
Highlight.ID – Mimpi menjadi orang yang sukses dan berduit ibarat kegiatan memancing. Ditunggu dengan sabar dan penuh usaha, tapi belum tentu berhasil. Butuh perjuangan yang panjang dan kesabaran yang tidak ada habisnya untuk mendapatkan hasil maksimal.
Namun, tak bisa dipungkiri bahwa terkadang hidup tidak seindah yang dibayangkan. Di saat orang-orang yang berada di kasta atas lah yang mampu mendapatkan hak dan apapun mereka inginkan. Ini yang membuat seseorang harus mempunyai jiwa penyabar berpuluh-puluh kali lipat.
Terkadang kenyataan dan impian yang diharapkan tidaklah sebanding. Hidup yang hampir sempurna itu hanya dihinggapi oleh mereka yang notebene berada di kalangan atas saja. Hal ini yang ingin dibuktikan oleh seorang gadis miskin, Coco Chanel. Kekayaan dan kesuksesan itu bukan hanya mereka yang dikelilingi oleh garis keturunan berduit, tapi juga bisa dimiliki oleh mereka yang berada di garis keturunan bawah yang memang tidak terlihat.
Perjuangan dan usaha pantang menyerahnya bisa sampai terlihat hingga kini perlu diacungi dua jempol. Oleh karenanya, ikuti cerita sejarah dan profil Coco Chanel sampai dia bisa sukses seperti sekarang.
Baca juga:
- Thomas Burberry, Pedagang Kain yang Termasyhur Berkat Jaket Gabardine-nya
- 11 Fashion Brand Mewah Asal Prancis yang Diidolakan Pencinta Mode
- Menelusuri Jejak Bisnis Louis Vuitton (LV), Mulai dari Awal Kelahirannya
Berasal dari Keluarga Biasa
Setiap manusia diciptakan dengan kecerdasan dan kelebihan masing-masing. Begitu pula dengan kesuksesan. Kata kunci seperti ‘kerja keras’ lah yang harus ditanamkan sedini mungkin agar kelak tidak ada kata menyerah dalam kamus para pemimpi. Kata kunci ini juga yang dimiliki oleh gadis kelahiran Saumur, Prancis, 19 Agustus 1883.
Coco Chanel yang bernama asli Gabriel Bonheur Chanel sadar akan keadaan keluarganya yang hidupnya tidak diciptakan dari kalangan berada, karena dia hanya berasal dari keluarga pedagang sayur di sebuah pasar kecil. Apalagi semenjak kepergian ibunya ketika dia baru berusia 6 tahun. Perjuangan yang sebenar-benarnya baru dimulai saat itu.
Namun, Coco adalah gadis yang penuh ide-ide cemerlang. Sejak menempati asrama di sekolah Katolik, dia menemukan kesenangannya dengan melatih membuat baju-baju yang akan dia gunakan. Ciptaan yang dihasilkannya pun dari pakaian, topi dan banyak lagi lainnya. Coco mampu menciptakan desain dimana masyarakat tidak pernah terpikir sebelumnya.

Hasil dari karya-karya itu dia jual pada orang-orang di sekitarnya. Apalagi di setiap desain dia selalu mengutamakan kebebasan serta kepraktisan perempuan dalam beraktivitas di kesehariannya. Jadilah rancangan yang diciptakan dia berhasil membuat banyak perempuan menyukainya. Dari sinilah Coco memberanikan diri untuk bekerjasama dengan sang paman untuk membangun sebuah toko pakaian di luar kota Paris.
Trendsetter
Menjadi orang yang selalu tidak puas terkadang adalah hal yang dipandang negatif sekitar. Namun, ternyata ada sisi positif yang bisa mendorong orang untuk terus menciptakan kreativitas. Sifat ini juga terjadi pada Coco. Dia menolak untuk tetap menjadi penjahit kelas bawah. Sampai pada akhirnya, dia mencoba mengembangkan desain pakaian menggunakan renda, mutiara dan aksesoris-aksesoris indah lainnya.
Gebrakan ini pun berhasil menarik perhatian masyarakat hingga pada tahun 1910 ketika dia membuat topi trim kecil yang cocok digunakan di ruang terbuka. Tidak disangka-sangka ternyata desain itu menjadi hits dan tren mode di seluruh dunia hampir setengah abad lamanya.
Coco pun semakin melebarkan sayapnya dengan membuka butik pada tahun 1914 di Deauville, Perancis. Di sana, dia menjual berbagai macam topi, jaket, serta blus pelaut yang sebenarnya cocok digunakan saat berada di luar ruangan. Selain itu di tahun 1929, Coco sukses membelalakkan mata para kaum kalangan atas dengan menciptakan celana panjang yang sebenarnya hanya para perempuan kaya saja bisa mengenakannya.
Jadi, perempuan kalangan bawah pun bisa menggunakannya untuk beraktivitas atau saat berolahraga. Karya pakaian olahraga Coco dirancang untuk mereka yang ingin tampil lebih fashionable.
Inovatif dan Inspiratif
Ada-ada saja yang dilakukan oleh Coco Chanel dalam melakukan inovasi terbaru. Ide yang muncul dari kepalanya selalu memperhatikan kebutuhan lingkungan sekitar yang tidak pernah terlintas sebelumnya. Ini yang membuat orang-orang mengikuti jejaknya hingga sekarang.
Salah satunya dengan memberikan sedikit pencerahan pada tahun 1920-an, yaitu menambahkan tali ke dalam tas yang sering digunakannya sehari-hari untuk diselempangkan di bahu. Ide ini muncul ketika dia menyadari bahwa sebuah tas tidak hanya sebagai trend atau sekadar kepuasan saja, tapi juga dapat bermanfaat bagi para penggunanya. Fleksibilitas adalah kunci dari semua desain yang pernah ada.
Hingga sekarang pun, ide Coco Chanel terus menginspirasi banyak desainer lainnya. Bermunculannya tas-tas yang ditambahkan tali panjang di dalamnya membuat para pengguna lebih praktis dan leluasa menggunakannya dalam keseharian atau bahkan saat ke acara. Menariknya ide ini hadir karena terinspirasi oleh tentara selama perang dunia pertama.
Tidak hanya itu saja, pada tahun 1926 Coco Chanel sukses menghipnotis banyak perempuan dengan mempopulerkan Little Black Dress. Semua perempuan langsung mengikuti jejaknya dengan menggunakan trend busana yang sama.
Parfum Chanel No. 5

Kesuksesan Coco Chanel terus berlanjut hingga pada tanggal 5 bulan Mei (5) di tahun 1921 meluncurkan sebuah parfum. Parfum ini pun diberi nama Chanel No. 5 yang merupakan salah satu parfum paling terkenal di dunia. Merek ini pun menjadi sangat terkenal setelah 30 tahun kemudian, sehingga berimbas pada penjualan perusahaan yang dibangunnya semakin naik.
Alasan kenapa parfum tersebut dinamakan Chanel No. 5 karena sebelum wewangian itu sukses, ada beberapa sampel parfum yang sudah dicampur atas persetujuan Coco. Oleh sebab itu, diberi label No. 1, No. 2 hingga akhirnya No. 5 lah yang menjadi pilihan Coco Chanel. Terlebih lagi, parfum itu banyak ditiru oleh para perancang lain karena menamakan merek parfum itu dengan nama perancang busananya. Bahkan bukan hanya sang pemilik brand tersebut yang menyukai wewangiannya, melainkan juga seorang Marlyn Monroe yang tergila-gila pada aroma Chanel No. 5.
Namun, ada cerita menarik dari Coco saat parfum tersebut telah disebarkan di kalangan masyarakat. Chanel No. 5 disemprotkan ke seluruh penjuru rumah karena parfum itu merupakan hasil kerja kerasnya selama ini. Selain itu, dia ingin menikmati segala hal baik dalam hidupnya serta ingin dikelilingi oleh keanggunan. Bahkan Chanel No. 5 juga popular karena merupakan inovasi parfum pertama yang banyak bergantung pada floral aldehydes sintetik sebagai bahan utamanya.
Tas Chanel 2,55

Yupp, memang Coco tidak hanya berfokus pada produk topi, pakaian dan parfum saja. Dia juga mencipatakan sebuah karya yang pada bulan Februari 1955 meluncurkan Tas Chanel 2.55 ke publik. Maksud dari nomor 255 sendiri melambangkan bulan dan tahun diluncurkan.
Baca juga:
- Cerita Sepatu Boots dari Zaman Indian Hingga Sekarang
- Vans, Merek Skateboarding yang Jadi Idola Kawula Muda
- Sejarah Gucci, Bermula dari Sebuah Butik Kecil di kota Florence, Italia
Terciptanya tas ini juga karena terinspirasi ketika Coco awal pertama menghabiskan waktunya di panti asuhan di Aubazine biara di Perancis. Tas itu dilengkapi rantai logam pegangan yang mengingatkannya pada rantai yang sering digunakan pengasuh panti asuhan di pinggangnya.
Sementara bagian warna garnet pada lapisan interior tas terinspirasi pada seragam yang juga sering digunakan para anak panti lainnya. Kabarnya, ikon logo C yang menjadi ciri khas Coco juga mempunyai makna khusus yang ternyata berasal dari jendela kaca patri dalam biara.
Namun, gaya tas itu berubah semenjak Chanel 2.55 Karl Lagerfeld mengambil alih Chanel Fashion House pada tahun 1983. Desain awal pun dirubah guna mengikuti trend mode setiap tahunnya. Seperti menyesuaikan kunci Mademoiselle asli untuk digabungkan pada Chanel Klasik Logo C. Bahkan tali rantai diperbarui menggunakan tali terjalin dengan kulit. Sekarang dikenal dengan sebutan Klasik Flap bagi para pecinta fashion dunia.
Setelah perjalanan panjangnya akhirnya Coco Chanel meninggal dunia di usia 87 tahun karena serangan jantung. Peristiwa ini pun terjadi pada tanggal 10 Januari 1971 di Hotel Ritz Paris. Perjalanan panjangnya inilah yang mampu menaklukkan kalangan atas dengan selalu menciptakan karyanya dari seorang wanita miskin yang dulunya tidak dianggap bukanlah siapa-siapa. Perusahaannya juga sukses menghasilkan pendapatan lebih dari 160 juta dollar pertahun.
Itu tadi penjelasan mengenai sejarah dan profil Coco Chanel. Jadi jangan takut bermimpi untuk menjadi orang yang sukses di masa akan datang. Semuanya akan terwujud apabila sudah diawali dengan kerja keras, pantang menyerah dan jangan pernah bosan untuk selalu bangkit di saat jatuh. Tunggu apalagi?