Home Tips Education Seluk Beluk Vaksinasi Covid-19 Pada Penyintas Kanker Usus Besar

Seluk Beluk Vaksinasi Covid-19 Pada Penyintas Kanker Usus Besar

Seminar webinar pentingnya deteksi dini dalam pencegahan kanker kolorektal
Ilustrasi | Foto: news.ubc.ca

Highlight.ID – Dalam rangka memperingati Bulan Kesadaran Kanker Kolorektal pada bulan Maret, Indonesian Cancer Information and Support Center Association (CISC) dan didukung PT Merck Tbk melaksanakan seminar online bertajuk “Kanker Usus Besar & Vaksin COVID-19” pada Sabtu, 13 Maret 2021. Seminar online ini diadakan sebagai bentuk edukasi bagi masyarakat Indonesia terkait pentingnya deteksi dini kanker usus besar (kolorektal) agar tidak terlambat ditangani untuk meningkatkan keberhasilan pengobatan dan penyembuhan. Seminar online tersebut juga membahas probabilitas pasien yang sedang menjalani personalized treatment untuk mendapatkan vaksin Covid-19.

Kanker kolorektal merupakan salah satu jenis kanker dengan kasus terbanyak di dunia, dan Indonesia telah menunjukkan peningkatan kasus yang signifikan baik pada pria maupun wanita. Menurut data yang dikumpulkan oleh Globocan (2020) kejadian kanker kolorektal mendominasi 12,4% kasus kanker dunia, dengan 17.368 kasus di Indonesia pada tahun 2020 sendiri membuat kanker ini menempati urutan ke-6 sebagai kanker dengan penderita terbanyak. Meski dengan angka kematian 4,0%, secara keseluruhan di Indonesia masih banyak masyarakat yang tidak menghiraukan penyakit ini sebab gejala awal yang sulit terdeteksi.

Kanker kolorektal adalah jenis kanker yang bersumber dari usus besar. Kanker Kolorektal pada umumnya menyerang orang dewasa atau yang lebih tua, namun tidak menutup kemungkinan bahwa kanker tersebut dapat menyerang segala usia. Pada umumnya, kanker ini dimulai sebagai gumpalan sel kecil non-kanker (jinak) yang disebut polip yang terbentuk di bagian dalam usus besar. Seiring waktu, beberapa polip ini bisa menjadi kanker kolorektal jika tidak ditangani dengan cepat dan tepat.

Baca Juga:
Lawan Kebutaan, 10 Ribu Pasien Diabetes di Indonesia Akan Diperiksa

Aryanthi Baramuli Putri SH.,MH. selaku Ketua Umum CISC menyampaikan, “Dengan diadakannya seminar online ini, kami berharap dapat turut serta membantu meningkatkan kepedulian masyarakat Indonesia terhadap kanker kolorektal dan pentingnya deteksi dini penyakit kanker yang pada umumnya baru ditangani saat sudah mencapai stadium lanjut. Kegiatan edukasi kesehatan ini memberikan informasi bagi masyarakat awam tentang gejala-gejala kanker kolorektal yang sulit terdeteksi pada tahap awal untuk meminimalisasi penanganan yang terlambat. Sekaligus menginformasikan seluk beluk vaksinasi COVID-19 pada pasien serta penyintas kanker kolorektal.”

Banyak penderita kanker kolorektal yang tidak mengalami gejala pada tahap awal penyakit. Beberapa gejala kanker kolorektal termasuk; perubahan dalam kebiasaan BAB secara terus menerus, terdapat darah pada tinja, kelemahan atau kelelahan, ketidaknyamanan perut seperti kram, gas, atau nyeri, anemia dan penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan. Ketika gejala muncul, kemungkinan besar akan bervariasi, tergantung pada ukuran dan lokasi kanker di usus besar. Banyak pasien kanker kolorektal yang terdiagnosis pada stadium lanjut, yang pada akhirya membuat proses penyembuhan serta pengobatan menjadi lebih sulit, lebih mahal dan tingkat keberhasilan pengobatan yang lebih rendah.

Dr. dr. Wifanto Saditya Jeo, SpB-KBD, dokter spesialis bedah konsultan bedah digestif yang hadir sebagai pembicara mengatakan, “Pemeriksaan dini dan skrining usus besar ketika mulai mengalami gejala sangat disarankan, agar bisa ditangani pada tahap awal dan untuk mencegah kemungkinan kondisi memburuk. Untuk itu jangan takut diperiksa. Kami para dokter siap untuk membantu menyelesaikan masalah yang dihadapi sehubungan dengan usus besar ini.”

Sependapat dengan dr. Wifanto, dr. Nadia Ayu Mulansari, SpPD, K-HOM, dokter spesialis penyakit dalam konsultan hematologi dan onkologi medik, yang juga menjadi pembicara menambahkan, “Jangan khawatir jika kondisi kanker sudah terlanjur masuk ke tahap lanjut. Setiap stadium ada pengobatannya masing-masing, kami sebagai tim dokter ingin memberikan yang terbaik untuk pasien, kami akan usahakan memberikan pengobatan dengan pendekatan personalized treatment. Dalam arti, setiap pasien bisa mendapatkan pengobatan sesuai dengan kondisi, stadium dan jenis molekular pasien kanker usus besar.”

Baca Juga:
Pasien Kanker Payudara HER2 Positif Stadium Dini Belum Dapatkan Pengobatan Komprehensif

Seiring dengan kemajuan penanganan kanker kolorektal di Indonesia, khususnya dengan tersedianya terapi target dan pemeriksaan status penanda tumor RAS, diharapkan angka kematian karena kanker kolorektal dapat terus berkurang. Dengan pilihan metode pengobatan personalized treatment membantu menegakkan diagnosis yang lebih akurat, memungkinkan pemberian obat yang tepat sehingga akan meminimalisasi efek samping dan meningkatkan keberhasilan pengobatan dan kesembuhan.

Pasien kanker memiliki tingkat risiko paparan Covid-19 lebih tinggi sebesar 3,5 kali lipat dibandingkan dengan pasien yang bukan kanker. Termasuk pasien kanker kolorektal yang mempunyai risiko tinggi terhadap infeksi Covid-19, mengingat keadaan sistim imunitas mereka. Menanggapi upaya pemerintah saat ini untuk memerangi pandemi Covid-19 dengan program vaksinasi, apakah pasien dan penyintas kanker kolorektal bisa mendapatkan vaksin Covid-19 untuk mencegah penularan, dr. Nadia mengatakan “Berdasarkan rekomendasi PERHOMPEDIN (Perhimpunan Hematologi dan Onkologi Medik Penyakit Dalam Indonesia), vaksinasi Covid-19 dapat diberikan pada pasien dan penyintas kanker dengan penilaian individual dan pemantauan ketat serta berhati-hati selama tidak ada kontraindikasi. Dengan kata lain, penyintas kanker kolorektal dapat diberikan vaksinasi selama tidak ada kontraindikasi, sedangkan pasien dengan kanker kolorektal masih aktif, dapat dikoordinasikan dengan dokter yang merawat untuk berkoordinasi dengan tim vaksinasi dewasa.”

Mendukung penyelenggaraan webinar ini, Evie Yulin, Presiden Direktur PT Merck Tbk mengatakan, “Merck sebagai perusahaan sains dan teknologi yang memiliki keahlian dalam bidang kesehatan memiliki tanggung jawab untuk terus mendukung upaya komunitas dalam mengedukasi masyarakat Indonesia mengenai kesehatan dan penyakit. Oleh karena itu dalam memperingati Bulan Kesadaran Kanker Kolorektal, Merck merasa bangga bisa mendukung CISC dalam meningkatkan kesadaran masyarakat Indonesia tentang pentingnya deteksi dini dalam pencegahan kanker kolorektal. Hal ini sejalan dengan tujuan perusahaan yaitu As One for Patients, di mana kami fokus untuk membantu para pasien mendapatkan keturunan, memperbaiki kualitas hidup serta memperpanjang harapan hidup.”