Home Lifestyle Culture Ketahui Sejarah Gambus, Alat Musik dari Timur Tengah dengan Lirik Religi

Ketahui Sejarah Gambus, Alat Musik dari Timur Tengah dengan Lirik Religi

sejarah asal usul awal mula alat musik gambus hiburan lagu lirik arab timur tengah religi cara memainkan musisi group band penyanyi
riauberbagi.blogspot.com

Highlight.id – Liriknya penuh unsur religi, lagunya mendayu-dayu, cengkoknya terasa sekali. Begitu kesan yang muncul saat sepintas mendengar musik gambus yang identik dengan Timur Tengah. Tapi apa iya asal usul gambus benar-benar dari Timur Tengah atau Jazirah Arab?

Tapi sebelum mengorek lebih jauh tentang gambus, mari pahami dulu apa itu musik gambus. Secara mudah, gambus terdiri dua unsur, alat musik yang dipakai dan cengkok yang bernuansa Arab. Instrumen musiknya berupa gitar yang punya bentuk seperti buah pir yang dibelah.

Memang, fenomena grup gambus Sabyan seperti membuka mata para penikmat lagu religi. Imbasnya, banyak yang tertarik untuk tahu lebih seluk beluk musik gambus. Padahal, jenis musik asal Timur Tengah ini sudah mulai marak diperdengarkan di tanah air sejak era 1900-an.

Sebelum Sabyan, di tanah air musik gambus sebenarnya sudah dikenal luas. Meski tarafnya relatif kecil, seperti orkes, qasidah, nasidaria, juga lainnya. Hadirnya Sabyan di ranah musik tanah air bisa jadi akan membuat musik gambus lebih diterima lagi di masa yang datang.

Baca Juga: 5 Festival Jazz di Indonesia yang Ditunggu-tunggu Penikmat Musik

Asal Usul Musik Gambus

Lirik lagu gambus umumnya bahasaAarab, karena memang dari sini mulanya. Syairnya berisi konten Islam, dan lebih ke puji-pujian. Memang benar, gambus di awal munculnya banyak dimanfaatkan untuk beragam ritual keagamaan, termasuk pengiring tarian zapin yang fenomenal itu.

Baru pada perkembangan selanjutnya, gambus sering difungsikan sebagai hiburan. Meski begitu, nafas utama tetap bernuansa Islami. Ini bisa dilihat dari awal muncul sampai sekarang, musik gambus tak hilang arah sebagai media untuk melakukan puja-puji.

Dari beberapa literatur yang ada, musik gambus berasal dari negara Turki. Tapi ada juga klaim kalau negara Mesir merupakan penemu musik gambus. Perdebatan ini masih belum jelas ujungnya. Satu yang pasti, musik gambus merupakan produk asli negara Arab atau Timur Tengah.

Baca Juga: Bersuara Syahdu dan Rupawan, Ini Profil Lengkap Nissa Sabyan

Gambus punya tatanan yang unik di lirik lagunya. Untuk tiap satu lagu biasanya cuma ada enam bait dengan rima yang berakhiran sama dari awal sampai akhir. Pun begitu, vokalis biasanya merangkap jadi gitaris jika merujuk pada versi asli grup gambus. Tapi aturan seperti ini tak mutlak berlaku.

Sejarah Gambus di Tanah Air

Menyebut musik gambus di tanah air, tak lengkap rasanya kalau tak menyinggung sejarah. Meski begitu, tak ada data
konkrit yang bisa dibuat acuan kapan tepatnya gambus masuk Nusantara. Semua masih berupa asumsi, dan yang paling mendekati yaitu tahun 1800-an.

Di abad itu, Jazirah Arab masih gencar-gencarnya melakukan transaksi dagang di bumi pertiwi. Selain aktivitas niaga, mitra dagang ini nyatanya punya maksud lain, yaitu menyebarkan agama Islam. Tujuan ini diinisiasi Kerajaan Ottoman, termasuk juga menyebar apa yang nantinya disebut Walisongo.

Baca Juga: Daftar Lagu Terbaru dalam Album Theme Song Asian Games 2018

Pada selanjutnya, apa yang disebar tak cuma tentang Islam saja, tapi juga budaya-budaya yang ada di dalamnya. Musik gambus merupakan satu di antaranya. Mulai dikenal di Melayu akhir abad 18, gambus lalu masuk dan menyebar di tanah air sampai ke berbagai penjuru negeri.

Akulturasi budaya terjadi, dan musik gambus serta instrumenya beradaptasi dengan kearifan lokal. Pada tahap selanjutnya, muncul kekhasan dari keragaman tiap daerah di tanah air. Alat musiknya juga mengalami metamorfosis, entah itu secara bentuk atau penamaan.

Misalnya saja, di beberapa tempat ada yang menyebutnya kecapi. Sedang di tempat lain ada yang menyebut dawai. Bentuknya juga berevolusi, meski tak menghilangkan pola dasar berupa buah pir yang dibelah. Untuk senarnya, ada yang cuma pakai tiga senar dan ada yang sampai 12 senar.

Di Indonesia sendiri, ada yang bilang puncak kejayaan gambus terjadi tahun 1940. Di masa ini, pentolan gambus paling dikenal yaitu Syech Albar, seorang Indo-Arab, yang tak lain ayah musisi kondang Ahmad Albar. Setelah itu, popularitas gambus seperti tenggelam lagi.

Sejarah pasti berulang. Lalu, bisakah Sabyan mengangkat lagi hegemoni musik gambus di Indonesia?