Home Business Internet dan Media Sosial dalam Pandangan Najwa Shihab

Internet dan Media Sosial dalam Pandangan Najwa Shihab

Najwa Shihab menjadi pembicara di Social Media Week (SMW) Jakarta 2019
Najwa Shihab di Social Media Week (SMW) Jakarta 2019 | Foto: Highlight.ID

Highlight.ID – Berpengalaman kerja sebagai jurnalis selama 17 tahun di sebuah stasiun televisi swasta, Najwa Shihab akhirnya memutuskan untuk berkarya secara mandiri. Pada awalnya, ia sempat merasa galau menatap arah masa depannya setelah resign dari tempat bekerja yang dulu. Namun akhirnya, ia merambah dunia digital dengan bendera Narasi.

“Orang awalnya tahu Narasi karena memproduksi Mata Najwa yang ditayangkan di Trans7 setiap jam 8 malam dan tayang digital di Narasi. Tapi itu baru satu dari sekian banyak hal yang sekarang kita produksi. Sekarang kita punya 14 konten,” ungkap Najwa Shihab di Social Media Week (SMW) Jakarta 2019 di Senayan City.

Baca juga:

Seru sekaligus bersyukur, itulah perasaan Najwa Shihab  selama mengembangkan Narasi. Lewat Narasi pula, ia mendapatkan banyak teman baru dan hal baru yang belum pernah ia dapatkan sebelumnya. Baginya, mendirikan perusahaan startup selama 2 tahun belakangan ini lebih menantang dibandingkan ketika menjadi jurnalis.

Narasi menampilkan banyak tema menarik, tak hanya terbatas pada politik. “Nggak hanya politik seperti yang dipersepsikan orang. Kita juga bahas musik, film, buku. Kita juga bikin komunitas, event,” tambahnya.

Bercerita di Media Sosial

Hadirnya media sosial memungkinkan setiap orang untuk saling terhubung dengan yang lainnya tanpa ada batasan. Lewat media sosial pula, siapapun dapat membagikan konten berupa cerita yang dibagikan kepada orang lain. Berbeda dengan zaman dulu di mana orang lebih banyak menjadi penikmat cerita pasif yang hanya menonton tayangan di televisi atau lewat film.

Najwa Shihab menjadi pembicara di Social Media Week (SMW) Jakarta 2019
Najwa Shihab di Social Media Week (SMW) Jakarta 2019 | Foto: Highlight.ID

“Sekarang kita menjadi individu yang secara aktif memproduksi cerita terutama tentang diri kita sendiri. Kalo kita lihat di social media, betapa kita semua menjadi sangat fasih sebagai penulis autobiografi. Social media memungkinkan kita untuk berbagi apa yang kita rasakan, apa yang kita pakai, apa yang kita inginkan. Terus menerus 24 jam. Dan itu mempengaruhi bagaimana kita melihat cerita itu sendiri,” papar Najwa.

Menurut Najwa, di satu sisi, kebanyakan orang masih sebatas bereaksi atas segala informasi yang beredar di media sosial. Sementara, hanya sedikit orang yang mampu menciptakan konten yang benar-benar orisinal. Dalam pengamatan Najwa, hal itu merupakan salah satu tantangan yang dihadapi content creator.

Najwa menjelaskan bahwa intuisi menjadi faktor penting dalam menciptakan konten yang berkualitas dan orisinal. Untuk mengasah ketajaman intuisi, seorang pembuat konten harus banyak menyerap informasi dari berbagai sumber. “Itu memungkinkan kita untuk menghubungkan ide satu dengan ide yang lain. Karena nggak ada yang 100 persen orisinal,” kata Najwa.

Dalam pembuatan konten, satu hal yang menjadi penekanan Najwa yakni bagaimana konten tersebut memuat story telling yang mampu menyentuh sisi emosional audiens. Menurutnya, story telling yang berkesan dapat dengan mudah terekam dalam memori atau ingatan seseorang.