Highlight.ID – Berawal dari keinginan untuk memiliki siswa yang sesuai dengan kriteria pramugari atau pramugara, Sri Indaryati mendirikan Pelatihan Pramugari Pramugara (P3) Nusantara pada bulan April 2002. Sekolah pramugari tersebut pertama kali berada di komplek Hotel Saphir Yogyakarta. Ketika itu, sekolah pramugari di wilayah Yogyakarta belum sebanyak sekarang. Dalam perjalanannya, P3Nusantara (P3N) berpindah lokasi ke kawasan Timoho, Yogyakarta.
Sri Indaryati yang lahir di Gunung Kidul, Yogyakarta pernah menjadi pramugari Garuda Indonesia pada tahun 1979 hingga 1987. “Empat tahun terakhir sebagai pramugari first class Garuda (Indonesia). Nah, ilmu yang saya tularkan ke adik-adik di sini (P3N) plus saya selalu aktif (mencari informasi) dari anak-anak didik yang udah kerja,” ungkap Indaryati saat ditemui Highlight.ID di kantornya.
Kedua anak Sri Indaryati mengikuti jejaknya sebagai pramugari dan pramugara. Sedangkan suaminya, Drs. Tb. Isa Iskandar Usman juga terlibat dalam pengelolaan P3Nusantara, menempati posisi sebagai Direktur Utama. Sri Indaryati menjadi Direktur Operasional sedangkan suaminya sebagai Direktur Utama. Menurut cerita Indaryati, ia dan suaminya saling melengkapi dan berbagi peran demi kemajuan P3Nusantara.
Siap Kerja
“Di P3N ini, yang lebih kami tekankan adalah kesiapan mental dalam menghadapi dunia kerja. Ilmu yang kami berikan di sini, kurikulumnya tidak hanya kepramugarian saja, ada reservasi ticketing, ground handling, ada perhotelan juga. Jadi, seandainya (siswa/lulusan P3N) belum jadi pramugari, bisa kerja di berbagai perusahaan (seperti) bandara, airline office, atau perhotelan,” ujar Sri Indaryati.
Baca Juga:
Bekerja Sebagai Pramugari, Apa Tahapan Seleksi yang Harus Dilalui?
Lulusan P3Nusantara banyak yang telah bekerja di perusahaan maskapai penerbangan domestik maupun internasional. Selain itu, ada pula siswa lulusan P3Nusantara yang sukses di luar bidang kepramugarian misalnya di perhotelan, restorasi, transportasi hingga pemerintahan. Indaryati menuturkan, “Anak-anak P3N ini, Insya Allah siap untuk mengisi dunia kerja.”
Dua tahun belakangan, P3Nusantara dipercaya untuk melatih staff ground handling di Yogyakarta International Airport (YIA) yang dibiayai oleh Pemerintah Kabupaten Kulon Progo dan Pemerintah Kota Yogyakarta. Program pemerintah yang terbuka untuk masyarakat umum berusia maksimal 24 tahun tersebut berlangsung selama 2 bulan untuk memenuhi kebutuhan sumber daya manusia (SDM) di YIA.
Program Baru
Tahun 2020, P3Nusantara menambah jurusan baru yang berkaitan dengan ground handling yakni Ground Support Equipment (GSE) dan Gound Staff (Pasasi). “Pasasi itu yang kerjanya di bandara sejak dari check-in counter sampai di gate arrival. Yang Ground Support Equipment itu kita kerja sama sama Garuda Maintanance Facilities (GMF). Itu ada sembilan lisensi yang bisa diambil,” lanjut Indaryati.
Baca Juga:
Mau Jadi Pramugari? Ini Syarat dan Tata Cara Pendaftaran P3Nusantara
Siswa Ground Support Equipment menjalani pelatihan dasar selama 1 bulan di P3Nusantara dan 1 bulan on the job training (OJT) di GMF AeroAsia yang berada di Bandara International Soekarno-Hatta, Cengkareng. Sedangkan siswa Pasasi menempuh pelatihan dan OJT masing-masing selama 2 bulan.
Syarat Pendaftaran
“Kiat kami adalah menjaga kualitas anak didik dan tidak memaksakan dalam arti semua yang mendaftarkan (di P3N), diterima. Tapi ada seleksinya baik dari fisik, attitude-nya, dan sedikit penguasaan bahasa Inggris. Kalo bahasa Inggris, kami (ajarkan) di sini,” kata Indaryati. Seleksi siswa P3Nusantara meliputi tes fisik seperti tinggi dan berat badan, tes tertulis, wawancara, dan kesehatan.
Syarat calon pramugari di P3N yakni mempunyai tinggi badan 160 cm sedangkan untuk pramugara, 170 cm. “Berat badan proporsional aja dan tidak pake kacamata, tidak buta warna, tindak ditindik, tidak mempunyai tato,” jelasnya.
Baca Juga:
5 Sekolah Pramugari dan Staff Penerbangan dengan Masa Studi Singkat
Untuk menarik minat siswa, P3Nusantara rutin melakukan kunjungan-kunjungan ke berbagai daerah di Indonesia. Harapannya, banyak lulusan SMA maupun SMK yang akan mendaftar ke P3Nusantara.
Melatih Mental
Siswa P3Nusantara melakukan OJT di bandara maupun perhotelan untuk menambah keterampilan dan mengenali dunia kerja yang sesungguhnya. “OJT kami itu di hotel bintang 4 ke atas. Daya tampung bandara kan sedikit, OJT-nya. Sedangkan siswa kami kan banyak. Saya pikir kalo di hotel itu, hospitality-nya juga kental,” jelas Indaryati.
Selama menjalankan OJT, siswa seringkali menemui berbagai macam kendala seperti komplain dari pelanggan misalnya. Berbagai macam rintangan tersebut membuat mental siswa menjadi lebih kuat. “Dan terbukti, anak-anak P3N melalui OJT lebih dulu, mentalnya lebih siap. Karena ada anak, belum OJT udah terbang (menjadi pramugari),” tutur dia.
Kurikulum di P3Nusantara bersifat dinamis dan selalu mengikuti perkembangan yang ada. “Kami punya rencana program yang ingin kami buat dengan 7 bulan (masa studi) itu anak-anak betul-betul siap untuk kerja baik mental maupun perfomance mereka,” imbuhnya.
Baca Juga:
Pengalaman Hanna Ikut Tes Pramugari Hingga Diterima Bekerja
Menurut Indaryati, P3Nusantara sejak awal tidak memberikan janji bahwa setiap siswanya pasti menjadi pramugari. Namun demikian, P3Nusantara terus memberikan arahan dan bimbingan agar lulusannya dapat terserap dunia kerja. Ia melanjutkan, “Kami membantu 100 persen sampai kapan pun selama anak itu masih mau komunikasi dengan kami. (Jika) Mereka masih mau jadi pramugari, kami masih terus pantau. Jadi kalo ada rekuitmen, kami akan kasih tahu. Tapi sebelum mereka jadi pramugari, setelah lulus dari P3N, kami arahkan mereka untuk cari kerja dulu.”
Tinggal di Asrama
Setiap siswa P3Nusantara tanpa kecuali wajib tinggal di asrama yang telah disediakan selama 4 bulan. Asrama yang berjumlah 40 kamar itu berada satu komplek dengan sekolah. Indaryati maupun pihak pengelola memposisikan dirinya sebagai ‘orang tua’ yang memberikan bimbingan maupun konseling apabila mereka mengalami permasalahan.
Para siswa mendapatkan pengawasan penuh selama berada di asrama dengan tujuan untuk membentuk sikap dan perilaku yang baik. Bahkan mereka tidak diperbolehkan membawa handphone mulai hari Minggu hingga Sabtu. Mereka hanya diperkenankan menggunakan hape pada hari Sabtu pagi hingga sore harinya. Tujuannya agar mereka dapat fokus pada pelajaran yang diberikan. “Pemantauannya hampir 24 jam. Kita pantau mereka dari cara bicara, duduk. Kita kan ada 16 titik CCTV,” ungkap Indaryati.
Baca Juga:
Pingin Pintar Berbahasa Inggris? Ini 7 Lembaga Kursus Terbaik di Indonesia
Satu kamar asrama bisa ditinggali oleh 4 hingga 5 siswa dengan berbagai macam latar belakang etnis. Setiap dua bulan sekali, teman satu kamar mereka akan bergantian. Hal itu dilakukan agar mereka dapat beradaptasi dan bebaur dengan siapapun. Tak jarang, karena perbedaan budaya, mereka malah justru berselisih satu sama lain. “Justru itu pembelajarannya, mereka nggak boleh milih teman sekamar,” lanjutnya.
Melakukan yang Terbaik
Dalam menjalankan bisnis dan pekerjaannya, Indaryati mengaku merasa senang karena dapat membimbing anak-anak P3Nusantara hingga mampu menggapai apa yang dicita-citakannya. Selanjutnya, Indaryati mempersilakan masyarakat umum memberikan penilaian tentang P3 Nusantara.
“Biarkan orang lain yang menilai. Yang kami lakukan adalah apa yang bisa kami lakukan dengan kemampuan terbaik. Dan kami melayani siswa itu dengan sepenuh hati. Bahkan mereka mau curhat, itu ya ‘makanan’ kami sehari-hari. Kami pingin mereka curhatnya nggak ke mana-mana tapi ke kami. Jangan cari hiburan ke tempat-tempat lain. Anggap kami (sebagai) orang tua,” ujar Indaryati.
Meski mendapatkan banyak tawaran, P3Nusantara tidak mempunyai rencana untuk membuka cabang di tempat lain. Menurut Indaryati, pihaknya tidak bisa mempertanggungjawabkan secara moral dan dari segi kualitas siswanya apabila mempunyai banyak cabang. Ia menginginkkan P3Nusantara tetap mempunyai satu sekolah di tempatnya yang sekarang.