Highlight.ID – Film-film drama Korea (drakor) seringkali menampilkan sisi kehidupan yang bagus-bagus saja. Namun bagi Natasha Juniar, kehidupan nyata di Korea Selatan tidaklah seindah yang dipertontonkan di film-film drama itu. Tak jarang, Natasha mendapatkan pertanyaan seperti: “Gimana sih rasanya tinggal di Korea?”
“Aku selalu bilang nggak seindah di (film) drama. Aku selalu jawab kayak gitu karena kenyataannya emang seperti itu. Drama itu hanya menampilkan sisi-sisi indah kehidupan di Korea. Tapi pada kenyataannya, hidup itu nggak selalu indah,” kata Natasha sambil tertawa.
Natasha yang biasa dipanggil Nath adalah seorang Beauty Blogger sekaligus Karyawan Perusahaan yang tinggal di Korea Selatan (Korsel) selama sekira 4 tahun. Kesukaan Natasha pada makeup membuatnya menulis beragam tulisan tentang kecantikan di blog pribadinya: www.natashajs.com.
Baca Juga:
11 Aktris Drama Korea Paling Populer yang Punya Banyak Penggemar
Cewek kelahiran Jakarta, 10 Juni 1997 ini menceritakan alasannya kenapa tinggal di Korea. Ketika hendak melanjutkan pendidikannya, Natasha mengaku bingung untuk memilih jurusan kuliah. Namun ada satu hal yang pasti: ia pengin banget kuliah di luar negeri. “Kebetulan, kampus aku dulu, ngasih aku beasiswa, biaya kuliahnya di Korea dan Indonesia. Dengan kampus tujuan aku saat itu, biayanya nggak terlalu jauh bedanya, jadinya aku milih Korea, ” cerita Natasha kepada Highlight.ID.
Kehidupan di Korea
Natasha yang hobi membaca novel mengaku kalo dia menggemari K-pop termasuk film drama Korea. Hal itu ternyata memberikan pengaruh bagi Natasha untuk pergi ke Korea. Namun itu bukan satu-satunya alasan, ada beberapa pertimbangan lainnya. Menurutnya, Korea yang aman, nyaman, dan bersih mampu membuat Natasha merasa betah tinggal di sana.
“Pasti ada plusnya, tapi ada minusnya juga. Nggak ada yang perfect, ya. Mungkin dari sisi plusnya, aku suka di sini karena semua bersih, rapi, sistemnya jelas, birokrasinya juga nggak ribet. Terus orang-orangnya mayoritas tahu aturan. Sisi negatifnya, orang-orangnya yang kurang open terhadap foreigner,” sambung dia.
“Biaya hidup di Korea Selatan itu relatif, ya. Balik lagi ke lifestyle masing-masing. Cuman yang pasti, biaya hidup di Korea lebih tinggi daripada di Indonesia secara rata-rata. Tapi tergantung kamu tinggal di mana. Kalo aku sendiri, waktu itu tinggal di Busan dan sekarang tinggal di Seoul tentu saja beda. Di Seoul lebih mahal karena ibu kota,” kata cewek berzodiak Gemini ini.
Baca Juga:
10 Beauty Blogger Terkenal Asal Korea yang Gemar Berbagi Tips-tips Kecantikan
Sedangkan untuk transportasi di Korea Selatan tidak terlalu mahal. Sekali jalan sekitar Rp20 ribu. “Nggak terlalu mahal banget menurut aku. Cukup oke untuk di luar negeri. Untuk makanan sendiri, pinter-pinter aja nyarinya. Kalo makan ya, pasti ada warteg kayak di Indonesia, di sini juga ada kantin-kantin yang murah. Ada juga restoran-restoran yang harganya menjulang.”
Natasha menerangkan bahwa harga makanan restoran yang ada di mall-mall di Korea tidak beda jauh dengan yang ada di Indonesia. “Nggak beda jauh banget. Kalo dibandingkan dengan negara lain seperti Jepang atau misalnya Singapore, Korea lebih murah dibandingkan kedua negara itu.”
Koneksi internet di Korea Selatan terbilang cepat, hal itulah yang tak didapatkan Natasha ketika berada di Indonesia. “Itu nyaman banget buat aku, entah buat streaming, upload video, download musik, browsing, internetnya sangat-sangat cepat. Wi-Fi di mana-mana ada. Di Indonesia aku susah banget nyari Wi-Fi di tempat umum. Di Korea itu, di mana-mana pasti ada Wi-Fi bahkan di bus umum. Nggak usah takut tidak terkoneksi.”
Baca Juga:
Mengenal Budaya Korea & Kenapa Orang Indonesia Sangat Menggemarinya
Orang-orang Korea umumnya menginginkan segala sesuatu dikerjakan dengan cepat. Budaya di Negeri Gingseng itu dikenal dengan sebutan “pali-pali”. “(Budaya) Cepat-cepat ini bisa jadi plus, bisa jadi minus. Di satu sisi, pekerjaan jadi lebih cepat selesai. Di sisi lain, mungkin terkesan ‘sradag srudug’, buru-buru. Beda banget dengan orang Indonesia, kadang ‘santuy’,” ungkap dia.
Selama tinggal di Korea, Natasha sadar bahwa ada beberapa hal yang membuatnya rindu dengan Indonesia. Natasha pun teringat akan masyarakat Indonesia yang ramah-ramah dan murah senyum, menunjukkan sikap kepedulian terhadap sesama. Selain itu, Indonesia kaya dengan aneka macam makanan yang beragam di setiap daerah. “Kalo di Korea (jenis) makanannya terbatas karena taste mereka terbatas pada Korean food.”
Biaya hidup di Indonesia secara keseluruhan juga tergolong lebih murah dibandingkan Korea. “Yang pasti, yang paling penting adalah keluarga karena aku di sini sendiri, keluarga di Indonesia semua. Dan itu membuat suatu hal yang membuat aku jadi kangen sama Indonesia.”
Pengalaman Berkesan
Satu hal yang paling berkesan bagi Natasha yakni bergabung dengan klub tari tradisional Indonesia di kampusnya. Klub tersebut terdiri dari para mahasiswa Indonesia yang sedang menempuh studi di sana. Natasha yang mempunyai tinggi badan 175 cm dan berat badan 57 kg pernah tampil di sebuah pagelaran teater tradisional Indonesia.
Baca Juga:
7 Brand Makeup Korea Favorit untuk Kulit Lebih Mulus dan Glowing
“Ceritanya diangkat dari cerita rakyat, sejarah dikemas dalam bentuk drama musical dengan tarian dan lagu-lagu tradisional Indonesia. Dan aku berpartisipasi sebagai salah satu performer dan juga sebagai panitia untuk bidang makeup dan hairdo. Itu berkesan buat aku karena dari situ, aku bangga banget sebagai orang Indonesia. Ternyata, Indonesia (adalah) negara yang kaya banget budayanya. Melalui itu juga, aku bisa memperkenalkan budaya Indonesia di Korea,” Natasha menceritakan.
Di waktu luang, Natasha senang menghabiskan waktu untuk nongkrong di kafe-kafe, main game atau jalan-jalan di pusat-pusat perbelanjaan. “Kalo nggak, misalnya aku pengin di rumah, ya di rumah aja. Entah itu ngedit video, nonton, baca buku atau kalo misalkan aku pengin jalan, jalan ke mana dekat rumah.”
Tempat-tempat di Korea yang menarik bagi Natasha di antaranya yakni sungai atau semacam taman yang dikelilingi oleh pepohonan rindang di sekitarnya. Musim semi menjadi momen yang sangat tepat bagi Natasha untuk menyaksikan bunga-bunga bermekaran. Sementara ketika musim gugur, ia gemar melihat dedaunan di pohon-pohon yang mulai menguning.
Baca Juga:
Drakor Mr. Queen, Ketika Pria Terjebak dalam Tubuh Putri Dinasti Joseon
“Kalo misalkan kita ke tempat yang sama di empat musim itu bisa kelihatan banget bedanya dan itu berkesan banget buat aku, satu. Terus yang kedua, Korea itu banyak kafe-kafe kecil minimalis tapi cantik. Nah, itu aku juga suka,” tambahnya. Ada satu tempat yang menjadi favorit Natasha untuk bepergian,
Ikseon-dong namanya. Ikseon-dong merupakan sebuah tempat di kota Seoul di mana pengunjung bisa melihat-lihat banyak Hanok atau rumah tradisional Korea. Hanok-hanok tersebut kemudian dimanfaatkan menjadi restoran, kafe maupun tempat kerajinan untuk memberikan pengalaman berkesan bagi para pengunjung selama di Korea.
Tak hanya itu, ada satu tempat lagi yang menjadi tujuan Natasha untuk bepergian, yakni Tongin Market. “Tongin Market ini pasar jajanan ala Korea di mana ketika kamu masuk, bisa nukerin koin jaman dulu buat belanja makanannya. Kalo di Busan sendiri, banyak banget pantai. Aku paling suka ke Gwangalli atau ke pantai yang jauh dari pusat kota Busan namanya Gijang. Di Gijang itu banyak juga kafe-kafe cantik di pinggir laut. Di Gijang, lautnya itu biru dan langitnya juga biru banget. Jadi, buat foto-foto itu cantik banget.”
Baca Juga:
Drama Korea dan Variety Show Terbaru di tvN Asia, Tayang Juni – Juli
Bertahan di Korea
Kata Natasha, penguasaan bahasa Korea menjadi faktor utama agar bisa survive di Korea. Menurutnya, orang Korea jarang yang bisa berbahasa Inggris, oleh karena itu kemampuan bahasa Korea menjadi penting. “Nggak langsung jago, yang penting harus bisa komunikasi sama orang lokal. At least, bisa pesan makan, nanya jalan. Itu yang paling penting.”
Berdasarkan pengalamannya, Natasha melihat orang Korea seringkali salah menganggap orang Indonesia sebagai orang India. Hal itu terjadi karena bahasa Korea untuk kedua negara tersebut hampir sama. Perbedaan bahasa dan budaya berpotensi menimbulkan kesalahpahaman. Oleh sebab itu, Natasha mengingatkan orang yang ingin tinggal di Korea untuk banyak bersabar.
“Untuk keuangan sendiri, karena pasti biaya hidup di sini lebih tinggi jadi hemat-hemat. Cari makanan yang sebenarnya lumayan bersahabat cuman emang tempatnya nggak fancy atau gimana, restoran-restoran kecil mungkin. Enak kok (makanannya) cuman tempatnya kecil tapi di balik itu harganya nggak terlalu mahal.
“Satu tips lagi dari aku, jangan ragu-ragu untuk berteman dengan sesama orang Indonesia di sini. Karena orang-orang Indonesia itu pasti merasakan solidaritas dan kekeluargaan karena sama-sama merantau. Jadi, pastikan kamu punya komunitas di mana kamu bisa curhat, saling cerita, saling support, saling mendukung. Itu penting banget untuk ketenangan hati dan kewarasan selama tinggal di Korea,” pesan Natasha.