Highlight.ID – Dalam rangka mendukung penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), platform navigasi Waze menjalin kerja sama dengan beberapa otoritas perencanaan kota di Indonesia. Jakarta Smart City (JSC) dan Jabar Digital Service (JDS) memakai Waze for Cities, program gratis untuk berbagi data dua arah mengenai informasi lalu lintas yang tersedia di publik. Fungsi Waze for Cities yakni memantau dan mengevaluasi perkembangan kemacetan di kota masing-masing.
Selain JSC dan JDS, terdapat lebih 1.500 mitra global yang memakai Waze for Cities dengan tujuan untuk mengatasi kemacetan. Data Waze digunakan untuk mengevaluasi kebijakan PSBB yang dipaparkan langsung kepada Bupati/Walikota. Informasi yang terkandung di dalamnya meliputi tingkat kemacetan dan titik-titik yang terdapat penutupan jalan.
Baca juga:
- Waze Kenalkan Moods, Fitur untuk Ungkapkan Suasana Hati Saat Berkendara
- 11 Brand Mobil Asal Eropa Paling Favorit Saat Ini
- 9 Merek Mobil Asal Jepang yang Jadi Pilihan untuk Berkendara
Waze for Cities juga dipakai JSC untuk mengevaluasi kebijakan lalu lintas Ganjil-Genap Jakarta, membantu memonitor titik-titik kemacetan dinas perhubungan secara semi-automasi, dan menemukan rute yang tidak dijangkau oleh jaringan MRT. Selain itu, Waze for Cities menawarkan berbagai solusi unuk mengelola lalu lintas saat situasi genting dengan Waze for Cities Data. Program ini dapat membantu para pemimpin kota untuk dapat menghasilkan kebijakan berbasis kota seperti PSBB yang tepat.
JSC yang berada di bawah Pemerintahan Provinsi DKI Jakarta mengoptimalkan penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) untuk mengetahui, memahami, dan mengendalikan berbagai sumber daya demi membentuk Jakarta menjadi kota yang cerdas. Sementara itu, JDS adalah Unit Pelaksana Pengelola Layanan Digital, Data, dan Informasi Geospasial yang beroperasi di bawah Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Jawa Barat.
“Waze for Cities Data membantu kami menanggapi masalah dengan cepat dan membuat keputusan di saat krisis. Oleh karena itu, kami melihat bahwa platform ini akan terus berguna bagi perencanaan kami ke depannya. Setiap kali kami menemukan lubang jalan dan titik banjir, kami dapat langsung memberitahu pihak-pihak terkait untuk mengatasi masalah tersebut,” jelas Setiaji, ST, M.Si, Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Jawa Barat menjelaskan manfaat menjadi mitra Waze for Cities Data.
“Sebelum menggunakan data Waze, kami harus mengerahkan petugas di lapangan untuk memantau secara manual dengan menghitung volume kendaraan di jalan dan memeriksa CCTV. Sejak kami menjadi mitra Waze for Cities Data pada Juli tahun lalu, memantau lalu lintas menjadi jauh lebih mudah dan nyaman,” tambahnya.
Juan Intan Kanggrawan, Head of Data & Analytics Jakarta Smart City menuturkan, “Kami berterima kasih kepada Waze for Cities Data karena telah menguntungkan kami dalam banyak hal, terutama dalam memaksimalkan pelayanan publik. Data Waze memungkinkan kami menelaah dan menganalisis pola kemacetan lalu lintas tertinggi di Jakarta, kemudian mengubah gagasan-gagasan menjadi tindakan untuk kota yang lebih baik lagi.”
Menurut Juan, gagasan ini telah terjustifikasi dengan metrik yang dapat diukur. “Ketika COVID-19 melanda, kami menggunakan pola pengemudi Waze secara real-time untuk menentukan keberhasilan PSBB dan memeriksa hasilnya,” ia menambahkan.
Marlin R. Siahaan, Country Manager Waze Indonesia menjelaskan, “Selama situasi darurat seperti COVID-19 sekarang ini, di mana terdapat penerapan PSBB, data real-time Waze menyediakan sumber daya yang sangat penting bagi mitra kami. Melalui wawasan data Waze yang kuat, kami sangat senang dapat membantu JSC dan JDS dalam mengelola lalu lintas dan membuat perencanaan kota yang baik.”