Highlight.ID – Sebagai negara yang terletak di Cincin Api, Indonesia dikelilingi oleh banyak gunung berapi baik yang aktif maupun nonaktif. Gunung yang terlihat kokoh dan menjulang membuat banyak orang penasaran sehingga nggak sedikit orang yang tertarik untuk menaikinya. Nggak hanya sekadar mendaki gunung, kegiatan ini juga dapat menumbuhkan kecintaan terhadap alam dan mendekatkan diri kepada Tuhan. Menyukuri atas segala ciptaan dan nikmat yang telah diberikan oleh-Nya.
Meski terdengar ekstrim, kegiatan mendaki gunung disukai pula oleh kaum wanita. Salah satunya adalah Sella Manda, cewek kelahiran Jakarta yang hobi naik gunung ini aktif di Instagram dengan lebih dari 25 ribu followers. Lewat akun Instagram @sellamanda, dia mem-posting foto-foto hasil penjelajahan ke beberapa gunung di Indonesia.
Kepada Highlight.ID lewat aplikasi Line, Sella Manda membagikan kisah petualangannya naik gunung lebih mendalam. Okey, kita simak aja, yuk!
Bisa ceritakan tentang diri kamu?
Halloo, perkenalkan namaku Sella Manda, biasa dipanggil Sella. Aku umur 25 tahun, kelahiran tahun ’95. Orang asli Jakarta, yaitu Betawi tapi ada keturunan Chinese-nya. Bintang aku Libra, anak keempat dari empat bersaudara.
Apa saja kesibukan kamu saat ini?
Kesibukan aku, kerja aja setiap harinya, dari Senin sampai Jum’at. Kaya biasa, aku kerja di salah satu bank di Jakarta, jadi Marketing. Aku suka banget nge-gym, Muay Thai, terus suka banget traveling, naik gunung, ke laut. Pokoknya all about nature.
Baca Juga:
10 Spot Wisata Seru di Bandung Paling Hits untuk Mengisi Liburanmu
Gimana awalnya kamu tertarik dengan hobi naik gunung?
Aku awalnya hobi naik gunung itu dari temen aku. Lihat di Instagram, dia naik gunung terus, kayaknya seru gitu. Dari dulu, jaman SD, aku pengin banget tuh campcer (camping ceria) gitu lah tapi gak pernah kesampaian sampai SMA. Pernah mau acara camping pramuka gitu tapi nggak jadi.
Akhirnya, setelah lulus SMA, lamaa…teman aku naik gunung, terus aku lihat, pengen banget kan, akhirnya aku minta ajak dia. Dari situ, mulai (naik gunung). Pertama kali ke (Gunung) Prau dan itu benar-benar kayak antara kapok sama nggak kapok sih. Pertama kapok, setelah pulang dari Prau malah nagih.
Apa asyiknya (alasan/motivasi) naik gunung?
Aku suka suasana di gunung itu benar-benar sejuk. Terus berasa kayak dekat banget sama Tuhan karena di atas (gunung) ada awan-awan, terus enggak ada sinyal (handphone). Otak itu fresh banget gitu. Biasa (tinggal) di kota, pusing sama kerjaan, macet, masalah-masalah, beban hidup. Pas naik gunung itu semuanya lepaass… Apalagi bisa ngelihat lautan, awan… Wah, itu benar-benar, sih, amazing! Ciptaan Tuhan itu benar-benar luar biasa indahnya.
Baca Juga:
Selebgram Cantik Ini Ungkap Cara Jadi Model yang Eksis di Instagram
Apa nggak enaknya naik gunung?
Udah nyampe atas (gunung) sih yang nggak enak. Kenapa? Poop susah, pipis susah, harus nyari tempat sepi. Udah gitu, nggak bisa cebok karena airnya terbatas, ya. Terus nggak bisa sikat gigi. Nyampe atas badan itu udah lengket sama keringatan, paling pake tisu basah (untuk bersihin badan).
Beberapa gunung itu ada yang nggak boleh pake tisu basah, jadi mesti pake air lagi. Jadi kayak ribet gitu loh, cuman masih worth it, sih. Paling nggak enaknya naik gunung itu pas musim hujan karena basah. Gimana sih rasanya, lepek-lepek (basah kuyup) dan nggak bisa mandi.
Apa aja yang kamu siapkan untuk naik gunung?
Yang terpenting itu jaket hangat, sleeping bag yang tebal banget. Aku sampe beli yang berat karena belum tahu kalo ada yang ringan. Terus juga long john karena aku nggak bisa (tahan) dingin. Sepatu gunung itu harus, kaos kaki thermal buat angetin kaki, itu sampe 2 lapis. Sarung tangan sama, thermal juga. Topi yang anget, senter sama head lamp.
Baca Juga:
13 Spot Instagrammable Ngehits di Yogyakarta untuk Mengisi Weekend-mu
Tas gunung udah pasti lah ya, buat bawa (barang) sama plastik buat lapisin baju. Biar bajunya nggak basah diplastik baru dimasukin ke tas. Aku nggak lupa bawa matras angin, biar di atas itu tidurnya nyenyak, itu udah harus banget, sih. Baju-baju dipake pas lagi nanjak, bahannya kayak buat nge-gym gitu loh, yang licin-licin gitu, ultra light yang dibawanya itu nggak berat. Itu aja sih paling yang terpenting.
Sama siapa saja biasanya kamu naik gunung?
Hmm…biasanya aku naik gunung sama teman-teman SMA. Teman-teman SMA aku masih dekat. Yang pertama kali aku minta ajakin naik gunung itu dia. Ternyata dia punya teman-teman lagi, akhirnya kumpul lah di situ. Kita kayak punya geng, namanya “Pahit-pahit”. Kita kalo misalnya mau pergi ke gunung rembugan dulu, mau ke mana. Nggak tahu teman dari mana, ngumpul aja gitu. Tapi ada beberapa yang kenal.
Gunung mana saja yang pernah kamu naiki?
Pertama kali aku ke (Gunung) Prau, terus ke Semeru, Sindoro, Guntur, Raung, Lawu, Papandayan. Kayaknya baru itu, deh.
Gunung apa yang paling menantang buat kamu?
Nah, gunung yang paling menantang buat aku adalah Gunung Raung. Itu benar-benar amat sangat menantang. Aku baru pertama kali suka naik gunung, searching dan ngelihat Raung itu benar-benar memacu adrenalin banget karena ada “Jembatan Shirathal Mustaqim”. Dan itu benar-benar setapak, kanan-kirinya itu jurang. Jadi kayak penasaran banget tuh, gimana kalo lewat situ.
Baca Juga:
Tips Sederhana Agar Traveling Kamu Lebih Berkesan dan Menyenangkan
Karena teman-temanku yang di grup itu nggak ada yang mau diajak, akhirnya aku nemu satu orang, teman aku kenal dari Instagram. Namanya Hendri dan dia pengin juga ke Raung dan kalo sendirian dia pun nggak masalah, tetap jalan. Akhirnya, kita ngobrol-ngobrol. Kita kenal setahun di Instagram tapi baru ngobrolin soal Raung setelah setahun kemudian. Baru kenal di Instagram dan nggak pernah ketemu. Akhirnya, rencanain buat naik ke Raung. Itu gunung tersulit sepanjang aku naik gunung dan memang itu gunung paling ekstrim sepulau Jawa.
Apa pengalaman paling seru saat naik gunung?
Pengalaman paling seru naik gunung itu pas lagi summit attack, mau gunung manapun. Benar-benar seru! Tapi jangan yang sunrise camp-nya, jadi nggak bisa (ikut) summit attack. Itu kita pagi-pagi buta udah jalan, masih ngantuk dan mau ngelihat sunrise. Di tengah-tengah perjalanan udah kelihatan awan-awannya, di ataass banget. Jadi kayak bersyukur banget sama hidup.
Kamu suka hobi naik gunung, emang gak takut kulitnya lecet?
Kalo kulit lecet nggak takut sama sekali karena udah tahu konsekuensinya saat naik gunung. Apa yang harus disiapkan dan apa yang harus kita terima konsekuensinya saat itu udah terjadi. Sama aja kayak hidup. Kalo naik gunung takut lecet, mendingan enggak usah naik gunung. Ngapain, kan?
Pernah mengalami kejadian mistis saat naik gunung?
Kejadian mistis selama naik gunung, nggak pernah sama sekali. Yang horor gimana banget, nggak pernah. Tapi pernah siang-siang itu di Prau saat mau turun itu kayak ada yang narik tas aku, di belakang aku nggak ada orang. Apa itu ketarik orang aku juga nggak tahu. Kalo malam-malam nggak pernah ada yang aneh-aneh, sih.
