
Highlight.ID – Pandemi Covid-19 telah menghadirkan segudang tantangan bagi para agensi komunikasi, yang beberapa tahun belakangan menjadi salah satu jenis Usaha Kecil Menengah (UKM) yang semakin popular di Indonesia. Namun begitu, tantangan yang muncul sebagai dampak dari pandemi justru membuka berbagai peluang baru yang mendorong pertumbuhan signifikan bagi Occam Komunikasi Indonesia (“Occam”), sebuah perusahaan Public Relations yang berbasis di Jakarta. Pada akhir 2021, Occam mencatat pertumbuhan pendapatan hingga 49% dibandingkan tahun sebelumnya ketika Covid-19 mulai merebak.
“Tahun pertama pandemi tentunya cukup menantang bagi kami, sama halnya dengan berbagai bisnis lainnya. Beberapa proyek harus ditunda, dikurangi lingkup kerjanya atau bahkan dihentikan total. Namun, kami berhasil menghindari kerugian dengan melakukan beberapa penyesuaian pada biaya operasional dan pemasaran, hingga bisnis mulai melesat kembali sejak kuartal keempat tahun 2020,” kata Radhytia Arghawisha, Co-Founder dan CEO, Occam.
“Selain itu, yang terpenting bagi kami adalah tetap dapat memberikan gaji penuh serta THR kepada para karyawan kami selama pandemi. Pengurangan upah maupun THR bukan opsi bagi kami karena kesejahteraan karyawan merupakan dan akan terus menjadi prioritas utama kami,” tambahnya.
Baca Juga:
Aktivitas Public Relations yang Dapat Meningkatkan Citra Perusahaan

Occam mengekspansi tenaga kerjanya hingga dua kali lipat antara kuartal pertama 2021 sampai kuartal pertama 2022, untuk mengakomodasi pekerjaan dari klien-klien barunya. Bahkan, Occam ditunjuk sebagai konsultan Public Relations yang membantu berbagai brand dan perusahaan ternama seperti Sennheiser, Traveloka, EIGER Adventure dan masih banyak lagi, dalam kurun waktu 17 bulan terakhir. Klien-klien jangka panjang yang sudah dimulai sebelum masa pandemi pun terus mempercayakan kebutuhan Public Relations mereka kepada Occam, seperti Zumba Fitness, Novartis Indonesia, ADA Indonesia, dan seterusnya.
Septa Perdana, Co-Founder dan COO, Occam mengatakan, “Titik balik terbesar kami dimulai antara kuartal keempat 2020 dan awal tahun 2021. Kami belajar bahwa kami perlu melakukan lebih dari sekedar beradaptasi. Sebaliknya, kami harus berkembang dengan terus mengidentifikasi peluang-peluang baru, meningkatkan kapabilitas sumber daya manusia, dan membangun pengelolaan perusahaan yang lebih kokoh sebagai fondasi pertumbuhan.”
“Realita baru saat ini mengharuskan kita untuk lebih tangkas dalam mengoptimasi strategi PR dan meng-explore cara-cara baru dalam storytelling. Dari dulu pun Public Relations seperti sebuah seni yang dituntut untuk selalu berevolusi seiring dengan perubahan waktu dan perilaku konsumen,” jelasnya.

Setelah dua tahun pandemi, pengaruhnya terhadap ekonomi sudah mulai mereda. Akan tetapi, dampaknya masih dapat dirasakan oleh banyak pihak. Sebuah survei oleh Kementerian Ketenagakerjaan Republik Indonesia menunjukkan bahwa sekitar 88% perusahaan yang beroperasi di Tanah Air telah terdampak. Bank Indonesia juga memperkirakan 77,95% UKM lokal mengalami kesulitan. Sekitar 64,2 juta atau 99,99% dari total bisnis di Indonesia terdiri dari UKM, yang juga meliputi agensi iklan, event organizer, dan perusahaan PR seperti Occam.
“Ini bukan lagi sekedar ‘new normal’ akibat pandemi, namun lebih pada kemampuan organisasi dalam meningkatkan adaptasinya di dunia yang selalu berubah dan disertai berbagai potensi krisis lainnya. Oleh karena itu, setiap keputusan bisnis yang diambil harus disertai dengan dukungan strategi komunikasi yang komprehensif. Bekerja sama dengan sebuah perusahaan PR yang memposisikan dirinya sebagai mitra bisnis – bukan hanya sekedar vendor – dapat memberikan dampak positif bagi perusahaan atau organisasi Anda,” tutup Septa.