Home Business Seluk Beluk Tes Kerja di Perusahaan yang Perlu Kamu Ketahui

Seluk Beluk Tes Kerja di Perusahaan yang Perlu Kamu Ketahui

Jenis macam tes seleksi tertulis psikotest interview pekerjaan di perusahaan tips cara bagaimana sukses lolos berhasil
Ilustrasi tes perusahaan | Foto: Unsplash/Ben Mullins

Highlight.ID – Mendapatkan pekerjaan di perusahaan bonafid merupakan dambaan sebagian besar orang baik lulusan sekolah maupun perguruan tinggi. Namun demikian, untuk bisa diterima bekerja di sebuah perusahaan bukanlah perkara yang mudah. Salah satu penyebabnya ialah tak seimbangnya antara jumlah lowongan pekerjaan dengan pencari kerja (job seekers) yang membuat persaingan semakin sengit.

Perusahaan besar umumnya telah mempunyai divisi khusus bernama Human Resources Development (HRD) yang bertugas menyeleksi calon karyawan. Di samping itu, banyak pula perusahaan kecil hingga menengah yang belum memiliki bagian HRD. Untuk itulah, perusahaan seringkali memanfaatkan jasa lembaga konsultasi psikologi untuk melakukan proses seleksi maupun asesmen karyawan.

Peran Konsultan Psikologi

“Itu tergantung skala perusahaan, ya. Biasanya, perusahaan yang punya HRD, dia akan mencoba untuk melakukan sistem rekrutmen sendiri. Sistem rekrutmennya kalo HRD lulusan dari Psikologi akan menyertakan beberapa asesmen atau tes psikologi yang memuat kemampuan berpikir, sikap kerja, dan kepribadian,” jelas Galuh Setia Winahyu selaku Pemilik Dharma Setia (DS) Consultant kepada Highlight.ID.

“Kenapa kok mereka (perusahaan) melakukan seleksi? karena mereka ingin mencari kandidat karyawan baru yang akan bisa menunjang produktivitas perusahaan. Pasti akan dicari orang-orang yang sesuai dengan value perusahaan. Caranya gimana? Dengan seleksi. Tidak sembarang orang diterima,” lanjutnya.

Baca Juga: Hadapi New Normal, Begini Sistem Kerja Aparatur Sipil Negara (ASN)

“Seleksi ini bisa macam-macam. Bisa menggunakan tes psikologi, wawancara, tes kesehatan atau bahkan mungkin dengan berbagai macam diskusi. Kalo mereka punya resource-nya, HRD atau tenaga yang memang memahami sistem rekrutmen, mereka (seleksinya) akan internal. Tapi kalo tidak, mereka biasanya akan menggunakan jasa konsultan atau biro psikologi yang memang punya kemampuan untuk menyeleksi,” kata perempuan kelahiran Bantul, 10 Januari ini.

Perusahaan berskala besar yang telah mempunyai bagian HRD pun ada yang memilih memakai jasa konsultan psikologi. Alasannya, memakai konsultan psikologi dirasa lebih efektif dan efisien karena HRD mempunyai beban pekerjaan yang banyak. “Kalo ditambah dengan rekrutmen, itu akan mengganggu jalannya perusahaan,” kata Galuh Setia Winahyu yang juga menjabat sebagai Ketua Sekolah Tinggi Psikologi (STIPSI) Yogyakarta.

Perencanaan Tenaga Kerja

Berbagai macam tes atau asesmen tak hanya dilakukan pada saat pencarian karyawan baru. Ada pula tes yang dilakukan setelah karyawan diterima oleh perusahaan untuk keperluan naik pangkat atau pindah divisi/bagian misalnya. Galuh menuturkan, “Sehingga mereka akan mencari mana (karyawan) yang potensial. Atau bahkan untuk pengembangan karyawannya. Asesmen ini bisa digunakan untuk melihat kemampuan dan kelemahan orang.”

Baca Juga: Ikut Interview Kerja, Yakin Lolos dengan Persiapan Utama Ini

Jenis macam tes seleksi tertulis psikotest interview pekerjaan di perusahaan tips cara bagaimana sukses lolos berhasil
Galuh Setia Winahyu (Pemilik Dharma Setia Consultant) | Foto: dsconsultant.id

Asesmen karyawan juga dapat bermanfaat untuk menentukan posisi pekerjaan yang paling tepat. Dengan demikian, karyawan yang menempati posisi yang paling sesuai dengan dirinya dapat membuat perusahaan lebih maju dan berkembang.

“Biasanya, untuk yang naik jabatan, mereka akan lebih senang menggunakan konsultan. Kenapa? Karena kalo udah dilakukan orang internal, itu terkadang udah kenal (sehingga) subjetivitasnya lebih tinggi,” kata lulusan Magister Psikologi Profesi Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta ini.

Setiap perusahaan mempunyai perencanaan tenaga kerja (manpower plant) untuk menentukan kapan mereka akan melakukan perekrutan karyawan. Ada faktor pendorong yang membuat perusahaan harus mencari karyawan baru, misalnya perluasan atau ekspansi bisnis. Selain itu, perusahaan secara berkala melakukan rotasi karyawan atau promosi jabatan yang membuat mereka perlu melakukan asesmen.

Tahapan Seleksi Karyawan

Jenis-jenis seleksi karyawan di perusahaan bervariasi. “Tapi secara umum, seleksi administrasi dulu. Dokumennya memenuhi syarat, nggak. Terdiri dari surat lamaran, CV (curiculum vitae), kemudian pengalaman-pengalaman, dari situ memenuhi requirement, nggak. Kalo sudah nanti akan masuk ke tahapan berikutnya, ada yang menggunakan interview langsung, ada yang psikotes. Yang kebanyakan dipakai tes psikologi dulu,” imbuhnya.

Baca Juga: Bimbel CPNS Sebagai Persiapan Menghadapi Tes dan Seleksi CPNS

Tes psikologi bertujuan untuk mengetahui kemampuan berpikir, sikap kerja, dan kepribadian calon karyawan. Selanjutnya, hasil tes psikologi tersebut dicocokkan dengan permintaan perusahaan. Setiap perusahaan menentukan beberapa kriteria karyawan, misalnya intelligence quotient (IQ) yang tinggi.

Di sisi lain, ada perusahaan yang lebih memilih karyawan dengan sikap kerja yang bagus dan cekatan. Ada pula, perusahaan yang membutuhkan karyawan dengan keterampilan komunikasi dan kerja sama serta pengendalian emosi yang baik.

“Lalu setelah tes psikologi, terkadang ada interview HRD. Interview HRD ini bisa dilakukan sendiri, juga bisa dilakukan oleh konsultan. Baru kemudian nanti interview user. User itu nanti yang jadi atasannya. Baru nanti interview direksi ketika akhir. Setelah interview direksi, terkadang ditambahkan dengan tes kesehatan,” kata dia.

Punya Ide dan Inisiatif

Berkaitan dengan kriteria karyawan, perusahaan umumnya sudah menentukan sendiri. Sedangkan pihak konsultan memperdalam kriteria tersebut. Misalnya perusahaan menginginkan karyawan yang pintar. Kriteria pintar dapat diterjemahkan lebih detail menjadi karyawan dengan IQ yang tinggi misalnya. “Itu akan berkaitan dengan tools atau alat apa yang akan kita gunakan,” tambahnya.

Lebih lanjut, Galuh menambahkan, “Akhir-akhir ini, perusahaan mencari orang yang tidak hanya butuh kerja. Dalam arti, peserta atau calon karyawan ini memang betul-betul tahu apa yang dia mau. Kalo lulusan baru itu kan biasanya semuanya dilamar tapi nggak ngerti sebenarnya kerja apa sih. Asal dapat (kerjaan). Kalo seperti itu, nanti akan ketahuan ketika wawancara. Tidak ada effort yang lebih. Maka dari itu, sekarang yang paling banyak dicari adalah orang-orang yang punya inisiatif, ide-ide.”

Menurut Galuh, ada 4C yang perlu dimiliki oleh setiap karyawan yang ingin sukses, yakni “Creative, Critical, Collaboration, dan Communication”. Dengan keempat hal tersebut, maka lulusan sekolah maupun perguruan tinggi mempunyai kesempatan yang besar untuk dapat diterima kerja di perusahaan manapun. Selain itu, penguasaan teknologi paling mutakhir adalah nilai lebih yang membuat calon karyawan patut diperhitungkan.

Menyukai Pekerjaan

Setelah melalui serangkaian tes, banyak karyawan yang bekerja di perusahaan ternyata latar belakang pendidikannya tidak sesuai dengan posisi kerja yang ditempati. Menanggapi hal tersebut, Galuh memaparkan, “Untuk bekerja itu ada bakat dan minat. Kalo dia memang senang di bagian itu, maka dia bisa melakukan (pekerjaannya) dengan baik, karena dia sudah suka. Tinggal dia bisa nggak mengikuti kemampuan atau keterampilan yang diminta.”

Kasus kedua yakni ketika ada karyawan yang posisi pekerjaannya sesuai dengan latar belakang pendidikan, tapi malah justru dia tidak menyukai pekerjaan tersebut. Maka tantangan selanjutnya adalah bagaimana karyawan tersebut mampu membuat dirinya menyukai pekerjaan yang ia lakukan. Galuh menuturkan, “Memang yang paling ideal adalah dia melakukan pekerjaan sesuai dengan keterampilannya yang ia suka.”