Home Beauty Posture Management, Modeling Agency dengan Reputasi Internasional

Posture Management, Modeling Agency dengan Reputasi Internasional

Posture Management merupakan modeling agency Jakarta yang telah berpengalaman
Model Posture Management | Foto: Dok. Posture Management

Highlight.ID – Dunia modeling di era awal tahun 2000-an belumlah semarak seperti sekarang. Untuk mencari talenta model juga tidak gampang karena media sosial belum begitu berkembang. “Kebetulan kita salah satu agency di Indonesia yang cukup lama berdiri. Setelah itu bersama partner saya, pak Marco Hermawan. Beliau yang mencetuskan yang namanya Posture,” kata Tito Afrianto selaku Managing Partner Posture Management kepada Highlight.ID di kawasan Senayan, Jakarta.

Tito menjelaskan bahwa ia bekerja di bidang event organizer yang berhubungan dengan dunia hiburan sebelum akhirnya mengelola Posture Management bersama rekannya. Berbekal pengalaman itulah, Tito kemudian melihat bahwa dunia modeling bisa menjadi lahan bisnis yang menguntungkan. Menurutnya, nama “Posture” memiliki makna tersendiri. Sosok artis, model, maupun talenta dilihat dari postur tubuhnya, oleh karena itulah nama “Posture” dipilih.

Sejak tahun 2004, Tito bersama rekannya mulai serius menjalankan bisnis modeling agency yang menawarkan model untuk berbagai macam kebutuhan untuk film, sinetron, iklan komersial hingga host dan master of ceremony (MC). “Kita menjalankan itu semuanya. Itu masih dibutuhkan dan pada saat itu memang nggak banyak manajemen yang memegang satu (layanan) komplit seperti itu,” ujar Tito.

Ibarat Manekin

Lalu pada tahun 2009, berdirilah PT Posture Mahagaya Kreasindo ketika bisnisnya sudah mulai mapan. Perusahaan tersebut membentuk beberapa divisi yang melayani berbagai macam pekerjaan. “Berjalannya waktu, ya seperti sekarang ini. Cuman semenjak jaman milenial ini sudah berbeda dalam arti marketing-nya, jadi kita fokus untuk ke model profesional. Model profesional itu kita ambil standar yang tinggi-tinggi (badannya). Minimal kalo cewek itu 175 (cm), cowok itu 183 (cm). Itu standar kita,” tambah dia.

Baca Juga: Pengalaman Menjadi Model Profesional Beserta Suka dan Dukanya

Model profesional berbeda dengan beauty peageant karena yang dilihat adalah bentuk fisik tubuh layaknya manekin. Tito menerangkan, “Posture itu melihat sosok model itu harus kayak mannequin. Mulai dari lingkar pinggang, lingkar dada, tinggi badan, kaki, tangan, panjang ukurannya simetris. Ternyata sampai sekarang kita punya standar model untuk runway, ya sesuai.”

Berdasarkan standar model secara fisik tersebut, Posture Management mampu memenuhi setiap kebutuhan klien. Menurut Tito, sekitar 70 persen, pemilihan model oleh klien berdasarkan standar model yang dimiliki oleh Posture Management. Sedangkan sisanya dipengaruhi oleh faktor-faktor lain seperti selera klien misalnya.

Reputasi Internasional

Posture Management juga sering mengirim para modelnya untuk mengikuti berbagai macam kompetisi yang sifatnya internasional seperti World of Model, Miss Model of the World, Face of Asia, Manhunt International, dan lainnya. Di setiap ajang kompetisi yang diikuti, Posture Management selalu mendapatkan penghargaan. “Kita mengirim mereka buat punya pengalaman go international,” kata Tito.

Baca Juga: 11 Modeling Agency di Jakarta yang Miliki Model-model Profesional

Posture Management merupakan modeling agency Jakarta yang telah berpengalaman
Titp Afrianto (Managing Partner Posture Management) | Foto: Dok. Pribadi

“Karena kita hobi, kita menjalankan ini ya tulus aja. Rugi pasti ada, untung pasti ada. Cuman kita intinya ingin membuat generasi muda kita itu kalo emang mau jadi model atau artis ya profesional. Saya dan Marco komitmen sampai sekarang untuk itu. Kita tidak menggunakan foreign model, kita pake benar-benar (model) lokal,” ujarnya. Kalaupun ada model yang berwajah seperti orang bule tapi mereka bukanlah warga negara asing melainkan orang aslI Indonesia.

Tito menyebutkan bahwa Posture Management mempunyai model lokal dengan standar internasional. Pengalaman internasional dengan mengikuti kompetisi atau show di luar negeri dapat memberikan nilai tambah bagi model. Berbekal pengalaman internasional tersebut, model bisa dapat meningkatkan nilai jual. Tarifnya juga akan lebih tinggi dari sebelumnya.

Sistem Kontrak

“Klien kita itu fashion designer, makeup artist, advertising, semuanya. Sampai sekarang kita ada sekitar 50 model dan talent yang kita kontrak selama 3 – 5 tahun, bahkan ada yang 10 tahun,” jelasnya. Adapun model Posture Management minimal berusia 13 tahun sehingga mempunyai rentang karier yang cukup panjang. Menurut Tito, model yang berusia di bawah usia 21 tahun harus mendapatkan persetujuan dan tanda tangan dari orang tuanya.

Baca Juga: Langkah Menjadi Selebgram yang Disukai Brand, Banyak Endorse Produk

Posture Management merupakan modeling agency Jakarta yang telah berpengalaman
Model Posture Management | Foto: Dok. Posture Management

Ia menerangkan, “Kalo ada model yang bandel mengambil pekerjaan sendiri yang sifatnya frontal, ya kita nggak mau pusing, selesai kontrak aja. Silakan mencari pekerjaan sendiri atau pindah ke agency lain.” Meskipun demikian, Posture Management masih memberikan kompensasi dan mediasi apabila terjadi pelanggaran kontrak. Dalam dunia modeling, perjanjian atau kontrak seperti itu sangat penting karena untuk mempermudah proses pengorganisasian jadwal pekerjaan. Jika model mengambil pekerjaan di luar Posture Management maka dikhawatirkan jadwalnya akan berbenturan dengan yang lain.

Segala macam peraturan yang tertera di kontrak bertujuan untuk melatih kedisiplinan model. Kedisiplinan tak hanya bermanfaat saat model berada di Posture Management tapi juga ketika mereka suatu saat nanti bekerja di perusahaan lain. Ketika kontrak selesai, tak jarang model masih melanjutkan kariernya bersama Posture Management asalkan usianya masih berada di bawah 30 tahun.

Ada beberapa pertimbangan yang menyebabkan model melanjutkan kontraknya atau tidak seperti pernikahan atau lebih memilih bekerja kantoran. Model biasanya akan melanjutkan kontrak apabila ia sudah merasa nyaman di Posture Management. Tito memaparkan, “Yang pertama dia sudah nyaman dengan pekerjaan yang diberikan dari kita. Yang kedua, dia itu masih ada kontrak-kontrak yang berjalan daripada dialihkan ke orang yang nggak jelas. Yang ketiga komitmen dia masih pengin jadi model, biasanya seperti itu.”

Baca Juga: Belajar Modeling di Asmat Pro, Lebih dari Sekadar Berlenggok di Catwalk

Posture Management merupakan modeling agency Jakarta yang telah berpengalaman
Model Posture Management | Foto: Dok. Posture Management

Selama ini, Posture Management memprioritaskan model yang sudah jadi atau memiliki keterampilan tertentu seperti cara berjalan di runway dengan benar. “Dalam arti kata, dia itu udah punya basic modeling school atau dia udah jadi model-model yang di mall-mall tapi dia nggak punya manajemen. Kita lebih suka itu. Kecuali kalo benar-benar kita terima dia ini belum jadi, tapi dari potensi fisiknya punya prospek, kita langsung ambil, Tapi syaratnya 6 bulan training dulu,” imbuhnya.

Soft Skill

Dalam setahun, ada beberapa jadwal event fashion besar di mana Posture Management terlibat di dalamnya seperti Indonesia Fashion Week, Jakarta Fashion & Food Festival, dan lainnya. Selain itu, ada event-event fashion yang skalanya lebih kecil seperti yang diselenggarakan di mall-mall. Seringkali, klien tertarik untuk memakai model Posture Management setelah melihat mereka berjalan di runway fashion show. “Makanya saya ngajarin mereka di manapun berada dalam suatu pekerjaan, buatlah yang terbaik,” tambahnya.

Di luar itu, ada waktu-waktu tertentu yang jadwalnya kosong seperti pada bulan puasa atau menjelang akhir tahun. Waktu-waktu yang kosong tersebut diisi dengan soft skill training seperti public speaking misalnya. Kegiatan lainnya berupa photo session untuk menambah portfolio.

Baca Juga: Keuntungan Menjadi Selebgram, Mulai dari Endorse Produk Hingga Berbisnis

Bagi Tito, soft skill ini penting dimiliki model karena berkembangnya media sosial membuat orang cenderung abai dengan lingkungan sekitar. Tak jarang, klien memakai model bukan semata karena dia cantik atau ganteng tapi karena mereka nyaman diajak ngobrol. Hal penting lainnya yang ditanamkan kepada model yakni bertegur sapa dengan orang lain terutama yang pernah ditemui sebelumnya. Aspek emosional menjadi salah satu pertimbangan klien dalam memilih seorang model.

Setiap model mempunyai tarif yang berbeda tergantung pada beberapa hal, salah satunya yakni jam terbang. Faktor lainnya yang mempengaruhi tarif model yakni kualitas berjalan di catwalk. Tito melanjutkan, “Pertama jam terbang dan faktor luck kadang-kadang. Pengalaman, dia sering show terus rekomendasi dari klien ke klien. Melihat desainer top dia pakai, yang lain-lain jadi pengin.”

Dunia modeling saat ini lebih dinamis dan berbeda dengan era sebelumnya. Klien yang konvensional cenderung memilih model dengan standar tertentu seperti yang diterapkan oleh Posture Management. Sedangkan klien-klien yang milenial cenderung mencari model dengan karakter fisik yang unik dan edgy. Posture Management berupaya menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman tersebut. “Tapi tetap kita, first thing, beautiful sama handsome karena klien-kliennya konvensional,” ujar Tito.