Highlight.ID – Dari sekian banyak sekolah modeling di Yogyakarta, Samurai Pro termasuk yang sudah lama berdiri. Sosok di balik eksisensi Samurai Pro yakni Brahm Italia yang mempunyai banyak pengalaman di industri hiburan.
Belajar modeling secara otodidak sejak SMP, Brahm Italia mengawali kariernya dengan mengikuti berbagai macam lomba di Jawa Barat. “Saat itu saya nggak begitu PD (percaya diri), mengalami krisis kurang pede. Akhirnya, orang tua saya menyuruh untuk ikut lomba-lomba. Dari situ, saya menang lomba model,” ujar Brahm kepada Highlight.ID.
Pindah ke Solo, Jawa Tengah, Brahm lalu kulah di Akademi Fisioterapi. Menurutnya, di Solo ketika itu lebih banyak event dibandingkan di Jawa Barat sehingga memberikan dia kesempatan untuk meningkatkan keterampilannya. Ia juga pernah mengalami menjadi model sampul majalah. Perkenalannya dengan perancang busana Adjie Notonegoro, membuat Brahm dapat mempelajari modeling lebih dalam.
Baca Juga:
Lulusan Tata Busana? Ini 9 Profesi yang Paling Cocok Buat Kamu
Semasa kuliah, Brahm sempat mengajar meski masih sebatas mengisi waktu luang. Setelah lulus kuliah, Brahm bergabung dengan agensi modeling di Jakarta tahun 1990-an. “Karier saya melesat, Alhamdulillah. Walaupun saya anak daerah, saya bisa masuk beberapa majalah Ibu Kota,” ungkapnya. Ia pernah pula ikut dalam produksi iklan televisi dan main sinetron.
Berdirinya Samurai Pro
Karena mempunyai ikatan dinas dengan tempat kuliahnya dulu, Brahm akhirnya pindah ke Yogyakarta. Kemudian, Brahm bertugas sebagai ahli fisioterapi dengan status pegawai negeri sipil (PNS) di RSUP dr. Sardjito Yogyakarta. Di sisi lain, Brahm Italia mendirikan sekolah modeling bernama Samurai Pro tahun 1997.
“Kalau saya tidak mencintai dunia modeling, mungkin tidak akan bisa bertahan lama, bagi waktunya,” ucap Brahm. Dengan bantuan asistennya, Brahm masih bisa mengelola Samurai Pro sehingga sekolah modeling itu masih terus eksis sampai sekarang.
“Saya memberikan ilmu modeling adalah amanah. Di samping menjalin persaudaraan, pertemanan, saya membagikan ilmu saya siapa tahu ilmu yang saya dapat selama bertahun-tahun ini bisa berguna. Dan saya lebih suka adanya suatu regenerasi,” ia menambahkan. Brahm menerangkan, Samurai Pro terbuka bagi siswa mulai dari 5 tahun hingga 25 tahun atau lebih yang ingin belajar modeling.
Peran Fisioterapi
Latar belakang Brahm di bidang fisioterapi ternyata mendukung aktivitasnya dalam pendidikan modeling. “Alhamdulillah, saya menggali ilmu tentang fisioterapi yang memang itu adalah basically daripada dunia modeling tentang fisik dan postur seorang calon model,” terangnya.
Dengan ilmu fisioterapi yang dimilikinya, Brahm bisa membuat mereka yang berkaki letter X atau O lebih bagus jalannya. Brahm juga pernah membuat penelitian berupa karya ilmiah tentang keseimbangan fisik model untuk keperluan pendidikan spesialisnya. “Ada satu poin yang tidak dimiliki guru modeling lain secara ilmu fisik, ilmu postur, teknik jalan yang betul itu seperti apa.”
Selama mengelola sekolah modeling, Brahm mendapatkan beberapa pengalaman unik misalnya ada siswa yang mempunyai kekurangan fisik seperti tuna rungu hingga penderita autisme. “Itu suatu tantangan buat saya bahwa belajar modeling itu bukan hanya kepada mereka yang mempunyai fisik bagus tetapi mereka yang mempunyai, sedikit tanda kutip, kekurangan.”
Proses Menjadi Model
Terdapat beberapa kelas di Samurai Pro yakni Kelas Dasar (Basic), Kelas Terampil, dan Kelas Profesional. “Basic itu sekitar 4 bulan. Setelah basic baru ke Terampil. Kalo mereka ada kriteria dari segi postur. Seleksi alam, mereka akhirnya ke Kelas Profesional,” Brahm menerangkan.
Baca Juga:
7 Pekerjaan di Bidang Fashion yang Menarik untuk Ditekuni
Ada beberapa tahapan yang harus dilalui siswa agar dapat meraih kesuksesan. Tahapan yang pertama yakni menumbuhkan rasa senang di dunia modeling. “Tidak dipaksa. Dengan tidak dipaksa dia akan merasa nyaman akhirnya merasa percaya diri. Kalau orang sudah percaya diri, pasti dia akan pengin tampil,” lanjut Brahm. Sebelum tampil di panggung, siswa perlu membiasakan diri tampil di lingkungan terdekatnya seperti keluarga atau sekolah.
Satu hal yang perlu diketahui, model perlu terbiasa mengenakan berbagai macam model pakaian meski ia tidak menyukainya secara pribadi. Hal ini berbeda dengan orang kebanyakan yang hanya memakai pakaian yang disukainya. Brahm juga menekankan pentingnya kedisipilinan. “Disipilin dulu dengan cara pola makan. Disiplin dengan cara dia berolahraga. Disiplin dulu dengan cara dia duduk,” ujarnya.
“Setelah disiplin, baru dia punya kepribadian yang bagus. Karena kepribadian yang bagus tanpa disiplin nggak bisa. Disiplin mengatur dirinya sendiri dulu,” tambah Brahm.