Highlight.ID – Sebagai seorang yang berprofesi sebagai Dokter Umum, Jeanatasia melihat bahwa taraf kesehatan di Indonesia masih sangat kurang. Oleh sebab itu, perempuan kelahiran Bandung, 19 Januari 1995 ini berharap dapat meningkatkan kesadaran di kalangan masyarakat tentang pentingnya kesehatan. Itulah yang menjadi alasan keikutsertaan Jeanatasia di kontes kecantikan Puteri Indonesia.
Di mata Jeanatasia Kurnia Sari, Puteri Indonesia (PI) adalah sosok yang whole package. Mengusung nilai-nilai Brain, Beauty, dan Behavior, Puteri Indonesia tak hanya cantik dari luar tapi cantik dari dalam yang dapat menginspirasi dan memberi pengaruh baik untuk banyak orang. Jeanatasia ingin menjadi salah satu di antaranya agar dapat memberikan pengaruh positif kepada orang-orang terutama generasi muda di berbagai bidang, terutama kesehatan. “Dan menurut saya, hidup akan lebih berguna apabila apa yang kita miliki menjadi berkat juga untuk sekitar kita,” tambahnya.
Gigih Berjuang
Namun demikian, untuk meraih cita-cita menjadi Puteri Indonesia tidaklah semudah membalikkan telapak tangan. Langkah Jeanatasia bermula pada tahun 2018 ketika ia mendapat predikat Runner Up II Puteri Indonesia Jawa Barat. Tahun berikutnya, ia mencoba lagi namun belum berhasil. “Lalu, karena saya memegang teguh prinsip pantang menyerah, saya coba lagi di tahun 2020. Dan Puji Tuhan, berhasil untuk membawa nama Jawa Barat di panggung Puteri Indonesia,” Jeanatasia menceritakan kepada Highlight.ID.
Bagi Jeanatasia, langkah untuk merengkuh asa tidak selalu mudah. “Terkadang, saya suka didatengin sama yang namanya gak percaya diri. Manusiawi ya, hehe.. Saya kadang suka merasa ada di titik bahwa saya tidak sehebat dan sebagus finalis-finalis lain. Tapi setelah saya memejamkan mata dan mengambil nafas, saya sadar bahwa semua memiliki porsinya masing-masing termasuk dengan saya. Saya juga percaya Tuhan selalu beserta saya. Jadi setelah itu, rasa percaya diri saya bangkit kembali.”
Baca Juga: Frederika Alexis Cull Siap Bawa Batik ke Ajang Miss Universe 2019
Pantang menyerah, itulah prinsip yang dipegang oleh pemilik zodiak Capricorn ini. Apabila menemui kegagalan maka Jeanatasia akan mencoba bangkit lagi hingga mampu menggapai apa yang menjadi asanya. “Saya selalu ingin berjuang sebaik mungkin untuk meraih mimpi saya. Karena hidup hanya sekali, dan saya yakin selama ada kemauan, pasti ada jalan. Dan saya selalu bersyukur untuk apapun yang terjadi. Karena saya percaya, waktu Tuhan dan apa yang Tuhan berikan pasti selalu tepat dan terbaik,” sambungnya.
“Selain itu, saya itu orangnya sebenernya suka SKS alias ‘Sistem Kebut Semalam’, hehe.. Saya adalah salah satu pribadi yang suka mengerjakan atau mempersiapkan sesuatu itu dalam waktu yang singkat, sesaat sebelum sesuatu itu dimulai. Karena di dunia kedokteran, saya terbiasa semuanya harus serba cepat (ditambah keterbatasan waktu juga karena aktivitas yang padat). Contohnya seperti saat mengerjakan tugas, saya bukan tipikal yang menunda-nunda tugas namun saya suka mengerjakannya saat yang mepet karena itu menambah adrenalin saya dan menjadi sesuatu yang lebih memuaskan, hehe..,” ungkap anak ke-6 dari 6 bersaudara ini.
Puteri Indonesia 2020
Terpilihnya Jeanatasia sebagai Puteri Indonesia Jawa Barat 2020 menjadi kebanggaan bagi diri, keluarga, dan orang-orang sekitarnya. “Poin plusnya, karena saya ingin menjadi seorang influencer di bidang kesehatan, saya berharap apa yang saya sampaikan bisa lebih didengar masyarakat, karena semua orang tahu Puteri Indonesia. Saya harap bisa menjadi berkat untuk orang lain melalui gelar saya ini.”
Baca Juga: Manfaatkan Personal Branding, drg. Nena Febrina Buka Klinik Gigi
Sebagai Puteri Indonesia Jawa Barat 2020, Jeanatasia seharusnya terjun ke lapangan untuk berbagai kegiatan yang dapat menginspirasi generasi muda dan mempromosikan pesona Jawa Barat. “Tapi karena adanya pandemic COVID-19 ini, semua kegiatan di lapangan ditunda karena kita harus mengikuti imbauan pemerintah untuk tetap di rumah dan menerapkan physical distancing supaya pandemic ini segera berakhir,” ungkap perempuan yang memiliki nama panggilan Jean ini.
Jeanatasia yang memiliki tinggi badan 173 cm dan berat badan 49 kg terpilih pula sebagai Puteri Indonesia Berbakat 2020. Pada waktu itu, ia mempersiapakan segala sesuatunya mulai dari penampilan yang unik, simple (karena waktunya hanya 2 menit), berbeda tapi dapat memukau hati banyak orang. “Saya memiliki basic bermain piano dan menari. Tapi kalau membawa piano terlalu riskan, dan takutnya nanti bingung saat ingin tampil. Maka saya dan tim memutuskan untuk memilih tarian kontemporer dengan judul ‘Dara Ngibing Nu Asih’ yang menggabungkan tarian daerah dan ballet, menggunakan lagu daerah Jawa Barat.”
“Di situ, saya dilatih oleh Yulinda Astidiar S.Sn, yang memang sangat profesional di bidang tari. Beliau yang merangkai semua gerakan tariannya. Untuk kostum, saya di-support oleh Nda Evoy Production di mana kostum putih yang saya gunakan saat itu benar-benar menyatu dengan gerakannya yang melambangkan keindahan gerak dan kepak sayap burung dara (merpati) sebagai lambang cinta, kasih sayang, dan perdamaian,” terang Jeanatasia. Dalam tarian itu, ada perpaduan antara sisi tradisional dan internasional yang berbeda dari yang lain.
Baca Juga: Talia Subandrio: Makeup Adalah Media yang Tepat untuk Berkarya
“Saya bersyukur Tuhan melancarkan setiap gerakan yang saya bawakan sehingga saya bisa mendapat gelar Puteri Indonesia Berbakat 2020.” Menurut dia, tidak ada tugas spesifik untuk Puteri Indonesia Berbakat. Namun demikian, ia dapat menjadi pendukung untuk menggantikan tugas-tugas Puteri Indonesia utama jika Puteri Indonesia utama berhalangan hadir.
Selain Puteri Indonesia Berbakat 2020, dalam waktu yang bersamaan, Jeanatasia juga terpilih sebagai Puteri Indonesia Intelegensia 2020. “Saya merasa semua teman-teman sebenarnya juga layak untuk mendapatkan gelar ini karena di atas langit masih ada langit. Mereka semua, saya akui pintar-pintar. Tapi ya sudah, jalan masing-masing. Jalan saya, rejeki juga ini yang Tuhan beri untuk bisa menjadi PI Intelegensia.”
Terus Menginspirasi
Salah satu tanggung jawab Puteri Indonesia Intelegensia yakni meninspirasi generasi muda untuk terus belajar (long life learning) dan terus meningkatkan kualitas diri hingga akhir hayat. “Saya memberi contoh, salah satunya dengan melanjutkan kuliah jalur beasiswa di IPMI International Bussiness School, mengambil program MBA (Master of Business Administration). Meskipun berbeda dengan program S1 saya, yaitu Kedokteran, tapi saya yakin tidak ada ilmu yang tidak berguna. Selama ada kesempatan untuk belajar, saya akan terus belajar dan mengemban ilmu setinggi mungkin,” Jeanatasia menambahkan.
Baca Juga: dr. Anoushka Bhuller Ceritakan Pengalamannya Menjadi CEO
Perjalanan mengikuti ajang Puteri Indonesia dari awal persiapan hingga akhir merupakan pengalaman yang sangat berkesan bagi penyuka traveling dan alat musik piano ini. “Namun yang paling berkesan adalah saat karantina di mana saya bisa mendapatkan saudara-saudara baru dari seluruh Indonesia dengan berbagai keunikannya. Ditambah lagi, bisa berlibur ke Labuan Baju, NTT (Nusa Tenggara Timur), yang memang salah satu destinasi saya untuk travelling.”
Jeanatasia memiliki keinginan untuk terus menginspirasi dan menjadi dokter yang bisa memberikan pengaruh positif kepada siapa saja. “Saya juga ingin memiliki klinik kecantikan sendiri, supaya para wanita Indonesia tidak perlu ke luar negeri untuk mempercantik diri. Selain itu, saya juga ingin bekerja sama dengan Dinas Kesehatan, bahkan WHO (World Health Organization) untuk bisa menurunkan angka [kasus] kanker serviks di Indonesia bahkan di dunia.”
Selanjutnya, Jeanatasia memberikan pesan kepada setiap wanita yang ingin mengikuti ajang Puteri Indonesia. Yang pasti, dia harus mempunyai visi yang jelas dan terarah. “Persiapkan segalanya sebaik mungkin, karena apa yang dipersiapkan dengan baik, akan memberikan hasil yang baik. Pantang menyerah, seperti kata William Edward Hickson: ‘Jika kamu belum meraih kesuksesan, jangan pernah berhenti untuk terus mencoba.'”
“Jangan mengeluh, tidak ada sesuatu yang mudah di dunia ini. Untuk sampai ke puncak pasti ada rintangan. Tapi ingat ke visi awalmu, dan jalankan misi sebaik mungkin dan berikan yang terbaik di dalamnya. Meskipun kamu melihat di luar sana banyak juga wanita yang cantik atau pintar dan layak untuk menjadi PI, tetap percaya diri karena setiap orang memiliki kelebihan dan jalannya masing-masing.”