Highlight.ID – Sekelompok muda mudi tampak sedang beraktivitas di sebuah rumah yang terletak di kecamatan Cangkringan, Sleman, DIY. Rumah tersebut merupakan salah satu homestay yang berada di kawasan Desa Wisata Pentingsari. Desa wisata yang letaknya sekitar 12,5 kilometer dari puncak gunung Merapi ini memang sering dipakai untuk berbagai kegiatan.
“Di Desa Wisata Pentingsari ini, kita lagi ada pelatihan dasar kepemimpinan dari Fakultas Agama Islam Universitas Ahmad Dahlan selama 3 hari 2 malam,” kata Muhammad Fazal, salah satu mahasiswa menjelaskan kepada Highlight.ID. Tak sendirian, Fazal bersama rekan-rekan satu kampus juga melakukan berbagai aktivitas seru lainnya seperti outbound, susur sungai, jurit malam hingga pentas seni.
Mereka memilih Desa Pentingsari karena ada banyak fasilitas pendukung mulai dari pendopo, tempat penginapan hingga tempat bermain. “Tentu biayanya tidak memberatkan bagi kalangan mahasiswa,” tambah pria asal Pekalongan ini.
Baca Juga:
Desa Wisata Kelor Pernah Jadi Markas Tentara Pelajar di Masa Revolusi Kemerdekaan
Tak hanya itu, suasana desa yang asri dan alami juga menjadi pertimbangan mereka. “Lebih tenang, lebih tenteram, suasana sejuk. Mandi saat malam begitu dingin di sini. Siklus alamnya beda,” kata Fazal.
Menurut Bayu selaku staf pemasaran, keberadaan Desa Wisata Pentingsari tidak bisa dilepaskan dari sesepuh desa yang bernama mbah Sumardi. Keinginan untuk membuat desa wisata termotivasi oleh desa wisata di sebelahnya yang lebih dulu ada. “Akhirnya kita berdiri 15 April 2008, dan itu kita mendapatkan SK (surat keputusan) dari Dinas Pariwisata yang ditandatangani oleh Bupati pada waktu itu,” ujarnya.
Dua tahun setelah mengalami pengembangan, Pentingsari kemudian resmi menjadi desa wisata. Bayu mengatakan bahwa Desa Wisata Pentingsari berbeda dengan desa wisata pada umumnya karena tidak ada objek wisata di dalamnya. Adapun daya tarik utamanya yakni live in di mana pengunjung yang datang bisa menginap di rumah warga.
Sebelum tinggal di rumah warga, wisatawan berkumpul di pendopo untuk mendapatkan penjelasan dari koordinator desa wisata tentang sejumlah peraturan yang harus dipatuhi. “Yang pertama itu jam malam. Jam 10 (malam) itu harus sudah ada di homestay-nya masing-masing. Setelah jam 10 ada tim keamanan yang mengelilingi rumah-rumah,” tambahnya.
Baca Juga:
Desa Wisata Kaki Langit, Embrio Pariwisata Mangunan Dorong Kesejahteraan Warga
Peraturan kedua yakni tamu tidak diperbolehkan meminjam kendaraan warga untuk bepergian. Tamu juga tidak diperkenankan keluar dari Desa Wisata selama masa live in. Selain itu, tamu juga harus menjaga sopan santun dan perkataannya. “Kalo ada sesuatu yang perlu dibantu, nanti bisa ke tim koordinator,” Bayu menambahkan.
Selanjutnya, tamu bisa ikut melakukan berbagai aktivitas induk semang di pagi hari. “Ada yang cari rumput, ada yang nyapu halaman, ada yang membantu masak, ada yang pergi ke sawah,” kata Bayu. Kemudian, tamu juga melakukan aktivitas di perdesaan seperti membajak sawah, membatik, belajar tari, menikmati kuliner, dan lainnya.
Desa Wisata Pentingsari yang berjarak 22,5 km dari pusat kota Yogyakarta berada dalam kawasan Taman Nasional Gunung Merapi (TNGM). Sejumlah penghargaan pernah diraihnya di antaranya yakni masuk ke dalam 100 besar destinasi pariwisata berkelanjutan dunia menurut Global Green Destination Days pada 2019. Penghargaan ini membuktikan bahwa eksistensi Desa Wisata Pentingsari telah diakui dunia. Selain itu, Desa Wisata Pentingsari juga meraih beberapa penghargaan bergengsi lainnya.