Highlight.ID – Senayan City berkolaborasi dengan Oscar Lawalata dan Glenn Prasetya mempersembahkan “I AM INDONESIAN The Future: Aku dan Kain”, sebuah gerakan dalam perayaan keragaman budaya. Tujuan acara yang berbarengan waktunya dengan peringatan Hari Batik Nasional ini untuk membangun rasa nasionalisme, cinta seni dan budaya, serta mengangkat keindahan nilai-nilai pluralisme.
Mengusung tema “Generation Next”, I AM INDONESIAN menampilkan kain khas Nusantara asli dalam bentuk visual 100 anak bangsa yang menginpirasi. Instalasi “Aku dan Kain” terbuka untuk umum dab berlangsung mulai tanggal 2 hingga 30 Oktober 2019 di curated space, Lantai 1, Senayan City, Jakarta.
Baca juga:
- Pameran Tunggal Priyaris Munandar Bertajuk “Napak Tilas Peradaban”
- Wajib Tahu! Jenis-jenis Fotografi dan Contohnya Untuk Kamu yang Suka Motret
- Mahasiswa DKV UPH Ikuti Pameran Poster Tipografi Internasional
Fashion designer Oscar Lawalata menuturkan, “Saya melihat sekarang generasi muda umumnya cinta budaya Indonesia tapi mereka masih perlu diberikan lagi informasi yang lebih kaya, seperti kain misalnya.” Menurut Oscar, jenis kain yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia sangat beragam. Aneka jenis kain Nusantara tersebut dapat dipadupadankan dengan fashion item lainnya. Dalam pandangan Oscar, anak muda sudah pintar dalam hal padu padan fashion tersebut.
Lewat bentuk visual yang menampilkan 100 sosok anak muda dengan berbagai latar belakang dan profesi, pameran ini mengajak generasi muda untuk menjalankan misi budaya dan meneruskan kelangsungan kisah wastra Nusantara. Sosok yang mewakili generasi muda yang tampil di I AM INDONESIAN kali ini yakni Reza Rahadian dan Asmara Abigail. Kedua selebriti ternama tersebut ternyata mempunyai kecintaan terhadap kain Nusantara yang sangat beragam jenis dan motifnya.
Reza mengaku bahwa ia sudah mulai mengenal kain Nusantara sejak sekitar 5 – 7 tahun yang lalu. Ia mengenal beragam kain ketika melakukan syuting di berbagai tempat di Indonesia.
“Kalo saya sendiri, saya merasa bahwa menggunakan atribut-atribut yang identik dengan kain hanya salah satu untuk menunjukkan kepedulian terhadap pelestarian kain Indonesia,” kata Reza. Menurutnya, mempelajari sejarah kain itu sendiri juga tak kalah pentingnya.
“Sebagai orang yang mencintai kain, saya nggak pernah merasa malu menggunakan kain (untuk) acara formal, (atau) acara casual, nongkrong. Mudah-mudahan itu bisa menjadi inspirasi orang, kain nggak harus digunting menjadi sebuah jaket atau jadi baju, itu juga bisa terlihat menarik,” imbuh dia. Ia memakai kain yang seperti halnya memakai sarung lalu dikombinasikan dengan t-shirt untuk acara santai.
Sementara Asmara Abigail menggemari kain karena neneknya sering mengoleksi kain. Selain itu, ibunya yang juga seringkali kain dalam berbagai kesempatan membuat Asmara jadi tertarik untuk memakai kain.
Generasi muda yang ditampilkan di I AM INDONESIA berasal dari berbagai macam profesi dengan karyanya masing-masing mulai dari musisi, seniman, pengusaha, blogger, aktor, penyanyi, dan lainnya. “Kita ingin mengajak generasi muda tersebut untuk membantu mengenalkan budaya Indonesia, kain adalah salah satunya. Kain Indonesia sangat beragam dari Sabang sampai Merauke, semuanya memiliki ciri khas sendiri. Seberagam itulah Indonesia,” kata Glenn Prasetya, Fotografer kenamaan Indonesia.
Menurut Glenn, anak muda mempunyai ‘suara’ dan pengaruh yang kuat terutama di ranah digital. Dengan demikian, anak-anak muda yang terlibat dalam penggarapan I AM IDONESIA dapat mengajak masyarakat luas untuk mengenal dan mencintai seni dan budaya Indonesia.
“Sejalan dengan visi dan misi Oscar Lawalata, Senayan City turut mendukung instalasi I AM INDONESIA The Future: Aku dan Kain. Menjadi bagian dalam perayaan Hari Batik Nasional di Senayan City, movement ini diharapkan semakin mengenalkan beragam kain tradisional dari berbagai daerah kepada generasi muda serta mampu menginspirasi pengunjung Senayan City untuk terus mencintai keindahan kain Nusantara,” jelas Jaclyn Halim, selaku Senayan City Leasing & Marketing Communication GM.
I AM INDONESIA yang keempat kalinya didukung oleh Bank Mandiri, Bakti Budaya Djarum Foundation dan SONY menghadirkan aneka ragam kain tradisional dari berbagai daerah di Indonesia. Beberapa di antaranya yakni ulos dari Sumatera Utara, tenun ikat dari Nusa Tenggara, tapis dari Lampung, songket dari daerah Sumatera hingga lembaran tekstil dari kulit kayu yang berasal dari Kalimantan.
Setiap lembar kain memiliki filosofi, kisah peradaban, hingga simbol-simbol kepercayaan masyarakat setempat. Hingga kini, kain tradisional Indonesia tidak hanya sebagai sebuah artefak budaya, namun bagian dari perkembangan budaya modern.
Untuk informasi lebih lanjut, kamu dapat mengikuti sosial media Senayan City di instagram @senayancity dan hashtag #SENAYANCITY, #SCBATIKDAY untuk mengetahui info terbaru dan aktivitas menarik selama momen ini.