Home Business Pahami Perbedaan Key Opinion Leader (KOL) & Influencer

Pahami Perbedaan Key Opinion Leader (KOL) & Influencer

Pengertian definisi arti key opinion leader KOL influencer media sosial medsos perbedaan ciri jenis macam
Ilustrasi | Foto: Unsplash.com/Product School

Highlight.ID – Maraknya penggunaan media sosial (medsos) ternyata memunculkan fenomena baru lainnya yakni influencer dan key opinion leader (KOL). Kedua istilah tersebut mengacu pada sosok yang diikuti atau didengar pendapatnya oleh sejumlah orang. Kini, kehadiran mereka sangat membantu brand dalam mempromosikan produk maupun jasanya.

Baik influencer maupun KOL sepintas memang terdengar sama dan dipakai secara bergantian. Namun, tahukah kamu bahwa keduanya memiliki perbedaan? Untuk mengetahui perbedaan natara influencer dan KOL, simak artikel ini hingga tuntas.

Mengapa Brand Memakai Influencer/KOL?

Menurut riset yang dilakukan Nielsen, 92 persen konsumen mengatakan bahwa mereka lebih percaya pada rekomendasi personal dibandingkan iklan. Fakta-fakta lainnya, 74 persen konsumen mengidentifikasikan rekomendasi dari mulut ke mulut sebagai faktor penting yang mempengaruhi keputusan pembelian.

Bagi para pemasar, bebebarap fakta tersebut menunjukkan bahwa dari mulut ke mulut masih menjadi metode efektif pemasaran. Apalagi, masyarakat Indonesia yang cenderung memiliki kolektivitas tinggi suka menceritakan hal atau pengalaman yang dialaminya kepada teman, saudara atau orang-orang sekitar. Jika mereka menceritakan hal-hal positif tentang sebuah brand, maka brand itu akan mengalami kenaikan penjualan.

Baca Juga:
Keuntungan Menjadi Selebgram, Mulai dari Endorse Produk Hingga Berbisnis

Di sinilah peran influencer dan KOL mulai terlihat. Mereka akan mulai membicarakan brand dengan harapan agar masyarakat memperoleh informasi baru atau melakukan tindakan tertentu. Dengan bantuan influencer/KOL, brand akan dapat menyasar audiens yang lebih spesifik.

Apa itu KOL?

Sering disebut pula sebagai influencer, Key Opinion Leader mempunyai keahlian di bidangnya masing-masing. Berkat keahlian dan kredibiltasnya, KOL dihormati oleh sejumlah kalangan. Dengan demikian, setiap kali KOL mengemukakan pendapat atau sarannya, maka orang-orang kemungkinan besar akan mendengarnya. Mereka mempunyai audiens yang spesifik menurut bidang keahliannya.

KOL memiliki profesi tertentu yang bekerja di tengah-tengah masyarakat seperti dokter, akademisi, politisi, pengusaha, pemuka agama, psikolog, atlet, pengacara, dan sebagainya. Tak hanya mengandalkan media sosial, KOL lebih sering bekerja secara nyata di berdasarkan pekerjaannya. KOL juga sering kita temui di event-event tertentu seperti workshop, seminar atau talkshow.

Pengertian definisi arti key opinion leader KOL influencer media sosial medsos perbedaan ciri jenis macam
Ilustrasi | Foto: Unsplash.com/Cristina Zaragoza

Dengan keahlian yang dimiliki, KOL tak jarang dilirik oleh brands untuk mempromosikan produk tertentu. Dengan demikian, brand dapat meningkatkan kredibilitasnya karena informasi tentang produk disampaikan oleh orang yang mempunyai pengaruh kepada masyarakat.

Perbedaan KOL dan Influencer

Berbeda dengan influencer, KOL gak selalu mengandalkan media sosial. Mereka dikenal oleh masyarakat bukan karena aktif di medsos tapi berkat keahliannya. Meski demikian, berkembangnya teknologi informasi membuat para KOL mau tak mau ikut pula aktif di medsos. Lagipula, medsos juga bisa menjadi platform yang efisien untuk meningkatkan personal branding mereka. Di sinilah perbedaan antara KOL dan influencer mulai terlihat kabur.

Sementara di sisi lain, influencer adalah orang-orang yang aktif di media sosial dengan sejumlah pengikut. Biasanya, influencer menggunakan medsos seperti Instagram atau Twitter. Namun belakangan ini, Instagram lebih banyak diminati dibandingkan Twiter. Influencer di Instagram dibagi lagi menjadi beberapa kategori berdasarkan jumlah followers yang mereka miliki, yakni Mega, macro, Mid-Tier, Micro, dan Nano.

Baca Juga:
7 Cara Memilih Influencer yang Tepat untuk Pemasaran

Mega influencer mempunyai jumlah pengikut di Instagram yang sangat banyak, lebih dari 1 juta. Sementara nano influencer followers-nya seribu hingga 10 ribu. Para influencer tersebut dikenal karena sangat aktif di medsos dengan menunggah sejumlah posting-an yang menarik netizen. Contohnya adalah Karin Novilda yang dikenal pula dengan nama “Awkarin” di Instagram. Ia terkenal sebagai selebgram yang eksis namun keahlian atau keterampilan yang dimilikinya tak banyak orang yang tahu.

KOL dalam waktu yang bersamaan bisa pula menjadi influencer. Sebagai contoh adalah Analisa Widyaningrum, seorang Psikolog yang aktif di Instagram dan YouTube. Psikolog berparas cantik ini mempunyai jumlah followers Instagram hingga ratusan ribu. Namun demikian, kepopulerannya bukan semata karena aktif di medsos tapi keahliannya dalam bidang Psikologi. Di waktu yang bersamaan, ia juga aktif membagikan tips dan informasi berfaedah seputar Psikologi kepada followers-nya.

Lalu, pilih KOL atau influencer? Bagi brand, pemilihan figur yang tepat menjadi hal penting sebelum melakukan kampanye lewat medsos. Jika mereka mengingingkan audiens yang lebih umum, maka influencer adalah pilihannya. Sementara, KOL menjadi sosok yang tepat untuk mempromosikan brands dengan target audiens yang lebih spesifik.