Highlight.ID – Mengakses internet memang mengayikkan sampai-sampai bisa bikin kamu lupa waktu. Apalagi ketika kamu membuka aplikasi media sosial, rasanya waktu berlalu begitu saja. Ketika main medsos, orang akan melihat berbagai macam informasi dari teman, kenalan atau media online.
Informasi itu seringkali tidak difilter sehingga banyak di antara mereka yang sebenarnya gak penting-penting amat. Melihat postingan Instastory atau feed orang lain contohnya. Tapi kamu seolah gak kuasa untuk menghentikan aktivitas tersebut. Kamu pun jadi gelisah untuk mencari tahu ada kabar baru apa hari ini. Nah, fenomena itu populer dengan sebutan FOMO.
Apa itu FOMO?
FOMO adalah singkatan dari “Fear of Missing Out“. Istilah ini mengacu pada kecemasan atau rasa takut seseorang bahwa mereka akan melewatkan momen, pengalaman, atau kesempatan yang menyenangkan atau penting yang sedang dialami orang lain.
Biasanya, ini terkait dengan media sosial dan keinginan untuk terus terhubung atau terlibat dalam apa yang sedang terjadi di sekitar mereka.
Penyebab FOMO
Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan FOMO:
1. Media sosial
Platform seperti Instagram, Facebook, dan TikTok sering menampilkan highlight reel kehidupan orang lain. Tanpa kamu sadari, itu bisa membuatmu merasa tertinggal atau tidak sebanding.
2. Rasa ketergantungan pada informasi
Baca Juga:
Ciri-ciri Orang Kecanduan Media Sosial yang Tak Bisa Disepelekan
Ketergantungan pada berita atau informasi terbaru membuat seseorang khawatir bahwa mereka akan melewatkan sesuatu yang penting atau aktual.
3. Perasaan inadekuat
Perasaan bahwa kehidupan atau prestasi mereka tidak sebanding dengan orang lain. ini dapat memicu kecemasan untuk terus terlibat dalam hal-hal yang dianggap penting.

4. Tren & kehadiran media digital
Kehadiran konstan di dunia digital dapat membuat seseorang merasa perlu untuk selalu terlibat atau tahu tentang apa yang sedang terjadi.
5. Kurangnya rasa diri atau keamanan
Orang yang kurang memiliki keyakinan diri atau rasa aman sering kali lebih rentan terhadap FOMO. Ini karena mereka mencari validasi atau konfirmasi melalui pengalaman atau kegiatan sosial.
Faktor-faktor ini bersama-sama dapat menyebabkan individu merasa cemas atau takut untuk melewatkan sesuatu yang dirasakan penting atau menyenangkan. Dalam banyak kasus, hal itu mungkin tidak sebanding dengan tingkat kecemasan yang dirasakan.
Cara Mengatasi FOMO
Mengatasi FOMO bisa menjadi tantangan, tetapi ada beberapa strategi yang dapat membantu:
1. Kenali perasaanmu
Sadari bahwa perasaan FOMO adalah hal yang normal dan banyak orang mengalaminya. Mengakui dan memahami perasaan tersebut adalah langkah pertama untuk mengatasi.
2. Batasi waktu untuk media sosial
Kurangi waktu yang dihabiskan di platform media sosial. Batasi waktu harianmu untuk mengurangi paparan terhadap konten yang memicu perasaan FOMO.
3. Fokus pada tujuan pribadi
Tentukan prioritas dan tujuan pribadi yang jelas. Fokus pada hal-hal yang penting bagimu dapat membantu mengurangi kecemasan akan melewatkan sesuatu yang lain.
4. Praktikkan kehadiran sadar
Fokuslah pada saat ini dan nikmati apa yang sedang kamu lakukan tanpa terlalu banyak memikirkan apa yang orang lain lakukan atau alami.
5. Tingkatkan kesejahteraan emosional
Jaga keseimbangan emosional dan kebahagiaanmu dengan cara seperti meditasi, olahraga, atau kegiatan yang mengurangi stres dan meningkatkan kepercayaan diri.
6. Bersikap bijak terhadap informasi
Pilih dengan hati-hati informasi atau kegiatan yang ingin kamu ikuti. Pertimbangkan apakah itu benar-benar penting atau memberi nilai tambah bagimu.
Baca Juga:
Jangan Remehkan! Pentingnya Media Sosial untuk Kesuksesan Bisnismu
7. Bersikap realistis
Ingatlah bahwa apa yang terlihat di media sosial tidak selalu merepresentasikan kehidupan sebenarnya orang lain. Banyak yang mengunggah momen terbaik mereka, bukan keseluruhan gambaran kehidupan mereka.
Dengan mengimplementasikan strategi ini secara konsisten, kamu dapat mengurangi dampak FOMO dan menemukan keseimbangan yang lebih baik dalam kehidupan digital dan sosialmu.
Pengaruh Medsos Terhadap FOMO
Media sosial memiliki pengaruh signifikan terhadap meningkatnya FOMO. Berikut adalah beberapa cara di mana media sosial mempengaruhi FOMO:
1. Highlight reel kehidupan
Pengguna media sosial seringkali membagikan momen-momen terbaik dari kehidupan mereka, seperti liburan mewah, prestasi, atau kesuksesan lainnya. Ini dapat membuat orang lain merasa bahwa kehidupan mereka kurang memuaskan atau tidak sebanding.
2. Konstan terhubung
Media sosial memungkinkan orang untuk terus terhubung dengan apa yang dilakukan orang lain secara real-time. Hal ini dapat meningkatkan kecemasan bahwa mereka akan melewatkan sesuatu yang penting atau seru yang sedang terjadi.
3. Pengukuran diri berbasis eksternal
Orang sering membandingkan kehidupan mereka dengan apa yang mereka lihat di media sosial. Ini dapat mengarahkan pada perasaan rendah diri atau kecemasan bahwa mereka tidak mencapai standar yang ditetapkan oleh orang lain.
Baca Juga:
Kenali Jenis-jenis Media Sosial untuk Bangun Personal Branding-mu
4. Kurasi identitas online
Orang sering kali menyunting dan mengatur konten mereka untuk menampilkan gambaran yang lebih ideal dari diri mereka. Ini dapat membuat orang lain merasa tidak cukup atau merasa perlu menyesuaikan gambaran mereka agar lebih menarik.
5. Algoritma feed
Algoritma media sosial sering kali menyoroti konten yang diduga akan menarik minat pengguna berdasarkan perilaku mereka sebelumnya. Ini dapat menciptakan filter bubble di mana pengguna hanya melihat konten yang mungkin meningkatkan FOMO mereka.
6. Perasaan ketergantungan
Karena adiksi pada media sosial, beberapa orang merasa perlu untuk selalu terhubung atau terlibat dalam apa yang sedang terjadi di platform tersebut, takut melewatkan sesuatu yang penting.
7. Stigma sosial
Di beberapa lingkungan, tidak terlibat dalam media sosial dapat dianggap sebagai “terlewatkan” atau tidak terhubung secara sosial.Ini dapat meningkatkan tekanan untuk terus terlibat agar tidak dikatain “kurang update” alias “kudet”.
Mengakui pengaruh ini dapat membantu individu mengambil langkah-langkah untuk mengelola penggunaan media sosial mereka dan mengurangi dampak negatif FOMO pada kesejahteraan mereka.