Highlight.ID – Cantik dan anggun, itulah kesan pertama Hanna Fadhillah ketika melihat sosok pramugari. Kesan itu pula yang membuat Hanna tertarik untuk menjadikan Pramugari sebagai pekerjaan utamanya. Cewek berzodiak Aries ini mengungkapkan bahwa untuk menjadi seorang Pramugari tidak lah mudah. Ada beberapa keterampilan yang harus dimiliki dan serangkaian tahapan seleksi yang harus dilewati.
Hanna punya pengalaman sebagai Pramugari Garuda Indonesia sebelum akhirnya bergabung dengan Sriwijaya Air. Banyak pengalaman mengesankan yang dialami Hanna, mulai dari berkunjung ke berbagai daerah hingga mencicipi aneka macam kuliner di tempat asalnya. Kepada Highlight.ID, Hanna menceritakan lebih dalam pengalamannya bekerja sebagai Pramugari.
Bisa ceritakan tentang diri kamu?
Halo! Perkenalkan nama aku Hanna Fadhillah, biasanya dipanggil Hanna. Aku lahir di bulan April dan berzodiak Aries. Tinggiku 168cm dengan beratku 55kg. Hobi dengerin lagu dan cari-cari lagu baru. Makanan favorit, masakan ibu.
Kesibukan sehari-hari selain kerja di Sriwijaya Air as a flight attendant, aku juga sibuk sama kegiatan Asosiasi Awak Kabin Indonesia yang menampung kreativitas, hobi dan kegiatan temen-temen awak kabin yang berkewarganegaraan indonesia baik itu di maskapai indonesia atau luar negeri.
Apa alasan kamu bekerja sebagai Pramugari?
Hmm…,sebenernya Pramugari itu bukan cita-cita. Dulu, karena tante dan ayah suka ceritain tentang dunia penerbangan dan tante kasih info ada recruitment di Garuda Indonesia tahun 2012, akhirnya aku ikutan. Saat itu, ga terlalu kebayang dan tau apa sih pramugari, seperti apa sih pekerjaannya.
Yang aku tau, pramugari itu cantik, anggun dengan seragamnya dan bekerja di dalam pesawat, hanya itu. Jadi alasan yang sampai sekarang membekas dan masih aku akui kenapa aku mau jadi Pramugari, yaaa karena pramugari itu cantik dan anggun.
Baca Juga:
5 Sekolah Pramugari dan Staff Penerbangan dengan Masa Studi Singkat
Bagaimana ceritanya kamu bisa menjadi Pramugari?
Perjalanan menjadi pramugari itu ga mudah. Aku yang anak Paskibraka, ga pede juga, yang ga tau jalan karena sering diantar jemput ayah dan ibu, yang ga tahu bagaimana saat melamar pekerjaan ini akhirnya aku yang hanya bermodalkan bedak tipis, rambut kuncir kuda dan ditemani ayah ibu dan keluargaku yang lain berangkat dari Bogor menuju Garuda Indonesia Training Center untuk itu recruitment yang saat itu ada sekitar 500 orang pelamar.
Banyak yang tinggi, yang cantik dan jauh sekali dari penampilanku hari itu. Sempet minta untuk pulang tapi keluargaku bilang, “Coba dulu, setidaknya kamu sudah mencoba dan akhirnya punya pengalaman”. Berbekal semangat dari orang tua akhirnya aku berani menghadapi test tahap pertama, yaitu test penampilan (tinggi-berat badan dan penampilan).
Aku dinyatakan lulus dan tahap berikutnya dilaksanakan besok paginya. Aku segera pulang dan mempersiapkan diri untuk test berikutnya, yaitu psikotes. Setelah selesai mengerjakan prikotes dan bahasa Inggris, semua peserta pulang dan diinfokan via SMS untuk pengumumannya.Dan Alhamdulillah, aku lolos.
Test berikutnya, ada wawancara user. Semua temen-temen yang ikut test hari itu sudah mempersiapkan diri, termasuk aku. Satu per satu peserta diwawancara dan diizinkan pulang setelah selesai test dan pengumuman tetap via SMS.
Baca Juga:
P3 Nusantara Latih Calon Pramugari yang Bermental Kuat dan Siap Kerja
Aku lolos kembali dan test berikutnya dilaksanakan 2 hari kemudian. Kali ini wawancara kompetensi. Sama seperti wawancara user, satu per satu akan diwawancara dengan pertanyaan yang berbeda-beda. Pengumumannya tetap via SMS dan aku lolos ke tahap berikutnya, yaitu tes kesehatan.
Tes kesehatan ini sama kaya medical check up, tes urin, darah, rontgen, check gigi dan sebagainya. Aku dinyatakan fit dan bisa mengikuti tes berikutnya, yaitu background check (Askam). Background check ini hampir sama seperti wawancara user dan kompetensi, saat itu aku banyak ditanyai tentang keluarga dan kegiatan paskibraka.
Pengumuman via SMS sore hari itu memberikan kabar baik, aku lolos dan tes terakhir, Pantukhir (Penilaian Panitia Penentu Akhir) akan dilaksanakan lusa (2 hari kemudian). Patukhir ini tes terakhir yang dihadiri para direksi dan pengumumannya lumayan lama saat itu, sekitar 2 – 3 hari dan aku lolos. Minggu depannya, aku diminta untuk datang, dijelaskan tata tertib dan step by step dari mulai training sampai ke lulus menjadi pramugari.
Di sinilah menurutku awal mulanya (menjadi Pramugari). Sebelum masuk kelas pramugari, aku harus mengikutin jungle survival, dengan basic militer di Cmahi, Jawa Barat. Berat? Pasti.
Dua minggu basic militer yang jauh sekali rasanya dari waktu aku latihan paskibraka dulu. Tapi aku bisa melewati 2 minggu itu dan kembali ke Jakarta untuk ground training di Garuda Indonesia Training Center.
Baca Juga:
Jogja Flight Miliki Laboratorium Pesawat Boeing untuk Praktikum Siswa
Ground training selama 6 bulan, flight training selama sekitar 1 bulan dan dinyatakan lulus pun ga mudah. Banyak sekali istilah penerbangan yang aku ga tau, cara belajar yang jauh sekali dari zaman SMA dulu. Aku mengalami kesulitan saat training tapi Alhamdulillah, lulus.
Kontrakku habis dan tidak dilanjutkan tahun 2014 dan memutuskan untuk mencoba sekolah broadcasting di Bandung sekitar 6 bulan, lalu kuliah di CCIT FTUI tahun 2015. Namun belum waktunya aku lulus, aku harus mengundurkan diri karena satu dan lain hal.
Akhirnya aku memutuskan untuk bekerja kembali, tapi kali ini di bank swasta dan hanya 6 bulan. Karena aku dapat info ada recruitment di Sriwijaya Air, akhirnya aku coba dan aku memilih resign dari pekerjaanku yang sebelumnya, biar fokus untuk seleksi kali ini.
Alhamdulillah tesku lancar dengan tahapan yang hampir sama seperti di Garuda Indonesia dulu dan aku masuk training center di Sriwijaya Air tahun 2017. Aku jungle survival lagi 1 minggu di Jatiluhur dan ground training, mengulang semua tahapan dan pelajaran yang hampir sama. Aku mengulang sebagai anak Initial/Zero Hour karena banyak sekali pelajaran aviasi yang aku lupa.
Apa enaknya menjadi Pramugari?
Banyak hal-hal menyenangkan selama jadi Pramugari. Banyak ketemu orang-orang dari berbagai macam daerah, belajar bahasa daerah mereka, mencoba kuliner yang selama ini belum pernah aku coba di kota asalnya, mengunjungi tempat wisata dan masih banyak lagi.
Baca Juga:
Bekerja Sebagai Pramugari, Apa Tahapan Seleksi yang Harus Dilalui?
Apa nggak enaknya menjadi Pramugari?
Tapi ada hal yang tidak menyenangkan juga, jauh dari orang tua, waktu bertemu keluarga yang sedikit, susah bertemu teman-teman zaman sekolah dan kuliah dulu. Dan pastinya, aku selama menjadi pramugari tidak menikmati lebaran bersama keluarga.
Apa pengalaman paling berkesan selama menjadi Pramugari?
Selama aku menjadi Pramugari ini tidak ada hari yang tidak berkesan, banyak pelajaran yang aku dapat setiap harinya. Terlalu banyak hal-hal yang menyenangkan dan mengharukan.
Apa keterampilan yang harus dimiliki untuk menjadi Pramugari?
Keterampilan yang harus dimiliki menurutku adalah berkomunikasi dan berbahasa.
Apa syarat utama menjadi Pramugari?
Syarat untuk menjadi pramugari itu selain tinggi dan berat badan yang ideal, kita juga harus bisa berbahasa Inggris, baik itu mendengarkan, membaca, menulis dan berbicara.
Apa yang kamu lakukan untuk memastikan keamanan penumpang?
Sebelum pesawat terbang, aku harus memastikan penumpang itu sudah aman dan nyaman. Memastikan penumpang sudah memakai sabuk pengaman, tidak ada barang bawaan yang bisa menjadi halangan saat evakuasi diperlukan dan penumpang bisa nyaman menikmati penerbangannya.
Sampai kapan akan bekerja menjadi Pramugari?
Aku tidak menargetkan sampai kapan aku akan menjadi Pramugari, karna ini pekerjaan yang menyenangkan. Jadi mungkin sampai waktunya pensiun, aku baru berhenti jadi Pramugari.
Apa harapan yang ingin kamu capai?
Banyak harapan yang ingin terwujud, selain kondisi pandemi saat ini berakhir, aku juga berharap semoga semua baik-baik saja. Aku juga berharap Asosiasi Awak Kabin Indonesia ini bisa menjadi wadah temen-temen awak kabin untuk berkembang.
Apa tips-tips untuk bisa sukses menjadi Pramugari?
Tips-tips menjadi pramugari itu yang pasti harus matang persiapannya, karena itu yang akhirnya bikin kita siap. Doa dan restu orang tua juga penting pastinya.