Highlight.ID – Ada anggapan bahwa yang disebut dengan influencer adalah mereka yang memiliki followers banyak, ribuan bahkan hingga jutaan. Dalam pandangan Rachel Vennya, anggapan itu tidaklah benar. Hadir sebagai pembicara di Acara MilenialFest 2019, Rachel ingin menepis anggapan tersebut.
“Kita selalu merasa kalo influencer itu orang- orang yang punya followers banyak. Tapi tanpa kita sadari, kita sendiri (adalah) influencer, lho. Kita semua influencer, punya market-nya masing-masing. Kaya misalnya, ada orang yang followers-nya cuma 400, kita bisa meng-influence 400 (orang) itu,” ujar Rachel.
Baca Juga:
Rachel Vennya Lepas Hijab Bikin Netizen Kecewa, Apa Alasannya?
Bagi Rachel, internet dapat dimanfaatkan untuk menebarkan kebaikan. Lewat platform Kitabisa.com, Rachel tercatat pernah beberapa kali menjalankan beberapa kampanye penggalangan donasi. Misalnya penggalangan dana untuk korban bencana alam di Banten dan Palu, anak-anak pengidap HIV/AIDS, dan lainnya.
Setiap orang bisa menjadi influencer di lingkungan terdekatnya mulai dari keluarga, saudara hingga teman-teman sebanyanya. “Gimana kita mengajak teman-teman untuk melakukan kebaikan. Nggak usah mempermasalahin banyaknya orang yang ikut ato nggak tapi coba dulu aja,” tambahnya.
Rachel mengatakan bahwa ketika ada isu-isu sosial yang muncul ke permukaan, banyak orang yang mengungkapkan empatinya. “Cuman kadang-kadang, empati kita itu cuman putus di kata aja, di komen aja. Atau cuman repost segala macam. Lewat platform Kitabisa.com kita bukan cuman empati di kata aja, tapi kita selesaiin sampe tuntas,” kata dia.
Baca Juga:
MilenialFest 2019 Bertema “Lompatan Kemajuan”, Hadirkan Menteri Hingga Influencers
“Aku pengen mengajak teman-teman melakukan hal yang bisa kita lakukan di social media, yang baik, bisa mempengaruhi orang lain. Menurut aku, kebanggaan tersendiri saat aku melihat orang yang kurang beruntung atau di keadaan yang paling susah terus kita melihat dia bisa bangkit lagi. Kita saling membantu lewat social media,” ujar Rachel.
Rachel menjelaskan bahwa sekarang makin banyak influencers lain yang mempunyai kepedulian untuk melakukan aksi sosial seperti mengumpulkan donasi. Bagi Rachel, influencer perlu mempunyai andil dalam suatu gerakan sosial. Sebagai influencer, Rachel berupaya untuk memengaruhi orang-orang di lingkaran sosialnya untuk melakukan hal serupa.
Kemudian, Rachel menceritakan bahwa saat ia menjalankan kampanye di Kitabisa.com mampu mengumpulkan dana hingga ratusan juta dalam sehari. Dari total donasi yang terkumpul, banyak yang nominalnya berkisar antara Rp5 ribu atau Rp10 ribu. Rachel mengatakan, “Jadi aku benar-benar ngerasa, ini orang-orang banyak juga lho yang mau bantuin.”
Seperti yang dikatakan Rachel, kadangkala orang merasa insecure ketika melakukan kebaikan karena khawatir dengan komentar orang lain. “Sebenarnya kan tergantung niatnya. Aku lagi niatin untuk membantu orang lain. Ketika kita nge-post hal yang positif di social media, itu menular ke orang lain. Kenapa kita harus malu untuk menebarkan kebaikan, sementara keburukan bukan hal yang memalukan buat diri kita? Kalo pun nggak bisa untuk berdonasi, repost itu kalian bisa jadi influencer. Kalian repost, teman kalian lihat dan salah satu teman kalian donasi, itu udah satu kebaikan buat kalian juga,” ujar Rachel.