
Highlight.ID – Iklan-iklan yang menarik tentu sangat diharapkan oleh audiens. Beberapa iklan sengaja dirancang secara menghibur agar audiens tak mudah merasa bosan. Misalnya, dengan menghadirkan iklan-iklan lucu menghibur yang dapat merangsang ketertarikan audiens. Iklan-iklan lucu dan menarik sering dicari orang yang sedang mencari hiburan. Tapi iklan yang menghibur saja tak cukup, iklan juga harus dapat mengarahkan orang pada pembelian produk.
Memang, kita melihat iklan bertebaran di mana-mana, menjejali media cetak ataupun elektronik tanpa henti-hentinya. Kita nyaris tak bisa menolak kehadiran iklan, walaupun sebagian besar orang berusaha menghindarinya. Namun dari sekian banyak iklan yang beredar itu, tak semuanya menarik dan perlu untuk diperhatikan. Apakah iklan itu perlu diperhatikan atau tidak, tentu kembali pada kebutuhan masing-masing individu.
Melakukan kegiatan periklanan membutuhkan biaya yang tak sedikit. Untuk itu, iklan harus dapat mencapai tujuan-tujuannya, salah satunya yaitu mengajak atau mengarahkan orang untuk melakukan tindakan tertentu. Misalnya, iklan komersial yang membujuk orang untuk membeli produk atau jasa yang ditawarkan. Pada iklan yang bersifat sosial seperti iklan layanan masyarakat, perubahan perilaku orang menjadi tujuan utamanya.
Metode AIDA untuk Iklan Efektif
Yang menjadi tantangan bagi para pemasar adalah bagaimana iklan yang membutuhkan biaya banyak tersebut dapat berjalan efektif. Tentunya, dibutuhkan strategi pemasaran yang jitu dan dapat menghasilkan efek penjualan yang maksimal. Strategi yang populer dalam dunia pemasaran adalah dengan menggunakan konsep AIDA dalam perancangan komunikasi pemasaran. Metode AIDA yang diperkenalkan oleh E. St. Elmo Lewis ini terbilang sangat tua karena telah dikenal sejak tahun 1898 namun masih tetap relevan hingga kini.
Baca juga:
Pahami Jenis-jenis Iklan Menurut Isi Pesannya
AIDA yang menjadi pedoman bagi pemasaran dalam menyusun kegiatan pemasaran merupakan kependekan dari Attention, Interest, Desire, dan Action. Konsep AIDA ini menjelaskan proses komunikasi dan tahapan-tahapan psikologis yang dilalui oleh konsumen dalam keputusan pembelian. Mengacu pada konsep AIDA, sebuah produk atau merek harus mampu menarik perhatian, membangkitkan ketertarikan, minat dan kebutuhan sebelum akhirnya konsumen membeli produk itu.
Attention (Perhatian)
Jika iklan tak mampu menarik perhatian, lantas bagaimana iklan dapat dikatakan efektif? Informasi yang memborbardir setiap harinya membuat orang cenderung mudah mengabaikan pesan yang dianggap tak penting. Oleh karenanya, iklan harus dapat menarik perhatian dan mempunyai daya pikat yang kuat agar minat konsumen terangkat.
Dalam upaya menarik perhatian audiens, kreativitas pihak pemasar dalam merancang pesan-pesan merek adalah modal utama. Penggunaan selebriti dalam iklan (brand ambassador) merupakan salah satu strategi yang dilakukan pemasar untuk menarik perhatian konsumen. Selebriti sebagai public figure yang diidolakan masyarakat mempunyai daya tarik memikat yang bisa mengarahkan perhatian konsumen pada isi pesan iklan.
Interest (Minat)
Ketika audiens mempunyai perhatian terhadap suatu iklan, maka kesempatan pemasar agar isi pesan iklan tersebut dibaca sangat terbuka lebar. Pada tahap ini, audiens telah mempunyai ketertarikan atau minat terhadap pesan iklan yang disampaikan. Salah satu upaya untuk menumbuhkan ketertarikan audiens adalah dengan menyampaikan berbagai macam penawaran yang menarik atau sering disebut dengan promosi. Misalnya, potongan harga khusus pada waktu-waktu tertentu atau pemberian hadiah untuk setiap pembelian tertentu.
Baca juga:
10+ Iklan & Kampanye Fashion Paling Kontroversial di Dunia
Di media sosial, kita juga sering melihat brands menyelenggarakan kuis dengan iming-iming berupa beragam giveaway menarik. Selain menumbuhkan minat, aktivitas promosi semacam ini juga dapat meningkatkan engagement yang berujung pada naiknya pengikut di media sosial maupun lalu lintas situs.
Desire (Keinginan)
Keinginan atau kebutuhan audiens terhadap produk dapat muncul apabila mereka telah mempunyai ketertarikan. Ada berbagai macam langkah yang bisa dilakukan untuk membangkitkan keinginan pada diri konsumen. Misal, dengan menawarkan berbagai macam fitur menarik atau manfaat-manfaat yang bisa diperoleh dari produk. Dalam hal ini, pertimbangan rasional konsumen menjadi sasaran utama pemasar.
Namun, selain pertimbangan rasional, acapkali konsumen membeli suatu produk berdasarkan pertimbangan emosional. Pada tahap ini, kebutuhan psikologis merupakan motivasi utama saat mengonsumsi produk. Pihak pemasar pun melihat hal ini sebagai kesempatan besar untuk masuk lebih dalam ke benak dan pikiran konsumen.
Action (Tindakan)
Pada akhirnya, dari setiap kegiatan pemasaran yang diharapkan adalah adanya pembelian yang dapat meningkatkan omset penjualan. Tindakan konsumen berupa pembelian produk merupakan tujuan dari setiap aktivitas pemasaran. Untuk mendorong hal tersebut, pesan-pesan iklan haruslah menampilkan kata-kata ajakan atau kalimat persuasif yang memacu tindakan, misalnya dengan menggunakan kata perintah dalam iklan yang ditampilkan.
Kalimat maupun ajakan persuasif ini sangatlah penting dengan tujuan agar konsumen melakukan keputusan pembelian saat itu juga. Sebagai tambahan, pengiklan seringkali ‘memaksa’ konsumen untuk membeli barang dengan cara membatasi masa waktu pembelian. Cara yang terbilang ampuh ini karena mampu membangkitkan keinginan impulsif konsumen di mana mereka tidak memiliki kesempatan yang cukup untuk berpikir secara rasional.