Highlight.ID – Meski teknologi keamanan dalam smartphone sudah canggih dan selalu diperbarui, tapi risiko serangan cyber selalu mengintai setiap saat. Peretas mampu mencari celah dan memanfaatkan ketidaktahuan pengguna hape sehingga perangkat mereka rentan dibajak.
Oleh sebab itu, penting bagimu untuk memahami tanda-tanda hape yang mudah diserang hacker.
Ciri-ciri Hape yang Rentan Dibajak
Hape bisa diretas karena beberapa alasan yang umumnya terkait dengan kelemahan dalam keamanan perangkat dan perilaku pengguna. Berikut beberapa penyebabnya:
1. Kata sandi lemah
Menggunakan kata sandi yang mudah ditebak atau sama untuk banyak akun memudahkan peretas untuk mengakses perangkat dan datamu. Beberapa contoh kata sandi yang lemah termasuk kata sandi yang terlalu pendek (misalnya “12345”).
Password yang lemah juga termasuk penggunaan informasi pribadi seperti nama atau tanggal lahir. Ini terdiri dari urutan angka atau huruf yang mudah ditebak (misalnya “abcdef” atau “qwerty”), dan tidak mengandung variasi dalam huruf besar dan kecil, angka, atau simbol.
2. Tidak menggunakan otentikasi dua faktor
Tanpa otentikasi dua faktor (2FA) sama saja meningkatkan risiko keamanan akunmu. 2FA menambahkan lapisan keamanan tambahan selain kata sandi, sehingga membuatnya lebih sulit bagi pihak yang tidak berwenang untuk mengakses akun.
Jika password-mu dicuri atau ditebak, tidak ada lapisan perlindungan tambahan untuk mencegah akses ke akun. Tanpa 2FA, serangan phishing yang berhasil dapat dengan mudah memberikan akses penuh ke akunmu. Penyerang dapat mencoba berbagai kombinasi kata sandi hingga menemukan yang benar, terutama jika kata sandimu lemah.
3. Pembaruan keamanan yang terlewat
Melewatkan pembaruan keamanan bisa berdampak serius pada perangkat dan data. Pembaruan keamanan seringkali menambal kerentanan yang bisa dieksploitasi oleh peretas. Sebaliknya, tanpa pembaruan, data pribadimu yang sensitif bisa terpapar risiko pencurian atau penyalahgunaan.
Namun jika ada nug atau masalah lain yang diperbaiki dalam pembaruan bisa mempengaruhi kinerja perangkat. Aplikasi mungkin memerlukan versi OS tertentu untuk berjalan dengan baik atau mengakses fitur keamanan terbaru.
4. Menggunakan jaringan Wi-Fi publik yang tidak aman
Jaringan Wi-Fi publik sering kali tidak aman, dan peretas dapat mengakses data yang kamu kirimkan melalui jaringan tersebut. Penyerang dapat menyadap data yang dikirim dan diterima melalui jaringan, termasuk email, kata sandi, dan informasi sensitif lainnya.
Hape-mu berisiko terkena serangan Man-in-the-Middle (MitM). Penyerang dapat menyisipkan diri di antara perangkat dan server yang kamu akses, mencuri atau memodifikasi data yang dikirim.
Selain itu, penyerang dapat membuat jaringan Wi-Fi palsu dengan nama yang mirip dengan jaringan yang sah, menjebak pengguna untuk terhubung dan memberikan akses ke data mereka. Bahaya lainnya, penyerang bisa menggunakan jaringan Wi-Fi publik untuk menyebarkan malware ke perangkat yang terhubung.
5. Mengunduh aplikasi dari sumber yang tidak terpercaya
Aplikasi dari sumber yang tidak terverifikasi dapat mengandung malware termasuk virus, trojan, ransomware, dan spyware. Aplikasi jahat bisa mencuri informasi pribadi, seperti kata sandi, data bank, dan kontak. Malware dapat merusak sistem operasi atau data di perangkatmu.
Aplikasi palsu bisa meminta informasi pribadi atau pembayaran, kemudian menyalahgunakannya. Aplikasi jahat bisa memantau aktivitas online dan offline kamu tanpa sepengetahuanmu.
6. Izin aplikasi yang berlebihan
Memberikan izin yang tidak perlu kepada aplikasi dapat memberi peretas akses ke data sensitif kamu. Aplikasi yang meminta izin lebih dari yang diperlukan untuk fungsinya dapat mengakses dan menyalahgunakan informasi pribadimu. Dampak negatif salah satunya yaitu aplikasi dapat mengakses informasi pribadi seperti kontak, lokasi, pesan, dan data lainnya.
Data yang dikumpulkan dapat dijual atau dibagikan kepada pihak ketiga tanpa sepengetahuanmu. Izin berlebihan dapat membuka celah bagi peretas untuk mengakses perangkat. Aplikasi yang mengakses terlalu banyak data atau fitur dapat menguras baterai dan memperlambat perangkat.
7. Klik pada tautan atau lampiran yang mencurigakan
Mengklik tautan atau lampiran yang mencurigakan bisa membuka pintu bagi berbagai ancaman keamanan seperti malware, phishing, dan serangan cyber lainnya. Tautan atau lampiran bisa mengunduh dan menginstal malware di perangkat, termasuk virus, trojan, ransomware, dan spyware.
Phishing melalui tautan atau lampiran dapat mencuri informasi pribadi seperti kata sandi, nomor kartu kredit, dan informasi identitas lainnya. Penyerang bisa mendapatkan akses ke akun email, media sosial, atau akun keuanganmu. Informasi sensitif dan data pribadi bisa disalahgunakan atau dijual kepada pihak ketiga. Sedangkan malware yang diinjeksi bisa memperlambat kinerja perangkat dan menyebabkan berbagai masalah teknis.
8. Tidak menggunakan aplikasi keamanan & fitur keamanan tambahan
Tanpa aplikasi keamanan seperti antivirus atau antimalware, perangkatmu lebih rentan terhadap serangan. Sedangkan tidak mengaktifkan fitur seperti “Find My Device” atau enkripsi data dapat memudahkan peretas mengakses perangkat.
9. Kelemahan dalam sistem operasi atau aplikasi
Kadang-kadang, perangkat lunak memiliki bug atau kerentanan yang dapat dieksploitasi oleh peretas untuk mendapatkan akses. Kelemahan dalam sistem operasi atau aplikasi dapat menimbulkan berbagai risiko keamanan yang serius.
Penyerang dapat mengeksploitasi kelemahan untuk mengakses sistem, data, dan jaringan tanpa otorisasi. Kerentanan dapat memungkinkan penyerang mencuri informasi pribadi, kredensial login, dan data sensitif lainnya.
Perangkat rentan terhadap serangan Denial-of-Service (DoS). Kerentanan dapat dieksploitasi untuk menyebabkan gangguan layanan, membuat aplikasi atau sistem tidak dapat digunakan. Kemudian penyerang dapat mengambil alih kontrol sistem, memodifikasi data, atau menggunakan sumber daya sistem untuk kegiatan jahat seperti serangan botnet.
Cara Menangkal Hacker
Melindungi hape dari peretas melibatkan beberapa langkah pencegahan yang penting. Berikut beberapa cara yang bisa dilakukan:
1. Gunakan kata sandi yang kuat
Gunakan kata sandi yang sulit ditebak dan berbeda untuk setiap akun. Sertakan kombinasi huruf besar, huruf kecil, angka, dan simbol.
2. Aktifkan otentikasi dua faktor (2FA)
Aktifkan otentikasi dua faktor untuk akun-akun penting. Ini menambahkan lapisan keamanan tambahan.
3. Perbarui sistem operasi dan aplikasi
Pastikan sistem operasi dan semua aplikasi selalu diperbarui ke versi terbaru. Pembaruan ini sering kali mencakup perbaikan keamanan.
4. Hindari jaringan wi-fi publik
Hindari menggunakan jaringan Wi-Fi publik yang tidak aman. Jika terpaksa, gunakan VPN (Virtual Private Network) untuk mengenkripsi data.
5. Instal aplikasi dari sumber terpercaya
Hanya instal aplikasi dari Google Play Store (untuk Android) atau App Store (untuk iOS). Hindari mengunduh aplikasi dari sumber yang tidak dikenal.
6. Periksa izin aplikasi
Periksa dan batasi izin aplikasi yang terinstal di hape. Pastikan aplikasi hanya memiliki akses ke data yang memang diperlukan.
7. Gunakan aplikasi keamanan
Instal aplikasi keamanan seperti antivirus atau antimalware untuk mendeteksi dan melindungi dari ancaman.
8. Hindari mengklik tautan yang mencurigakan
Jangan mengklik tautan atau lampiran dari email atau pesan yang mencurigakan, terutama dari sumber yang tidak dikenal.
9. Aktifkan fitur Temukan Perangkat Saya
Aktifkan fitur “Find My Device” di Android atau “Find My iPhone” di iOS untuk melacak dan mengamankan hape jika hilang atau dicuri.
10. Backup data secara rutin
Lakukan backup data secara rutin agar data tetap aman jika terjadi sesuatu pada perangkat.
Dengan mengikuti langkah-langkah ini, kamu dapat mengurangi risiko hape diretas dan melindungi data pribadimu.