-warna pakem seperti sogan, putih, dan hitam. Sejak kedatangan Cheng Ho, batik Lasem mengalami perubahan dengan memasukkan beberapa warna lainnya seperti merah, kuning, dan lainnya.

Baca Juga:
Mengenal Batik Tulis Complongan Indramayu yang Kental dengan Nuansa Pesisir

“Kemudian ada unsur flora dan fauna seperti kupu-kupu, hewan-hewan laut, naga, burung, dan sebagainya. Jadi, memang ada akuluturasi dua budaya, pribumi (Jawa) dan Tionghoa,” kata wanita yang biasa dipanggil Santi pada gelaran Pameran INACRAFT on October 2023 di Jakarta Convention Center (JCC). Selanjutnya, kedatangan bangsa Belanda pada masa kolonial ikut pula mempengaruhi motif batik Lasem. Terdapat penambahan beberapa unsur Eropa termasuk bunga-bungaan dan juga batik Hokokai.

batik lasem tiga negeri peserata pameran inacraft kerajinan poduk umkm lokal
Oemah Batik Lasem Tiga Negeri di Pameran INACRAFT on Cotober 2023 | Foto: Dok. Highlight.ID

Santi mengatakan bahwa setiap motif batik mempunyai makna filosofis, motif gringsing salah satunya. “Gringsing itu artinya sisik ikan, melindungi. Zaman dulu, orang-orang setiap bikin satu kain dengan motif itu, mereka berdoa, puasa supaya si pemakai (batik) terlindungi dari marabahaya, malapetaka,” kata Santi.

Motif lainnya yang merupakan ciri khas batik Lasem ialah motif kricak atau watu pecah yang dilatarbelakangi peristiwa pada masa penjajahan. Pada masa itu, orang-orang lasem yang diperkejakan pada pembangungan jalan Daendels tidak mendapatkan upah karena uangnya dikorupsi oleh para pejabat. Akhirnya, mereka melakukan protes secara terselubung dengan membuat motif kricak yang mengingatkan pada semangat dan kerja keras.

Selain itu, ada pula motif latohan yang terinspirasi dari aneka tumbuhan laut yang bisa dimakan mentah. Ada pula beberapa motif batik Lasem lainnya yang jumlahnya mencapai puluhan. Pada masa lalu, batik Lasem diproduksi di tiga tempat yang berbeda sehingga memakan waktu pengerjaan yang sangat lama, sekitar 8 bulan. “Waktu itu batik tiga negeri pernah jaya,” Santi menambahkan.

Tiga negeri itu sendiri mengacu pada tiga daerah di Indonesia yakni Lasem, Pekalongan, dan Solo. Setiap tempat memproduksi warna yang berbeda sehingga kain batik yang diproduksi harus dibawa ke tiga daerah tersebut. “Kita mau meningkatkan batik tiga negeri ini jadi ikon lagi karena di Pekalongan dan Solo sudah tidak produksi (batik tiga negeri) lagi, Sekarang hanya di Lasem,” jelas Santi.