
Highlight.id – Menjejaki pantai impian bernama Tanjung Aan, bukan hanya kelembutan dari tekstur pasir pantai serta panoramanya yang bisa kamu nikmati dan rasakan. Semakin jauh melangkah, kamu semakin tahu bahwa pantai ini bukan sekadar indah, tapi juga menyimpan sepenggal cerita atau legenda dari warga Suku Sasak yang juga merupakan suku asli Pulau Lombok. Cerita tersebut kemudian terlanjur mengakar kuat hingga menjadi sebuah ritual budaya bernama Bau Nyale.
Kamu yang penasaran dengan legenda lokal tersebut bisa menyempatkan diri khusus untuk mampir ke pantai ini pada Bulan Februari. Karena pada waktu tersebut, biasanya Ritual Bau Nyale akan berlangsung. Ritual Bau Nyale sendiri berarti ritual menangkap cacing laut. Asal muasal cerita legenda ini ternyata berawal dari seorang putri cantik jelita bernama Putri Mandalika.
Pesona kecantikan putri yang juga merupakan anak dari seorang raja ini konon telah membius hati banyak pangeran, sehingga mereka berebut untuk meminangnya. Singkat cerita, begitu mengetahui pinangan tersebut, Putri Mandalika malah menolak karena jika dia menerima salah satu lamaran pangeran, dikhawatirkan justru akan memicu perpecahan di Bumi Sasak.
Baca Juga: Destinasi Sempurna di Pantai Kuta Lombok yang Sarat Nuansa Kultural
Akhirnya, setelah mengumpulkan seluruh pangeran, Putri Mandalika memilih meloncat ke laut dan menghilang saat dalam pencarian. Tak lama kemudian, yang ditemukan di lokasi tersebut hanyalah cacing warna-warni. Semenjak kejadian tersebut, muncul Ritual Bau Nyale dengan kepercayaan masyarakat setempat bahwa cacing-cacing yang keluar itu adalah jelmaan dari Putri Mandalika. Biasanya, masyarakat mencari cacing tersebut untuk diolah menjadi masakan.
Kemudian, selain menikmati Ritual Bau Nyale, jangan sampai kamu melewatkan momen bersantai di pinggir pantai sembari merasakan lembutnya tekstur pasirnya yang begitu berbeda dengan pantai lainnya. Saking lembutnya, pantai ini juga mendapat julukan “Pantai Merica” atau “Pantai Tepung”, karena tekstur butiran pasirnya terasa begitu halus saat bersentuhan dengan kulit kita.
Bentuk pantai ini juga terbilang ideal karena memiliki garis pantai yang cukup panjang, yaitu berkisar 7,2 kilometer. Walaupun pantainya berhadapan langsung dengan laut lepas Samudra Hindia, tetapi kondisinya lebih bersahabat untuk disambangi karena dangkal dan ombaknya cenderung kecil sehingga cocok untuk snorkeling, menyelam, hingga berenang.
Baca Juga: Selong Belanak, Pantai Pasir Putih dengan Keunikan Tiada Tara

Masih di sekitaran wilayah pantainya, kamu bisa menemukan satu-satunya ayunan yang dibangun menghadap ke laut dan bisa dinaiki sembari memandangi hamparan luas Pantai Tanjung Aan. Lokasi lain yang bisa kalian kunjungi di dekat pantai adalah batu tinggi yang juga kerap jadi sasaran objek untuk berfoto.
Jika belum puas menjelajah pantai, kamu dapat menelusuri keindahan alam bukit yang ada di sekitar pantai ini sembari berfoto dan menikmati panorama sempurna Pantai Tanjung Aan dari ketinggian. Atau, kamu bisa menghemat tenaga dengan menepi ke pinggir pantai, lalu merebahkan diri di bawah payung berbahan jerami.
Lokasi tersebut bisa jadi persinggahanmu untuk rehat sejenak. Sedangkan untuk kelengkapan fasilitas di pantai ini memang masih terbatas. Namun, kamu masih dapat bermalam di pantai ini dengan menginap di hotel atau penginapan kecil yang tersedia.
Tertarik menjadikan pantai ini sebagai destinasi liburanmu? Pantai Tanjung Aan berada di Lombok Tengah, tepatnya berada di daerah Mandalika Resort di Desa Kuta. Pantai ini berjarak sekitar 75 kilometer dari Kota Mataram dan bisa ditempuh kurang lebih selama dua jam perjalanan dengan kendaraan umum seperti taksi, atau kendaraan sewaan seperti motor dan mobil. Jika kamu memulai perjalanan dari Bandara Internasional Lombok perlu waktu tempuh sekitar 1,5 jam.