Highlight.ID – Fashion show tak hanya menampilkan deretan rancangan busana karya desainer yang diperagakan oleh model di runway. Lebih dari itu, ada berbagai macam proses yang harus dilewati sebelum model dinyatakan siap untuk tampil di hadapan khalayak. Selain pakaian dan aksesoris fashion itu sendiri, tampilan makeup dan hairdo juga menjadi daya tarik dalam fashion show.
Keterlibatan para hairstylist maupun makeup artist (MUA) yang berada di balik panggung tak dapat dilupakan begitu saja. Bahkan peran mereka sangat lah penting dalam menunjang tampilan model yang sesuai dengan konsep maupun desain pakaian dari desainer. Para penata rias dan penata rambut harus bisa mewujudkan apa yang dikehendaki oleh desainer.
Untuk mengetahui lebih dalam bagaimana proses makeup dan hairdo untuk fashion show, Highlight.ID menemui Ega Segara dan Dwi Rahayu dari Puspita Martha International Beauty School di Galeria Mall, Yogyakarta. Sekolah kecantikan yang berpusat di Jakarta dan memiliki beberapa cabang di Indonesia ini menjadi Official Makeup and Hairdo acara Jogja Fashion Parade.
Proses Makeup dan Hairdo untuk Fashion Show
Ega Segara selaku Creative Director Puspita Martha mengungkapkan bahwa pada dasarnya, proses makeup harus diselaraskan dengan selera dan keinginan desainer. Menurut dia, desainer biasanya sudah mengantongi referensi makeup dan hairdo yang ingin ditampilkan pada saat fashion show. “Kita harus tahu dulu, desainernya maunya seperti apa,” kata dia.
Baca Juga: Puspita Martha Bekali Siswanya Agar Siap Berkarier di Industri Kecantikan
Dalam waktu yang bersamaan, tampilan makeup untuk fashion show juga mengikuti trend perkembangan makeup saat ini. Meski yang dijual pada saat fashion show sejatinya lebih ke busana namun Ega menekankan bahwa pihaknya tetap memegang peranan penting dalam mendukung karya desainer.
“Kita men-support untuk melengkapi tampilan mereka, otomatis kita juga tetap tidak kehilangan jati diri kita sebagai supporter dalam acara (fashion show) ini, makeup serta hairdo-nya pun kita bikin sesuai dengan (trend) yang paling baru,” ujar Ega.
Ega menjelaskan bahwa pada event fashion show, timnya harus berlomba dengan waktu. Adapun proses pengerjaan hairdo memakan waktu kurang lebih 30 menit per model. Beberapa model bisa saja memiliki look yang sama sehingga waktu pengerjaan bisa menjadi lebih singkat.
Baca Juga: Mengintip Proses Makeup untuk Film Layar Lebar
Makeup artist maupun hairstylist biasanya mengerjakan proses tata rias untuk 3 hingga 4 model dalam waktu yang telah ditentukan. Ega menjelaskan bahwa dalam fashion show yang bersifat kontinyu dari satu desainer ke desainer lainnya, biasanya tampilan rambut tidak banyak berubah. Sementara yang mengalami perubahan lebih banyak yakni tampilan makeup-nya.
Hal itu akan berbeda jika desainer menggelar fashion show tunggal. Ega memaparkan bahwa saat fashion show tunggal, sang desainer tentu memiliki ekpektasi yang tinggi sehingga proses makeup maupun hairdo akan menjadi lebih rumit.
Sedangkan jumlah tenaga makeup artist dan hairstylist disesuaikan dengan jumlah model yang akan tampil. Puspita Martha sendiri melibatkan siswa yang sedang menjalani pendidikan baik itu kelas makeup ataupun hairdressing. Setiap siswa Puspita Martha dibekali dengan keterampilan hairdo.
Baca Juga: Ragam Perawatan Kecantikan Tradisional di Martha Tilaar Salon & Day Spa
“Kalo jurusan makeup itu, kita bekali juga dengan (keterampilan) hairdo, ada juga yang memang khusus untuk kelas hairdressing. Jadi (mulai) dari cutting sampai hairstyling itu semua kita ajarin,” ujar Ega.
Ega menjelaskan bahwa model umumnya sudah mengerti bagaimana proses hairdo sehingga sebelum datang ke lokasi show, mereka setidaknya sudah mencuci rambutnya terlebih dahulu. Dengan demikian, proses hairdo menjadi lebih cepat dan tidak mengalami hambatan berarti. Selain itu, model juga mengerti pentingnya menghemat energi sehingga tidak membuat ia berkeringat dan merusak hairdo. Meski demikian, tetap dilakukan retouch untuk menjaga tampilan hairdo tetap dalam keadaan bagus.
Sedangkan untuk makeup, prosesnya memakan waktu antara 30 menit hingga 1 jam seperti yang dijelaskan oleh Dwi Rahayu, Trainer Puspita Martha. Sebelum melakukan proses makeup, penata rias harus melihat kondisi wajah sang model. Apabila kondisi wajah model masih ada sisa makeup, maka harus dibersihkan dulu dengan tujuan untuk menyamakan dengan konsep makeup fashion show.
Selain itu, model harus diteliti apakah ada permasalahan wajah seperti jerawat, bekas luka atau tidak. Jika ada masalah wajah, maka harus ditutupi dulu dengan peralatan makeup yang ada. Namun jika tidak ada, maka proses makeup bisa menjadi lebih cepat.
Menurut perempuan yang nama panggilannya Duwik, murid Puspita Martha sudah dibekali dengan berbagai macam teknik makeup sehingga siap untuk melakukan pekerjaan. Event fashion show dapat menjadi ajang bagi mereka untuk mengasah keterampilannya.
“Kita udah ngarahin murid, ya, kita udah bekali. Jadi, nanti makeup-nya seperti apa. Dari awal kita training dulu, misalnya makeup-nya glowing, kita ngikutin aja. Kita demoin dulu ke muridnya baru nanti mereka praktek. Sebelum mereka ke makeup fashion show, mereka udah praktek dulu di sekolahan,” ujar Duwik.
Kemudian, hasil makeup siswa Puspita Martha harus dicek satu per satu untuk memastikan bahwa tampilan makeup sudah sempurna dan sesuai dengan konsep yang sudah ditentukan. Menurut Duwik, faktor-faktor yang mempengaruhi hasil makeup yang bagus yakni peralatan kosmetik yang digunakan dan teknik-teknik makeup yang dipakai.
Duwik mengatakan bahwa Puspita Martha menggunakan produk-produk kosmetik dari Martha Tilaar khususnya Sariayu. Selain Sariayu, produk-produk Martha Tilaar di antaranya yaitu Belia, Mirabella, Cempaka, Biokos, Caring, dan P.A.C.
